Hujan deras kembali membasahi malam Kota Aghera. Gerbang perbatasan telah tertutup sempurna. Antrian para pengungsi tidak lagi ada di sana.
Tenda-tenda pengungsi mengeluarkan cahaya hangat, masing-masing pengungsi menghangatkan diri dari hujan yang menimpa atap tenda mereka.
Sementara itu, di salah satu penginapan Kota Amrelle mereka berkumpul mengelilingi satu orang. Wanita itu ditutupi jubah dan selimut penghangat, berada di pusat perkumpulan.
Keizer mengusap rambutnya yang basah. Ia baru saja tiba di penginapan setelah mendapat surat dari Helios.
"Pakai ini." Keiron memberikan handuk kering pada Keizer.
Keizer menerimanya. "Terima kasih."
Keiron mengangguk. Ia melihat Hillary dan Keisha yang duduk di sisi wanita itu.
"Apa yang terjadi? Mengapa Marchioness Velasquez ada di sini?" Keizer bertanya bingung.
Marilyn Velasquez mengangkat wajahnya. Jejak air mata dan wajahnya yang sembab terlihat jelas. Ia menggenggam erat gelas teh hangat yang diberikan Hillary padanya, berusaha meredam isak tangisnya. "Jonas tertangkap oleh Putri Keira. Jonas memintaku datang ke sini apa pun yang terjadi."
"Apa yang direncanakan Marquess Velasquez?" Keizer bertanya lagi.
"Jonas ingin mengajukan permohonan aliansi pada anda, Yang Mulia."
Keizer melirik Keiron, meminta tanggapan.
"Apa yang membuatnya ingin mengkhianati Count Wistern?" Keiron bertanya waspada. "Marquess Velasquez menandatangani kontrak kerjasama dengan Count Wistern."
Ekspresi Marilyn mengeras mendengar pertanyaan itu keluar dari lisan Keiron. Seolah tanpa dosa, Keiron menanyakannya. "Apa yang membuatmu mengkhianati Count Wistern, Keiron?!" Mendadak ia mendamprat Keiron.
Napas Marilyn tersengal setelah mengeluarkan teriakan kekesalannya.
Keiron sedikit terkejut mendengar seruan itu. "Count Wistern membuangku."
Ruangan itu lengang. Saat ini akhirnya mereka semua mengetahui alasan Keiron kini berpihak pada Keizer. Alasan itu tidak pernah terbesit di pikiran mereka. Tidak pernah terbesit dugaan jika Count Wistern akan membuang Keiron.
Marilyn menundukkan kepalanya, perasaannya campur aduk. Ia meremas gaunnya kuat. "Jonas tidak bisa mendukung kepemimpinan Ratu Olivia. Dia bahkan bukan keturunan keluarga kerajaan." Suaranya terdengar marah. "Itu menentang prinsipnya."
Keizer mengerti, Jonas Velasquez dalam posisi yang sulit. Ia menandatangani kontrak kerjasama untuk mendukung Count Wistern dan Keiron. Alih-alih Keiron yang mengambil takhta, Ratu Olivia-lah yang mendudukinya.
Namun, dalam situasi sulit pun Jonas tidak bisa mengambil keputusan hanya dengan mendengarkan satu sisi tanpa mengetahui keseluruhan situasi yang terjadi.
"Aku mengerti. Kau bisa istirahat di sini malam ini. Kita bicarakan besok, semua orang lelah hari ini." Keizer memungkas pembicaraan.
Hari ini adalah hari yang panjang. Rekan-rekannya mengurus kedatangan para pengungsi yang tidak sedikit. Sudah dapat dipastikan jika pembicaraan yang berat ini berlanjut, mereka tidak dapat berpikiran dingin.
Sementara itu di luar penginapan. Hyeon Mi berdiri di bawah kanopi teras penginapan. Ia mengepalkan tangannya kuat. Di hadapannya, Freddie baru saja mengakhiri laporannya.
Air hujan memercik sepatu Hyeon Mi, membasahi ujung celananya. Ia tenggelam dalam pikirannya, tak menyadari Helios tiba di belakangnya.
Freddie menundukkan kepalanya memberi hormat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return to the World I Belong to Be
Исторические романыDOR! DOR! DOR! Suara tembakan berperedam itu membuat Hyeon Mi terhuyung. Ia yang tengah mengejar penjahat yang kabur sebelum sampai sel penjara, kini terkulai lemah di lantai apartemennya. Merasakan perutnya yang terasa panas dengan darah yang merem...