Bab 3
Mungkin kau hebat. Tapi, di areaku. Aku adalah jagoan..
."Jangan rebutan!" teriak Irma yang sedang menyuci pakaian di dapur.
Teriakan cempreng putrinya yang sedang kejar-kejaran itu membuat Irma heran dengan kakak-beradik yang tidak pernah akur itu.
"Ma, Anika ngambil semua ayamnya!" teriak Naya mengadu pada Mamanya.
Mengherankan memang, jika ia dan sang adik sering berebut makanan. Perkara makanan nikmat itu nomor satu.
Irma yang barusaja pulang dari rumah tetangga setelah membantu bekerja di sana, pulang membawa lauk-pauk yang nikmat untuk dua putrinya.
Niat hati ingin membahagiakan putrinya, namun berakhir dengan perebutan paha ayam yang tertinggal satu buah di dalam piring.
"Nika, mengalah sama Kakak, Nak!" teriak Irma sudah bosan melerai, tidak ada habisnya.
"Nggak mau!!" teriak Nika berlari keluar rumah, sambil meledek Naya.
"Itu paha ayam punya gue, Nik! Awas aja lo kalau ketangkap." Naya mengejar sang adik sekuat sambil berteriak penuh amarah.
Naya menatap lurus, ketika dari kejauhan ada mobil dengan kecepatan cukup tinggi melaju ke arah Anika.
Tanpa rasa takut, Naya memeluk sang adik dengan jantung berdebar tidak karuan. Mereka berdua pun langsung jatuh tersungkur ke tanah.
Naya menghela napas lega. Hampir saja, nyawanya melayang di depan mata.
Dengan napas memburu, Naya menenangkan Anika yang tiba-tiba menangis dengan tubuh bergetar ketakutan.
"Nggak apa-apa, Nik. Ada gue!" Meskipun dicap sebagai kakak yang jahat oleh sang Adik. Tapi, sebenarnya kasih sayang Naya pada Anika tidak perlu diragukan lagi.
Naya mengusap tangis di wajah Anika. Merapikan helai rambut sang adik ke telinga. Mereka masih berduduk di tanah, tepat di depan mobil sialan yang hampir membunuh mereka berdua.
"Lo ambil aja paha ayamnya, cepat pulang!" perintah Naya pada sang adik.
Mendengar hak kepemilikan paha ayam jatuh kepadanya. Anika sedikit tersenyum, lalu mengangguk. Ia bangkit dan berlari kembali pulang ke rumah.
Naya mengepalkan tangan dengan kuat, berteriak meminta pengendara mobil kaparat itu untuk keluar setidaknya untuk meminta maaf.
Namun, tiga pria di dalam mobil itu sama sekali tidak beranjak. Benar-benar membuat seorang Nayara dongkol.
Naya bahkan melakukan berbagai usaha untuk membuat mereka keluar dan meminta maf sebagai manusia yang layak. Goresan mobil dengan batu yang ia pegang pun nampak tidak berhasil, menarik perhatian tiga pengecut itu untuk keluar dari persembunyian mereka.
Ia pun sudah bersiap dengan posisi kuda-kuda, siap untuk mengincar salah satu spion mobil dengan tendangan yang ia pelajari selama ini.
Beruntung, nasib spion tidak bersalah itu aman. Seorang pria keluar dari dalam mobil dan segera menghampiri Naya dengan wajah angkuh.
"Orang kaya emang selalu songong!" gumam Naya sangat pelan.
"Lo punya mata nggak sih, bego lo hampir aja ketabrak!" ucap pria songong itu dengan nada tidak ramah sama sekali.
Naya menghela napas berat, lalu menyisir rambut panjanganya dengan sebelah tangan.
Bukannya mendengar permintaan maaf. Ia malah dimaki. Di dunia ini, memang begitu hukumnya. Orang kaya tidak pernah mau mengakui kesalahan mereka!
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN PERMEN KARET
Teen Fiction(RE-PUBLISH) Ini tentang Naya gadis cantik pemberani dari gang kumuh, yang berjuang mengejar mimpinya di tempat paling indah yang bahkan tidak pernah ia duga sebelumnya. Hidup Naya sesaat seperti seorang putri disney yang menang lotre. Penuh keajai...