"Ehmm.. Keizer?"
"Hmm?"
"Aku bisa menunggangi kudaku sendiri." Hyeon Mi menggenggam erat tali kekang kuda milik Keizer.
"Tidak. Meskipun kau tidak merasakan sakit, tetap saja kakimu terluka. Aku tidak akan membiarkanmu menaiki kuda sendirian." Keizer menolak keras.
Hyeon Mi menciut di tempatnya. Ia merasakan angin malam menerpa rambutnya yang spontan membuatnya menyentuh kepalanya. "Topiku, tidak ada?"
"Sejak kapan itu menjadi topimu?"
Hyeon Mi tertawa canggung. "Maksudku topimu yang kupakai. Apa jatuh di suatu tempat?"
"Ya. Tadi jatuh ke laut saat aku melompati jembatan pintu keluar." Keizer menjawab singkat.
"Ah, begitu."
Keheningan tercipta di atas kuda yang berpacu dengan kecepatan stabil. Sementara di sisi kuda Keizer, terdapat seorang pengawal yang baru saja dipanggil oleh Derick untuk mengawal kepergian Keizer dan Hyeon Mi karena Hudson mengurus segala sesuatu di sana.
"Perang yang sesungguhnya akan terjadi. Aku tidak menyangka akan memerangi saudaraku sendiri." Seloroh Keizer.
Hyeon Mi tersentak. Bagaimanapun, ia adalah orang yang membuat alur cerita mengenai saudara Keizer yang akan memberontak.
"Aku juga tidak menyangka Keiron melakukan hal sejauh ini." Imbuh Keizer. "Meskipun dia menyebalkan, tidak bisa kupungkiri bahwa dia adalah saudaraku. Meskipun dia memiliki alasan untuk melakukannya, tetap saja itu tidak bisa dibenarkan."
Perasaan sesak menguasai hati Hyeon Mi. Ia tidak pernah mengetahui perasaan asli Keizer menanggapi perang saudara ini. Ia hanya merasa perlu membuat plot yang kuat untuk ceritanya. Namun, saat ini ia terjebak di dalam novel bersama seluruh karakternya, ia mulai menyesali perbuatannya.
Keizer menghela napas. "Tetap saja. Melakukan sesuatu yang melanggar hukum tidak dapat dibenarkan." Tukasnya membulatkan tekad.
"Kau--orang yang kuat Keizer. Aku yakin kau tidak akan hancur dengan mudah."
Hyeon Mi tidak tahu jika Keizer mengulum senyumnya. "Terima kasih."
Kuda yang membawa Keizer dan Hyeon Mi berhenti di sebuah jalan menuju perkampungan penduduk.
Keizer menatap sinar bulan yang cukup terang malam ini.
"Kita harus bermalam di sini. Ini sudah larut. Sebaiknya kita melanjutkan perjalanan besok." Keizer melompat menuruni kudanya.
Hyeon Mi mengangguk, menyetujui ide Keizer karena melanjutkan perjalanan malam hari cukup berbahaya.
Keizer menuntun kudanya yang masih membawa Hyeon Mi di atasnya. Ia mendekati salah satu pengawal yang menjaga pintu masuk sebuah kota.
"Selamat malam, apakah ada yang bisa kami bantu?"
Keizer merogoh sesuatu dari balik jubahnya. Ia menunjukkan lencana berlambang matahari berwarna emas berkilauan.
Sontak dua pengawal itu terkejut melihat lambang kerajaan terukir di sana.
"Ta--tapi, bukankah keluarga kerajaan memiliki rambut cokelat dan mata keemasan?"
"Ah.." Keizer menjentikkan jarinya yang sekejap mengubah warna rambutnya kembali. "Sekarang, kalian mengenaliku?"
"Ya, Yang Mulia Putra Mahkota!!"
"Kabarkan kedatanganku pada pemimpin kalian. Aku harus menginap malam ini bersama mereka." Keizer menunjuk dua orang lain yang ikut serta.
"Boleh kami tahu identitas mereka? Kami harus mengikuti prosedur."
![](https://img.wattpad.com/cover/261349265-288-k778722.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Return to the World I Belong to Be
Fiksi SejarahDOR! DOR! DOR! Suara tembakan berperedam itu membuat Hyeon Mi terhuyung. Ia yang tengah mengejar penjahat yang kabur sebelum sampai sel penjara, kini terkulai lemah di lantai apartemennya. Merasakan perutnya yang terasa panas dengan darah yang merem...