Bab 22
Berkedok musuh, tapi ada something..
.Jangan lupa untuk vote❤.
.
.Dua jam bukan waktu yang sebentar. Itulah yang dilakukan Keenan di depan mobilnya, mondar-mandir sambil mengecek jarum jam di pergelangan tangan.
Bisa dibilang, Keenan menunggu kemunculan seseorang. Namun, ia tidak membuat janji apapun untuk pertemuan hari ini. Ia hanya berharap pada keberuntungan bintang-bintang yang menghiasi langit malam.
Ia berhasil menyalakan puntung rokok dan menghisapnya perlahan. Ia menyandarkan tubuh pada mobilnya yang sedang terparkir di persimpangan sebuah gang kumuh.
Entah apa yang membawa Keenan sampai ke tempat ini. Tiba-tiba saja, ketika mobilnya berhenti ia tiba di tempat yang tidak terpayangkan dalam benaknya.
"Hai Kakak Ganteng!!" sapa seseorang dari kejauhan terlihat berlari mendekat ke arah Keenan, diikuti beberapa orang teman-temannya.
Keenan tersenyum. Meskipun tidak bertemu dengan Naya, tapi ia berhasil bertemu dengan adik dari gadis itu.
"Lo adiknya Naya, kan?" Keenan memastikan, takut tertukar dengan beberapa bocil lain yang juga bersama dengan Anika.
"Iya! Kenapa?" tanyanya judes.
"Bisa panggilin Naya?" pinta Keenan penuh harap.
Anika berpandangan dengan teman-temannya, lalu tersenyum penuh rencana. Keenan hanya mengamati dalam diam, bertindak seolah ia tidak tahu.
"Ada ini, nggak?" tanya Anika sambil menggesek-gesek jari memberi kode bahwa ia ingin uang.
Keenan tidak tahu usia berapa adik Naya ataupun bocil-bocil lain yang menatapnya seakan minta uang jajan.
Keenan membuka dompet, hendak mengeluarlan selembar uang warna merah muda.
"Yang warna biru ya, Kak!" kata Anika dengan tampang hebat, seolah berkata 'gue berhasil nih morotin duit kakak-kakak'. Ia melipat tangan di dada, dengan dagu naik angkuh.
"Oke," jawab Keenan tidak keberatan.
"Tunggu ya, Kak!" teriak Anika kemudian berlari, diikuti dengan teman-temannya yang lain.
"Hati-hati, jangan lari," tegur Keenan sambil geleng-geleng kepala.
"Kak, ganteng dong jemput cewek depan gang!" teriak Anika sebelum tubuhnya menghilang bersama ekor-ekor yang mengikutinya dengan setia.
Sekitar sepuluh menit menunggu. Keenan bisa melihat, bayangan seorang gadis dari kejauhan yang berjalan ke arahnya.
Ia membuang puntung rokok miliknya. Tersenyum hangat menyambut kedatangan Naya yang semakin dekat.
"Lo ngapain di sini?" tanya Naya judes, tidak kalah berbeda dengan sosok sang adik.
"Kalau gue bilang pengen ketemu lo. Apa lo bakal percaya?"
Naya membuka mulut, menguap sangat lebar di hadapan Keenan. Tanpa peduli image gadis remaja yang harusnya terlihat rapi dan cantik. Ia mengucek mata, lalu menguap kembali untuk yang kedua kali.
"Iya, juga sih. Terserah tujuan lo ke sini buat apa, gue nggak peduli! Tapi, kenapa lo pengen ketemu gue?"
"Sebenarnya, gue punya masalah," kata Keenan, merasa butuh teman curhat yang bisa menghiburnya. Hanya, Naya yang terbesit dalam pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN PERMEN KARET
Roman pour Adolescents(RE-PUBLISH) Ini tentang Naya gadis cantik pemberani dari gang kumuh, yang berjuang mengejar mimpinya di tempat paling indah yang bahkan tidak pernah ia duga sebelumnya. Hidup Naya sesaat seperti seorang putri disney yang menang lotre. Penuh keajai...