Ep. 46

44 3 0
                                    

Dengan segala hormat, kami tidak bisa membantu anda Yang Mulia Ratu.

Ratu Olivia menghempaskan kertas surat yang dibawa oleh sekretasinya ke ruang kerjanya.

Dalam keadaan seperti ini, sulit untuk mengirim bantuan dari kerajaan kami, Yang Mulia. Kami mohon maaf.

Mohon maaf, Yang Mulia. Kerajaan kami tengah berperang dengan suku barbar. Kami tidak bisa mengirim bantuan untuk Kerajaan Cerulean.

"Arghhh!!!" Ratu Olivia meremas kertas terakhir yang dibacanya. Merobeknya menjadi beberapa bagian.

"Bagaimana bisa tidak ada satupun kerajaan yang dapat mengirimkan bantuan?!" Ratu Olivia memekik jengkel. Merasa usahanya menulis satu persatu surat berstampel Kerajaan Cerulean dan mengirimkannya pada setiap kerajaan tetangga menjadi sia-sia.

"Di mana Keiv sekarang?"

Sekretaris itu sedikit menundukkan kepalanya. "Beliau sedang memeriksa jumlah pasukan kerajaan sebelum bertemu dengan Marquess Velasquez."

Sebuah senyum lega terlihat di wajah Ratu Olivia. "Benar, masih ada pasukan Marquess Velasquez." Ia bergumam lega.

"Antar aku ke tempat Keiv, aku juga harus bertemu dengan Marquess Velasquez."

Istana Barat yang sebelumnya menjadi pusat pemerintahan di Kerajaan Cerulean, kini berubah menjadi markas pasukan kerajaan.

Beberapa komandan pasukan menghadap Keiv dan memberikan situasi pasukan mereka padanya.

"Jadi, ada cukup banyak orang yang tidak mau ikut serta dalam penyerangan Kota Aghera?" Keiv mengusap dagunya, menatap rendah para komandan pasukan di hadapannya.

Seorang komandan mengangguk lambat. "Benar."

"Bukankah mereka sudah melakukan sumpah darah? Jika mereka tidak melakukan hal yang diinginkan sang pemilik segel, hidup mereka bisa berakhir." Keiv bertanya tak mengerti.

"Itu--" Komandan itu menjawab ragu, ia menahan kalimatnya. "Menurut mereka, melawan keluarga kerajaan adalah pemberontakan." Lanjutnya, bicara takut-takut.

Keiv tertegun mendengarnya, sedetik kemudian sebuah seringai muncul di wajahnya. "Itu benar, ini memang pemberontakan!"

Setiap orang di sana bergidik ngeri melihat ekspresi mengerikan Keiv. Seolah telah mendapatkan ide yang luar biasa.

"Karena itu, perintahkan setiap anggota pasukan yang tidak ingin melakukan penyerangan. Aku akan mengirim mereka ke Kota Aghera malam ini."

"Ya, ya? Benarkah itu?"

"Wah, akhirnya!"

"Yang Mulia Keiv baik sekali!"

Keiv mengulas senyum penuh arti menatap anggota pasukan kerajaan itu.

"Yang Mulia Ratu Olivia telah tiba!"

Mendengar nama itu sontak seluruh orang memasang posisi hormat mereka.

"Apa yang sedang kau lakukan?"

"Mari bicara di tempat lain, Yang Mulia." Keiv mengarahkan Ratu Olivia meninggalkan pelataran Istana Barat.

Beberapa menit melangkah pergi meninggalkan Istana Barat, Ratu Olivia dan Keiv sampai di taman Istana Pusat.

Ratu Olivia menyapu pandang, memastikan tidak ada orang selain dirinya dan Keiv di sekitar taman. "Tidak ada kerajaan yang bisa mengirimkan bantuan."

"Tidak masalah, kita masih punya pasukan Marquess Velasquez." Keiv menanggapi ringan. Ia mengulas senyum menenangkan.

Ratu Olivia menatap mata Keiv. "Benar. Kita bisa menggunakan Pasukan Kerajaan, pasukan Marquess Velasquez, dan kesatria keluarga Count Wistern." Ia berujar tenang setelah mendengar kalimat Keiv. "Kota Aghera hanya sendiri. Mereka tidak mungkin menang."

Return to the World I Belong to BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang