Sinar matahari pagi bersinar hangat. Suara gemerisik dedaunan tertiup angin terdengar samar. Setelah hujan deras kemarin, seolah mendung tersapu sepenuhnya, langit terlihat sangat bersih. Warna birunya bersandingan dengan warna putih awan yang berarak membuat langit pada pagi itu seperti lukisan terbaik yang pernah ada.
Suasana tenang dan damai Taman Istana Selatan pagi itu, jauh berbeda dengan suasana mencekam di sekeliling meja bundar berukuran besar. Di balik meja itu terdapat enam buah kursi.
"Ini, bukan pertemuan yang kuharapkan, Marquess Velasquez." Ekspresi wajah Raja Keith datar. Ia melirik Keizer yang diam menundukkan pandangannya, menatap ke arah meja.
Marquess Velasquez mengangguk. "Sangat disayangkan, Yang Mulia. Kami tidak bisa menjadi ipar anda." Jawabnya ringan, berbeda dengan pernyataan seriusnya.
"Apa yang terjadi? Bukankah Josephine sangat ingin menjadi Putri Mahkota? Dia mengikuti seleksi putri mahkota dengan antusias." Sahut Ratu Olivia bingung.
"Maaf, Yang Mulia. Saya merasa perlu lebih banyak belajar. Ada beberapa hal yang ingin saya pelajari lagi." Hyeon Mi menjawab dengan tenang, meskipun di balik meja, ia mengeratkan tangannya.
Ratu Olivia tertawa halus. "Apa lagi yang akan kau pelajari, Josephine? Kau sudah menguasai semua hal yang dibutuhkan untuk menjadi ratu."
"Kami harus lebih memperbaiki sikapnya, Yang Mulia." Kali ini Marchioness Velasquez mengambil alih jawaban. "Melihat Yang Mulia Keizer tidak menyukai sikap kekanakkan Josephine, kami tidak bisa membiarkannya."
"Ah, mengenai Keizer." Ratu Olivia menutup sedikit mulutnya di balik tangannya, sedikit menertawakan Keizer. "Kami sudah menegurnya agar bersikap lebih baik pada Josephine. Tidak mungkin Keizer tidak menyukai gadis cantik dan pintar seperti Josephine. Dia hanya belum menyadari perasaannya." Ujar Ratu Olivia panjang. "Waktu yang mereka habiskan berdua sepertinya kurang, jadi mereka tidak bisa saling mengenal diri."
Hyeon Mi berpikir cepat. Tidak bisa seperti ini. Aku harus mematahkan pendapat bahwa Josephine calon ratu terbaik. Tapi bagaimana caranya?
"Ah, sepertinya waktu setengah tahun itu kurang untuk saling mengenal diri, ya?" Marchioness Velasquez menyindir sarkas.
Wajah Ratu Olivia seketika merah padam begitu mendapatkan sindiran halus dari Marchioness Velasquez.
Sementara itu jauh di belakang Keizer, Helios berdiri mengawal pertemuan keluarga itu. Ia tidak bisa mendengar pembicaraan di sana, namun ia dapat menangkap ekspresi orang-orang. "Sepertinya tidak berjalan baik." Gumamnya mendapati ekspresi tegang dan gelisah Josephine.
"Ehem.. karena, Keizer sibuk dengan pelajaran mengurus kerajaan, politik, dan ekonomi. Sepertinya setengah tahun tidak cukup untuk saling mengenal." Ratu Olivia menebalkan wajahnya.
Meja itu pun lengang dari pembicaran.
"Tidak, Yang Mulia. Ada hal lain yang ingin saya lakukan." Cetus Hyeon Mi tiba-tiba.
"Apa itu, Sayang? " Ratu Olivia bertanya lembut.
Hyeon Mi menegaskan pandangannya. "Saya ingin menjadi penerus keluarga Marquess Velasquez." Ia berujar tegas.
Spontan semua pasang mata mengarah pada Josephine dengan sorot terkejut. Tak luput Keizer yang sejak tadi menundukkan pandangannya pun menatap Hyeon Mi tidak percaya.
"Keluarga Marquess Velasquez adalah pedang kedua di kerajaan setelah Keluarga Duke Volgov. Jika saya menjadi putri mahkota, silsilah penerus turun temurun keluarga akan diberikan pada sanak saudara yang bisa meneruskan keluarga. Tapi, banyak kasus keluarga bangsawan kelas atas yang hancur karena salah memilih penerus. Karena itu, saya ingin menjadi penerus keluarga Marquess Velasquez, Yang Mulia." Hyeon Mi menjelaskan, penuh keyakinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return to the World I Belong to Be
Tiểu thuyết Lịch sửDOR! DOR! DOR! Suara tembakan berperedam itu membuat Hyeon Mi terhuyung. Ia yang tengah mengejar penjahat yang kabur sebelum sampai sel penjara, kini terkulai lemah di lantai apartemennya. Merasakan perutnya yang terasa panas dengan darah yang merem...