Pendengaran Hyeon Mi menangkap keributan samar di sekitarnya. Ia ingin sekali membuka matanya yang terasa berat, namun tubuhnya terasa sangat lelah seolah tak bertenaga.
"Kak Hyeon Mi!!"
"Hyeon Mi?!"
Hyeon Mi mengerutkan keningnya, mengapa ia merasa sangat sedih hanya dengan mendengar seseorang memanggilnya?
Hyeon Mi ingin sekali membuka matanya. Perlahan, ia menemukan langit-langit berwarna putih bersih terlihat.
Hyeon Mi memutar bola matanya ke sisi kanan. Ia melihat wajah teman yang dirindukannya beserta adiknya.
Hae Na dan Hae Jun.
Hyeon Mi kembali memutar bola matanya ke sisi kiri dan mendapati neneknya bersama seorang laki-laki yang tidak dikenalinya.
"Aku akan memanggil dokter!" Suara Hae Na perlahan terdengar jelas menguasai pendengaran Hyeon Mi.
Setelah melalui serangkaian pemeriksaan dokter dan mendapatkan hasil yang baik.
Hyeon Mi diminta untuk tidak memaksakan diri dan mengatakan pada dokter jika merasa sakit atau tidak nyaman pada tubuhnya.
Ranjang pembaringan Hyeon Mi terangkat perlahan, membuatnya dalam posisi setengah duduk bersandar. Ia menatap satu persatu wajah yang terlihat jelas mengkhawatirkannya. Ia tersenyum tipis, meskipun bibirnya tersenyum tipis, ia tersenyum melalui matanya. "Apakah aku membuat kalian khawatir?" Ucapnya perlahan, seolah berbicara adalah hal yang sangat baru baginya.
"Tentu saja! Kami sangat mengkhawatirkanmu!"
"Berapa lama aku tidak sadarkan diri?"
"Tidak sadarkan diri?! Kau koma selama tiga bulan!" Lagi-lagi Hae Na menyergah Hyeon Mi.
"Ah, pantas saja aku merasa tubuhku lemas. Sudah selama itu aku berbaring tanpa menggerakkan tubuh." Hyeon Mi berujar ringan.
Pandangan Hyeon Mi mengarah pada neneknya. "Nenek. Aku minta maaf sudah membuatmu khawatir."
Nenek Hyeon Mi menyeka air matanya. "Terima kasih sudah tetap hidup, Cucuku."
Hyeon Mi mengangguk. "Hae Jun. Kau tidak sekolah?"
"Apa maksud, Kakak? Ini libur musim panas. Aku baru saja kembali dari kafe belajar." Hae Jun bersungut mendengar pertanyaan pertama Hyeon Mi padanya.
Hyeon Mi tertawa kecil.
"Apa lukamu baik-baik saja? Apa ada yang terasa sakit?" Nenek Hyeon Mi bertanya cemas.
Hyeon Mi mengangguk. "Aku baik-baik saja. Dokter bilang, lukaku sudah pulih sepenuhnya."
"Syukurlah."
Hyeon Mi menyapu pandang, saat pertama kali ia membuka matanya. Sepertinya ia melihat seorang pria asing di sebelah neneknya. Namun, saat ini ia tidak dapat melihatnya. "Ehm.. apa mungkin aku salah lihat ada laki-laki di sebelah Nenek tadi?"
Nenek melempar tatapan pada Hae Na yang langsung mengangguk. Tanpa bicara, Hae Na pergi keluar kamar rawat dan tak lama kembali bersama seorang laki-laki.
"Hyeon Mi, ini--"
Laki-laki itu menahan Hae Na bicara. Ia mendekati Hyeon Mi dan berdiri di dekatnya. Hyeon Mi mengamati wajah laki-laki itu seksama.
Entah kenapa, ia merasa sesuatu melesak di hatinya. "Kau, Park Min Hyeok?"
Laki-laki yang dipanggil Park Min Hyeok itu mengangguk, tak kuasa membendung kerinduan dan isak tangisnya. Lantas ia memeluk Hyeon Mi erat. "Kakak. Aku kembali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Return to the World I Belong to Be
Ficción históricaDOR! DOR! DOR! Suara tembakan berperedam itu membuat Hyeon Mi terhuyung. Ia yang tengah mengejar penjahat yang kabur sebelum sampai sel penjara, kini terkulai lemah di lantai apartemennya. Merasakan perutnya yang terasa panas dengan darah yang merem...