Matahari sempurna terbit di ufuk barat. Kota Aghera pagi itu tertutup awan mendung seperti kemarin. Iring-iringan kereta kuda sederhana yang digunakan rombongan Helios untuk melindungi diri di Kota Aghera memasuki pelataran mansion.
Seorang wanita berdiri anggun membawahi pelayan yang berbaris rapi menghormati tamu yang datang.
"Hillary." Keizer bergumam pelan melihat sosok adik Helios yang menyambut kedatangan mereka.
Hillary menundukkan kepalanya, memberikan hormat. "Salam kepada Yang Mulia Putra Mahkota."
Keizer mengangguk. "Bangunlah."
Hyeon Mi melirik Helios canggung. Sampai saat ini, ia tidak tahu Hillary berada di pihak mana. "Selamat pagi, Nona Volgov. Terima kasih sudah menerima kedatangan kami." Ia memutuskan bersikap ramah.
Hillary menatap Josephine datar. "Ford akan mengantar kalian ke kamar. Silakan beristirahat, pasti melelahkan duduk di kereta itu semalaman."
"Terima kasih, Hillary." Helios berjalan ke sisi adiknya.
"Aku tidak menduga dapat melihat Pangeran Keiron yang terhormat di sini." Hillary berujar sarkas, menatap Keiron tajam.
Hyeon Mi menganalisa situasi mendapati sikap permusuhan Hillary pada Keiron.
"Aku minta maaf."
"Ha! Seorang Pangeran Keiron yang terhormat meminta maaf? Aku bahkan tidak pernah membayangkannya di mimpiku." Hillary mengangkat dagunya, tatapan tajam tidak lepas dari sorot matanya.
Keiron menatap Hillary serius. "Hillary--"
"Nona Volgov!" Hillary meralat panggilan Keiron. "Panggil saya dengan benar. Saya tidak sedekat itu dengan anda."
Ford mendekati Josephine yang berada di tengah-tengah Keisha dan Keison. "Yang Mulia Pangeran dan Yang Mulia Putri, bagaimana jika kita beristirahat dulu?"
Keison menggenggam tangan Josephine kuat. "Aku masih mau di sini. Aku sudah cukup beristirahat di kediaman Verizon sebelumnya." Ia menolak. Meskipun rambutnya terlihat acak-acakan karena tertidur di pangkuan Josephine.
Ford beralih menatap Keisha. "Bagaimana dengan anda?"
"Aku akan beristirahat." Keisha mengikuti kepala pelayan kediaman Volgov setelah mengatakannya.
Hyeon Mi merapihkan rambut Keison. "Apakah kau tidak lelah?"
Keison mengangguk. "Tapi, sepertinya Kak Josephine yang lelah. Apa kaki Kakak tidak apa-apa? Aku tidur terlalu lama."
Hyeon Mi tertawa kecil. "Tidak apa-apa. Kau tidak perlu khawatir."
"Katakan jika kaki Kakak mati rasa atau tidak nyaman. Aku akan meminta Kak Keisha untuk mengobati Kakak." Keison mengeratkan genggaman tangannya, pertanda ia bersungguh-sungguh dalam ucapannya.
Hyeon Mi mengulas senyum. "Jika itu terjadi, aku akan mengatakannya padamu."
"Bagaimana jika kita berbicara di dalam? Aku yakin banyak hal yang akan kita bicarakan." Helios menyela perdebatan adiknya dan Keiron. "Kita akan bertemu di ruang kerjaku, dua jam lagi. Aku harap kalian sudah berganti pakaian dan sudah menyantap sarapan pagi."
Keputusan Helios final. Selain ia tidak menerima penolakan, Helios juga merupakan seorang tuan rumah. Ia berusaha keras membuat tamunya merasa nyaman.
Perdebatan itu terjeda setelah Helios menginterupsi. Mereka pun menghabiskan waktu untuk mengistirahatkan diri selama dua jam ke depan.
Tumpukan selebaran memenuhi meja kerja Helios. Carsien berdiri di sisi Helios untuk memberikan laporan. "Selebaran disebar saat fajar. Sejauh ini selebaran baru sampai di ibu kota. Butuh waktu beberapa hari untuk sampai ke daerah lain. Tapi, hanya membutuhkan enam jam untuk sampai ke Kota Aghera." Ia menjelaskan hasil penemuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return to the World I Belong to Be
أدب تاريخيDOR! DOR! DOR! Suara tembakan berperedam itu membuat Hyeon Mi terhuyung. Ia yang tengah mengejar penjahat yang kabur sebelum sampai sel penjara, kini terkulai lemah di lantai apartemennya. Merasakan perutnya yang terasa panas dengan darah yang merem...