Ep. 3

213 17 1
                                    

Sayup-sayup suara percakapan tertangkap oleh indra pendengaran Hyeon Mi, membuatnya perlahan mengangkat kelopak matanya. Suara yang sebelumnya terdengar samar berubah menjadi jelas memasuki telinganya.

Hyeon Mi menatap sekeliling dengan pandangan buram. Namun, pandangan buram itu perlahan menyatu dan memusat. Begitu ia tidak mengenali pemandangan di sekitarnya, ia terlonjak.

"Yang Mulia?!"

Mata Hyeon Mi melebar melihat seorang perempuan bertanya padanya dengan bahasa asing. Ia menatap tajam perempuan itu dan memasang posisi siaga, membentuk pertahanan diri.

"Yang Mulia, anda baik-baik saja??"

Pandangan Hyeon Mi menatap heran perempuan yang sejak tadi mengajaknya bicara. Ia menyapu pandang dan melihat empat orang perempuan berpakaian sama berada di sekitar tempatnya tidur. Namun, ia menemukan keanehan. Ini bukan kamar apartemenku.

Hyeon Mi menelisik satu persatu sisi ruangan yang ditempatinya, begitu pun dengan empat orang perempuan di hadapannya. Namun, ia tidak menemukan jawaban yang tepat dari pikirannya dan menggaruk kepalanya karena tidak mengerti alasan dirinya berada di tempat aneh seperti ini. Ia bahkan tidak mengenali perempuan yang sejak tadi bicara padanya.

Namun, sesuatu menyadarkan Hyeon Mi. Ia terkejut saat menyentuh rambutnya yang terasa sangat halus, kemudian menariknya perlahan ke depan wajahnya.

Betapa terkejutnya Hyeon Mi melihat warna rambutnya yang aslinya hitam berubah warna menjadi keemasan. "Kyaaaa!!" Hyeon Mi memekik keras. Ia menarik rambutnya sekuat tenaga, namun rasa panas dan sakit di kulit kepalanya seketika dirasakannya.

"Yang Mulia, akan saya panggilkan dokter."

Hyeon Mi menyergah cepat, "Tunggu!" Ia membungkam mulutnya sendiri saat menyadari bahwa bahasa yang keluar dari mulutnya adalah bahasa asing, bukan bahasa Korea, seolah ia terbiasa menggunakan bahasa itu.

Perempuan yang mengenakan pakaian pelayan itu menatap Hyeon Mi penuh binar. "Katakan, Yang Mulia."

Hyeon Mi menggeleng. "Bisa tolong ambilkan aku cermin?"

Perempuan itu mengangguk cepat meskipun sedikit bingung dengan permintaan nonanya, namun ia bergegas menuju kamar rias dan mengambil cermin kecil kemudian memberikannya pada Hyeon Mi.

Hyeon Mi menatap pantulan cermin itu dengan wajah tidak percaya. Ia menyentuh wajahnya, matanya, hidungnya, dan bibirnya.

Siapa ini?

"Beruntung wajah Yang Mulia Putri Mahkota tidak terluka. Kami langsung memberikan pengobatan begitu anda terjatuh dari kuda."

Hyeon Mi menoleh mendengar ucapan itu. Lagi-lagi ia mengamati pantulan wajahnya di cermin. Putri Mahkota??

Rambut kuning keemasan, iris mata berwarna merah rubi dengan bentuk mata sedikit besar namun memancarkan keanggunan, hidung mancung, dan bibir tipis. Aku seperti pernah melihatnya. Hmm.. di mana ya? Batin Hyeon Mi berusaha mengingat ciri-ciri wajah wanita di cermin.

"Apakah anda baik-baik saja? Apa benar saya tidak perlu memanggil dokter?"

Hyeon Mi menoleh cepat begitu teringat sesuatu. "Siapa namamu?"

Pelayan itu tampak terkejut, seketika raut wajahnya berubah sedih. "Apakah anda kehilangan ingatan anda??" Tanyanya histeris. "Saya benar-benar harus memanggil dokter!"

Hyeon Mi mengangkat tangannya mencoba menyangkal seruan pelayan itu. "Aku--aku tidak hilang ingatan." Tukasnya cepat.

"Lalu, mengapa Yang Mulia menanyakan namaku? Aku adalah pelayan anda sejak kecil, Yang Mulia..." jawab pelayan itu sedih.

Return to the World I Belong to BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang