Pandangan heran Hyeon Mi terpaku pada keadaan pelataran istana. Pemandangan yang tidak pernah dibayangkannya terjadi di depan matanya.
Begitu mendengar kabar dari Tuan Howard mengenai kedatangan Marquess Velasquez, Helios, Keizer, dan Rachel ke Istana Utara, secara bersamaan, ia sangat terkejut. Apakah mereka semua punya urusan di Istana Utara? Batinnya tidak habis pikir.
Beberapa kereta kuda berhenti di pelataran Istana Utara. Hyeon Mi melongo melihat Marquess Velasquez, Helios, Keizer, dan Rachel keluar dari masing-masing kereta kuda.
Joseph mengulas senyum melihat putrinya berjalan menghampirinya dengan ekspresi bingung. "Apa kabar, Josephine? Maaf, aku tidak mengabarkan kedatanganku."
Hyeon Mi tersentak mendengar panggilan itu. Meskipun sudah satu bulan lebih Hyeon Mi berada di sini, ia tetap tidak terbiasa mendengar nama Josephine sebagai nama panggilannya.
Helios menangkap ekspresi getir dari wajah Josephine sesaat. Bagaimana rasanya menjadi Hyeon Mi? Semua orang memanggilnya Josephine dan dia harus bersikap seperti Josephine. Aku mulai mengerti alasan dia bersikeras ingin kembali ke dunianya.
"Kabarku baik sekali, Ayah." Hyeon Mi menjawab, berpura-pura riang. Tentu saja Helios mengetahui kepura-puraan itu. "Apakah Ayah menghadiri persidangan?"
Marquess Velasquez mengangguk. "Ya, kami baru selesai menghadiri persidangan." Tanggapnya. "Josephine, bisakah Ayah meminjam ruanganmu? Yang Mulia Keizer ingin membicarakan sesuatu dengan ayah."
"Ah, kalau begitu. Silakan masuk, ayah bisa melanjutkan obrolan di dalam." Pungkas Hyeon Mi cepat dengan bantuan beberapa pelayan menunjukkan arah pada Marquess Velasquez dan Keizer.
Hyeon Mi menatap wajah Rachel yang berseri-seri. Ia mengulas senyum hangat pada Rachel yang langsung dibalas dengan senyuman.
Hyeon Mi berjalan masuk ke kamarnya bersama Helios, sementara Marquess Velasquez dan Keizer menuju ruang tamu.
"Bagaimana persidangnya?" Hyeon Mi mempersilakan Helios duduk di sofa ruangannya.
Nora bersama beberapa pelayan lain dengan cekatan mempersiapkan jamuan kecil untuk Helios.
Helios yang melihat wajah yang dikenalnya spontan mengembangkan senyumnya. "Kau sudah bertemu pelayan yang kukirim?"
Hyeon Mi mengangguk, membiarkan Nora menuangkan teh untuknya dan Helios. "Nora manjadi penanggung jawab jamuan."
"Mereka pelayan yang baik di kediamanku. Semoga mereka tidak mengecewakanmu." Tanggap Helios, ia mengangguk pada Nora yang pamit undur diri.
"Aku percaya padamu." Sahut Hyeon Mi ringan. "Jadi, Bagaimana sidangnya?"
"Semua lancar. Kau pasti sudah mengetahuinya." Tanggap Helios ringan.
Hyeon Mi tersenyum tipis. "Tapi tetap saja aku tidak mengetahui semuanya." Timpalnya. "Kau tahu? Aku menemukan sesuatu. Seluruh kesatria kerajaan yang berjaga di Pusat Hewan Kerajaan sebelumnya pernah bekerja di bawah Count Wistern. Mereka sengaja memanipulasi catatan izin keluar hewan dan mencoba mencelakaiku saat itu. Ini sangat jelas menunjukkan mereka memegang kendali penuh di Pusat Hewan Kerajaan." Ujarnya panjang lebar. "Apa yang mereka dapatkan setelah mencelakaiku? Apa yang pangeran Keiron dan Count Wistern incar? Posisi putri mahkota? Apakah mereka mengusulkan kandidat mereka jika posisi putri mahkota kosong?" Ujarnya mengungkapkan dugaannya.
Helios diam, tidak menanggapi.
"Ada apa denganmu, Helios? Apakah ada yang salah?" Tanya Hyeon Mi bingung melihat sikap Helios.
"Bisakah kau beristirahat hari ini?" Tanya Helios di luar dugaan Hyeon Mi. "Bisakah kau mengambil napas sejenak, Park Hyeon Mi? "
Mendengar Helios memanggil namanya seketika membuat seluruh pertahanan Hyeon Mi selama ini luruh. Ia menundukkan kepalanya dan mencengkeram sisi gaunnya. Rasa sesak, lelah, dan takut bercampur menjadi satu.
![](https://img.wattpad.com/cover/261349265-288-k778722.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Return to the World I Belong to Be
Historical FictionDOR! DOR! DOR! Suara tembakan berperedam itu membuat Hyeon Mi terhuyung. Ia yang tengah mengejar penjahat yang kabur sebelum sampai sel penjara, kini terkulai lemah di lantai apartemennya. Merasakan perutnya yang terasa panas dengan darah yang merem...