Bab 20
Semacam ingin bertemu, itu rindu.
Tapi, pura-pura tidak tahu..
.Jangan lupa vote ya❤.
.
.Sangat gila!
Naya tiba di depan kelasnya, setelah berlari laju bahkan tanpa berhenti dari perpustakaan.
Mimpi apa ia semalam? Naya merasa bahwa dirinya hampir saja diterkam monster. Beruntung, ia bisa membebaskan diri.
Ia tiba diambang pintu, menatap Bu Oliv yang sedang duduk di meja guru tepat beberapa meter di depannya.
"Permisi, Bu. Saya nggak ketemu labtob Ibu ada dimana. Sudah saya cari juga," akui Naya. Lapipula ia sudah mencari-cari dan sungguh tidak menemukan benda itu.
"Labtob Ibu sudah dibawain sama anak kelas sebelah. Kebetulan, dia dari perpustakaan terus nganterin labtob Ibu ke kantor guru." Bu Oliv menatap Naya dengan sedikit rasa bersalah. "Yasudah, kamu masuk!"
"Iya, Bu."
Naya masuk kembali ke dalam kelas. Ia mengalihkan pandangan, ketika Ivona dan Lila menatapnya garang.
Gadis bersanggul acak itu duduk di kursi bernuasa suram miliknya. Menunggu dengan bosan sampai jam pelajaran berakhir.
Merasa bosan, ia memilih untuk merebahkan kepalanya pada kedua tangan yang terlipat di atas meja.
"Masa iya tuh cowok kampret mau nyium gue sih?" tanya Naya pelan entah pada siapa. Ia meraba bibir berharganya yang masih perawan.
Memori itu terputar di ingatan Naya. Bayang-bayang ketika hidungnya dan hidung cowok itu bersentuhan. Bahkan, semakin dekat... hingga membuat bibir merah muda itu akan menyatu dengan bibirnya.
"Udah gila lo, Naya!" batin Naya berteriak, sambil memukul-mukul kepalanya. Mencoba membuat memori kelam itu hingga ke segitiga bermuda.
Mau tidak mau, Naya memilih untuk memejamkan mata daripada harus kepikiran hal tersebut. Benar saja, ia merasa sedikit lebih baik, dan kini ia mulai mengantuk.
***
"Er, lo bikin instagram?" tanya Keenan duduk di depan Vier, sementara di sebelahnya Arvis sedang sibuk memakan mie ayam plus kerupuk udang.
"Iya, makanya aneh banget kan?" Arvis menyahut, menyodrokan satu kerupuk udang pada Keenan.
"Er, lo jangan senyum-senyum kayak gitu. Nakutin tahu nggak," ujar Keenan, mengambil kerupuk udang pemberian Arvis lalu memakannya. "Udah kek psikopat senyum lo."
"Gue lagi cari orang di instagram," sahut Vier terlihat sangat fokus dan sesekali tersenyum tanpa sebab. Ia juga nampak sibuk mengetik beberapa username terkait untuk menemukan satu akun.
"Siapa, Embun?" tanya Arvis peka, ia melirik ke arah Keenan tajam ketika pria itu mengambil kerupuk udang terakhir yang ia sisakan. "Kelamaan nyari lo, username instagran Embun itu, Its.embundav18."
Vier mematikan ponsel, lalu meletakannya di atas meja. Matanya memandang ke arah Arvis lalu ke arah Keenan secara bergantian.
"Gue cari username instagram si cewek kampung itu. Kalian berdua tahu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN PERMEN KARET
Fiksi Remaja(RE-PUBLISH) Ini tentang Naya gadis cantik pemberani dari gang kumuh, yang berjuang mengejar mimpinya di tempat paling indah yang bahkan tidak pernah ia duga sebelumnya. Hidup Naya sesaat seperti seorang putri disney yang menang lotre. Penuh keajai...