25. MENGENALI BAYANGAN

467 59 23
                                    

Bab 25
Seperti bayangan, terlalu setia.
Itu membuatnya jadi tidak terlihat.

.
.

Jangan lupa vote❤.

.
.

Naya memarkirkan sepedanya dengan rapi seperti biasa. Matanya memandang sekeliling, parkiran terlihat sepi.

Pagi ini, dirinya memang sengaja berangkat lebih pagi. Hanya, untuk melaksanakan jadwal piket bergilir.

Bisa dibilang, Naya cukup rajin. Karena selalu dirinya-lah yang bekerja sendiri.

Bagaimana tidak? Tentu saja, karena ia mendapat kelompok piket bersama dengan Ivona dan Lila, serta dua teman lainnya. Namun, Ivona melimpahkan semua tugas itu pada Naya, ia juga melarang Richard dan Mily untuk membantu.

Naya hanya bisa pasrah, menerima semua itu dengan lapang dada. Sudah berulang kali Naya melawan, namun ujung-ujungnya hanya memperpanjang masalah.

Semua berubah menjadi makin rumit. Naya yang benci pekerjaan rumah, terpaksa harus menerima takdir barunya, yaitu ... seorang putri yang mendadak beralih fungsi sebagai babu di sekolah.

Bisa dihitung, Naya sudah membersihkan tiga tempat berbeda sejauh ini. Markas Wwold3, ruang band Keenan, dan kelas.

Dari merapikan kursi-meja, membersihkan papan tulis, mengisi tinta spidol, menyapu kolong meja dan seluruh lantai. Semua Naya lakukan dengan niat tidak sepenuh hati.

"Yang penting, gue piket kelas," kata Naya menatap kelas yang masih sepi. Hanya terlihat beberapa orang yang hadir.

Namun, Naya sudah bisa mendengar hirak-piruk keramaian. Kelasnya yang berada di lantai dua, membuat Naya malas untuk mencuci pel. Yang artinya, ia harus turun ke lantai satu.

Meskipun malas, pada akhirnya Naya berada di lantai satu. Berdiri di depan keran air sembari mencuci kain pel.

"Hai, bisa kita bicara?" tanya seseorang tiba-tiba muncul di hadapan Naya.

Naya mematikan keran air, memegang gagang pel agar tidak jatuh, lalu mendongak cepat.

"Bicara di sini aja," jawab Naya cepat.

Naya kenal siapa gadis cantik yang berdiri di hadapannya. Dia adalah Ketua Osis Smartly. Sekaligus, orang yang punya tanggal lahir sama dengan Naya. Gadis cantik itu bernama, Embun.

"Lo ada hubungan apa sama Keenan?" tanya Embun to the point, matanya memperhatikan sekitar. Di sekeliling mereka berdua memang terlihat lumayan sepi. Ia merasa lega karena memungkinkan, untuk leluasa dalam berbicara.

"Nggak ada," jawab Naya cepat. Ia sibuk memeras air pel hingga mengeluarkan air kotor berwarna gelap.

"Seriusan nggak ada?" tanya Embun lagi, masih penasaran.

"Iya. Kenapa?" Kali ini, giliran Naya yang bertanya. Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulutnya.

"Gue harap, lo jauhin Keenan!"

"Gue juga harap begitu. Gue harap tuh cowok atau siapa namanya, si Keenan itu. Iya si Keenan itu berhenti ganggu gue." Naya berucap terputar-putar. Ia pun bingung apa yang ingin ia katakan sebelumnya. Tapi, begitulah intinya.

PANGERAN PERMEN KARETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang