Mendadak ponsel Helios berdering, pemanggil bernama Felix terlihat di layar ponselnya. "Halo, Felix?"
"Halo, Helios! Bagaimana kabarmu di sana? Kudengar kau menjadi seorang pemateri seminar?"
"Ah itu. Benar. Aku menggunakannya untuk rencanaku."
"Wah, Helios. Kau benar-benar menggunakan semua hal yang kau miliki."
"Berkatmu aku bisa melakukannya, Felix." Helios tertawa kecil. "Bagaimana denganmu? Apakah kau baik-baik saja di sana?"
"Tentu saja, khawatirkan dirimu sendiri. Bagaimana jika wanita itu didekati pria lain?"
Helios menghela napas. "Kau selalu bisa menebaknya dengan akurat, Felix."
"Tunggu? Jadi aku benar?!"
"Ya. Dia memang didekati oleh pria lain. Aku sedikit merasa terancam sekarang."
"Mengapa kau merasa terancam? Apakah wanita itu tidak ingat denganmu? Bagaimana bisa wanita itu menolak pesona Helios--"
"Dia kecelakaan sebelumnya, sepertinya ingatannya hilang."
"Itu kabar buruk, Helios." Suara Felix terdengar sedih. "Apakah dengan penampilan dan statusmu tidak dapat membantu?"
Helios mengusap tengkuknya canggung. "Sepertinya dia justru merasa terbebani."
"Ah. Aku baru pertama kali mendengarmu patah semangat." Felix berujar terdengar lesu. "Tidak bisakah kau perlahan mengembalikan ingatannya? Bagaimanapun kalian pernah menjalin hubungan, pasti ada jejak yang tertinggal."
Helios berpikir sejenak setelah mendengar ucapan Felix. Benar. Gelang itu adalah jejaknya. Jika aku membuatnya mengingat dunia novel, perlahan dia akan mengingatku. "Kau benar, Felix. Terima kasih atas saranmu."
"Itu bukan apa-apa. Katakan padaku jika kau memiliki kegelisahan. Aku akan membantumu." Felix berujar menenangkan.
Helios mendapati Hyeon Mi dan Min Hyeok yang baru saja menyelesaikan urusan mereka. "Felix, aku harus mengakhiri panggilan. Nanti kuhubungi lagi."
"Sudah selesai?" Ki Hyeong bertanya langsung pada Hyeon Mi yang menjawabnya dengan anggukan ringan.
Hyeon Mi melirik Helios yang terlihat menunggunya berbicara. "Apa yang akan kau lakukan setelah ini, Helios?"
Ki Hyeong lantas menoleh, menatap Helios yang tengah tersenyum cerah. Ia kembali menatap Hyeon Mi, entah kenapa kehadiran Helios benar-benar membuatnya merasa tidak nyaman.
"Bagaimana kalau kita makan bersama?" Helios mencetuskan idenya, sebisa mungkin untuk terlihat sederhana.
"Itu--" Ucapan Ki Hyeong terpotong dering ponselnya yang menunjukkan nama 'markas'. "Ah. Sepertinya aku tidak bisa bergabung dengan kalian." Ujarnya dengan berat hati.
Diam-diam Helios menahan senyumnya mengetahui Ki Hyeong akan pergi dengan sendirinya. "Apa ada makanan yang bisa kau rekomendasikan padaku, Min Hyeok?"
"Tentu! Ada banyak makanan korea yang enak." Min Hyeok berujar antusias. Ia mengangsurkan tangannya pada Ki Hyeong. "Kunci mobil Kak Hyeon Mi ada pada anda, bukan?"
"Ah, benar." Ki Hyeong lantas memberikan kunci mobil Hyeon Mi pada Min Hyeok.
"Mari pergi, Helios!" Min Hyeok berseru antusias.
Hyeon Mi menggeleng-geleng melihat adiknya yang cepat sekali akrab dengan Helios. "Kalau begitu, kami pergi dulu."
Dengan berat hati, Ki Hyeong mengangguk, membiarkan Hyeon Mi pergi bersama Min Hyeok dan Helios. "Ah. Ini tidak bisa dibiarkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Return to the World I Belong to Be
Fiksi SejarahDOR! DOR! DOR! Suara tembakan berperedam itu membuat Hyeon Mi terhuyung. Ia yang tengah mengejar penjahat yang kabur sebelum sampai sel penjara, kini terkulai lemah di lantai apartemennya. Merasakan perutnya yang terasa panas dengan darah yang merem...