Bab 44
Tidak ada rahasia lagi, karena sejak awal aku sudah tahu.•••
"Maaf, udah buat lo nunggu!" Hanya itu kalimat yang bisa Vier ucapkan saat Naya diam.
Gadis itu terlihat lelah secara fisik dan pikiran.
"Gue di sini bukan nungguin lo. Tapi, demi sepeda gue!"
"Gue minta maaf soal sepeda lo."
Vier tidak mengerti akan dirinya. Akhir-akhir ini, kata 'maaf' sering sekali keluar dari bibirnya.
"Maaf kata lo? Cuman karena sepeda ini, terus sebelum-sebelumnya ... lo nggak merasa bersalah sama gue?"
Vier diam, ucapan Naya menohok. Gadis itu bertambah kuat dari yang terakhir kali ia ingat.
Naya bukan lagi anjing penurut, dia telah bermutasi jadi anjing pemburu yang menggonggong dengan lantang, menakut-nakuti musuhnya.
"Naya, gue ---"
Naya menepis Vier, ia mendongak. Meski membenci pria di hadapannya, tapi ada satu hal yang harus ia dapatkan hari ini.
Bisa dikatakan Naya memang tebal muka. Setelah marah dan sinis pada Vier yang tidak biasanya sekalem itu, Naya jadi sedikit menyesal.
Harusnya, ia bisa memendam amarah itu! Bagaimana, jika Vier balik marah karena permintaan aneh Naya? Sementara, ia selalu bertingkah jual mahal?
"Boleh gue nebeng pulang sama lo?" pinta Naya berhati-hati. Namun, ia tetap bersikap pura-pura dingin, meski dalam hati ia berdoa dengan penuh harap.
"Lo mau nebeng gue?" tanya Vier tidak yakin. "Tumben banget!"
"Mampus lo, Nay! Kalau dia nggak mau nebengin lo!" batin Naya hampir menangis.
"Iya, nih. Rantai sepeda gue putus soalnya." Itu juga alasan Naya tidak bisa mengendarai sepeda yang barusan ia temukan. Jika saja hal itu tidak terjadi, mungkin sadari tadi Naya akan mengayuh sepedanya pulang ke rumah. "Karena ini salah lo, jadi lo harus nganterin gue pulang dengan selamat!"
Vier mengangguk setuju. "Oke, lo gue anterin lo pulang." Dengan cepat, Vier bergerak membuka bagasi mobil, membawa dan memasukan sepeda Naya di dalam sana.
Naya memasang tampang bingung, tapi alhasil ia bisa bernapas lega karena Vier berbaik hati.
Mata Naya melotot hendak keluar saat Vier membukakan pintu mobil untuknya.
"Berasa Tuan Putri gue!" kata Naya sarkas.
"Nggak ada Tuan Putri selusuh lo!" balas Vier tanpa ekspresi.
Naya tertampar kenyataan. Ia menoleh tajam pada pria yang telah memberinya tumpangan. Menahan diri agar tidak membalas ucapan Vier, karena takut jika diturunkan di tengah jalan.
•••
Senyum Naya mekar secerah mentari pagi ini. Ia bangun cukup pagi dan bersiap, karena mau ke bengkel lebih dulu untuk memperbaiki rantainya.
Setelah sekian lama, akhirnya Naya dapat mengendarai sepedanya kembali ke sekolah.
Mengayuh pedal sepeda itu dengan penuh semangat. Naya tiba tepat waktu, ia memarkirkan sepeda dengan aman dan tidak lupa menguncinya. Takut kejadian yang sama terulang kembali.
"Naya, sepeda lo udah ketemu?! " teriak Kei berlari, saat melihat Naya sedang berjongkok memasang rantai besi yang membuat sepedanya terkunci dengan batang besi di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN PERMEN KARET
Teen Fiction(RE-PUBLISH) Ini tentang Naya gadis cantik pemberani dari gang kumuh, yang berjuang mengejar mimpinya di tempat paling indah yang bahkan tidak pernah ia duga sebelumnya. Hidup Naya sesaat seperti seorang putri disney yang menang lotre. Penuh keajai...