37. TOXIC HATER'S

459 53 20
                                    


.

Bab 37
Jadi haters kok toxic, jujur aja situ fans kan?

.
.

Kondisi tangan Naya benar-benar memperihatinkan, ia harus mengenakan gips dan arm sling untuk pergi ke sekolah.

Ruang gerak Naya benar-benar terbatas, beruntung tangan kanan Naya masih dalam kondisi baik-baik saja.

Seolah kurang kecelakaan yang Naya alami. Kini, ia pun harus dihadapkan dengan tiga monster yang anehnya malah menjadi most wanted di Smartly.

Seorang pria baru saja keluar dari dalam mobil mewah miliknya, tersenyum ke arah Naya seolah semuanya baik-baik saja.

"Naik, Nay! Lo berangkat bareng gue aja," ajak Keenan berjalan menghampiri Naya.

"Nggak bisa, Naya nggak boleh ikut sama orang yang udah bikin dia celaka kayak gini!" kekeh Vier menolak, ia tidak akan setuju dengan hal itu.

"Naya harus bareng gue. Karena gue orang yang udah bikin Naya celaka. Jadi, gue harus bertanggung jawab penuh sampai kondisi tangan dia pulih." Keenan menyahut dengan tampang tidak bercanda.

"Udahlah, banyak omong lo! Pokoknya, Naya berangkat bareng gue aja, pakai motor," putus Vier seenak jidat, mengabaikan pemilik diri yang harusnya lebih berhak.

"Udahlah, jangan ributin gue!" sela Naya dengan suara lumayan tinggi, sorot matanya bergerak secara bergantian pada Vier dan Keenan. "Gue naik angkutan umum aja, lebih aman. Ketimbang sama kalian berdua," sambungnya tanpa beban.

"Lo sama gue aja. Gue janji nggak akan bikin lo kenapa-kenapa lagi," bujuk Keenan masih berusaha.

"Nggak bisa gitu! Pokoknya, lo harus berangkat bareng gue," sanggah Vier, tidak akan membiarkan Naya jatuh ke tangan Keenan.

"Udah udah, kalian berdua berisik banget! Gue nggak akan pilih siapapun diantara kalian berdua. Dua-duanya bikin eneg. Pupil mata Naya melirik Keenan sebentar. "Ogah gue naik mobil lo yang udah bikin gue kecelakaan kayak gini."

Beberapa detik setelahnya, pandangan Naya berpindah pada Vier. "Dan, gue juga nggak mau naik motor dalam posisi tangan gue kayak gini!" tegas Naya lantang. Ia masih ingat detik-detik dibonjeng Vier yang membuat tubuhnya beberapa kali hampir terpental jatuh.

Baik Vier ataupun Keenan. Bagi Naya, mereka berdua wajib dihindari. Kenapa? Karena biang masalah dari semua kehidupan Naya muncul pada salah satu atau mungkin memang pada mereka berdua.

***

Naya menghela napas berat. Meskipun sudah menemukan jalan keluar, tapi rasanya masih saja buntu.

Tubuh Naya berada di tengah, diapit oleh Vier di sisi kanan dan Keenan di sisi kiri.

"Btw ini mobil gue, dan kenapa gue berasa jadi supir kalian bertiga!" Arvis angkat suara. Jujur, ia tidak tahu apa-apa. Pria pemilik bahu lebar itu, hanya mengiyakan ketika Vier bilang ingin berangkat bersama dengan mobil miliknya.

Namun, ia harus menambah dua penumpang lain. Yaitu, Naya dan Keenan. Benar-benar menyusahkan.

"Gue aja yang ke depan!" cetus Naya tangkas. Ia sesak diapit dua orang paling sial di dunia. Meskipun kondisi tangannya tidak baik-baik saja, ia berhasil berpindah melewati tuas rem tangan dan persenelling mobil yang berada di tengah-tengah, ia berhasil meloncat dengan pelan hingga duduk di kursi paling depan sebelah kiri.

Tidak lama, Vier ikut turun. Mengetuk kaca mobil di sisi kanan Arvis yang duduk di kursi pengemudi.

"Apa?" tanya Arvis, menurunkan kaca jendela mobil hingga separuh wajahnya.

PANGERAN PERMEN KARETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang