Bab 24
Mendekati musuh itu ... ada sebabnya.
Karena benci atau karena mulai jatuh cinta..
.Jangan lupa vote❤.
.
."Gue duluan," ucap Keenan pada Vier dan Embun. Ia berlari menuju ke arah dua orang gadis. Dimana, salah satu orang gadis tersebut terlihat cukup gila karena menyodorkan jari tidak berakhlak kepadanya.
Kepergiaan Keenan memberikan tanda tanya besar bagi Vier dan juga Embun.
Mata Vier menyipit curiga, ketika Keenan bertindak sok akrab pada dua gadis itu. Ia pun terlihat santai merangkul bahu Naya dan Kei di sisi tubuh jangkungnya, lalu berjalan menuju suatu tempat yang tidak Vier ketahui.
Tunggu sebentar! Keenan terlihat seperti sosok yang berbeda. Bukan hanya Vier yang merasakan hal itu. Karena, Embun juga memiliki pemikiran yang sama.
"Itu cewek yang di kantin waktu itu kan? Dan juga, cewek yang datang ke ultah gue?" tanya Embun mendesak jawaban pada Vier. Ia ingin mendengar jawaban secepatnya.
"Iya, itu dia." Vier menjawab singkat, sorot matanya bergerak mengikuti kemana tiga orang tersebut pergi.
"Sejak kapan Keenan dekat sama tuh cewek?" tanya Embun penasaran. Bagi Embun sendiri, ia tidak pernah tahu bahwa Keenan punya kenalan cewek. Selain, dirinya.
"Nggak tahu," jawab Vier apa adanya.
"Lo jangan nutupin apa-apa dari gue ya, Er!" desak Embun menahan amarah. Ia berusaha sekuat mungkin agar tidak meledak di hadapan Vier.
"Gue beneran nggak tahu. Tapi, Keenan pernah bilang, kalau dia suka sama tuh cewek."
Upss! Vier buru-buru merapatkan kedua bibirnya kembali. Ia tidak menyangka akan keceplosan di depan gadis cantik yang kini terlihat sangat terkejut itu.
Secara singkat, bisa disimpulkan bahwa Vier sengaja melakukan hal tersebut.
Tidak percaya dengan apa yang dikatakan Vier, ia mencoba menahan diri. Embun buru-buru mengubah raut wajahnya sebelum tertangkap basah. Ia pun berbalik dengan hati-hati, menatap Monic dan Melody, sambil melebarkan senyum cantik dan baik hati.
"Bisa tinggalin gue bicara berdua sama Vier?"
Paham dengan maksud Embun. Monic dan Melody melangkah pergi, meninggalkan dua sahabat itu berhadapan dan saling memandang satu sama lain.
"Vier, lo jangan bercanda!" tegur Embun serius, senyum yang selalu memanjar di raut cantik gadis itu sirna terganti dengan tatapan tajam yang terlihat garang. "Nggak lucu sama sekali."
"Lo bisa tanya Arvis kalau nggak percaya."
"Gue tetap nggak percaya!" Embun teguh pendirian. Ia membalikan badan, hendak melangkah pergi.
Namun, tangannya dicekal oleh Vier. Membuat tubuh Embun seketika menegang di tempat.
"Kalau lo butuh seseorang. Maka, gue adalah orang nomor satu yang selalu ada buat lo."
Embun menyimak ucapan Vier dengan baik. Bibirnya serasa enggan untuk berkomentar apapun. Ia menepis kasar tangan Vier dan pergi.
***
"Ihh, apaan sih?!" Kesal Naya melirik sinis pada pria jahat yang sudah mengganggu waktu berharganya dengan Kei.
Tidak lama, Keenan melepaskan rangkulan bahu yang ia lakukan pada Naya dan Kei.
Ia merogoh benda kecil dari dalam saku celana. Keenan tersenyum ketika mendapatkan benda itu dalam genggamannya.
Benda yang sebenarnya cukup berharga bagi Keenan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN PERMEN KARET
Teen Fiction(RE-PUBLISH) Ini tentang Naya gadis cantik pemberani dari gang kumuh, yang berjuang mengejar mimpinya di tempat paling indah yang bahkan tidak pernah ia duga sebelumnya. Hidup Naya sesaat seperti seorang putri disney yang menang lotre. Penuh keajai...