Happy reading ...
Flashback
"Tuh lihat," seru Dinda sambil melihat kearah Luna.
Bella yang langsung peka dan melihat Luna memasuki toilet pun langsung tersenyum licik.
"Les go, permainan pertama dimulai," licik Bella sambil berjalan menuju toilet.
Didepan toilet Bella, Dinda, dan Karin tidak langsung masuk, Bella menyuruh Karin untuk berjaga-jaga di depan pintu toilet, sedangkan dirinya dan Dinda masuk kedalam toilet.
"Karin, tugas lo jagain disini," jelas Bella pada karin. "Dan lo Din, ikut gue," lanjut Bella," tanpa pikir panjang Bella dan Dinda langsung masuk kedalam toilet.
ketika Bella dan Dinda masuk, Bella dan Dinda sudah melihat Luna yang sedang menyuci tangannya. Bella melihat ember yang berisi air pelan didekatnya, Bella pun langsung menyengol lengan Dinda, Dinda yang langsung peka apa yang di pikirkan Bella pun langsung mengambil ember yang berisi air pelan itu, sedangkan Bella memegang gangang pe-lannya.
Bella, dan Dinda perlahan berjalan kearah Luna, dalam hitungan detik Dinda langsung menumpahkan air pelan tersebut kearah Luna, begitu pun dengan Bella ia langsung memukul belakang kepala Luna dengan gangang pe-lannya.
Luna yang merasakan badannya basa dan kepalanya yang sakit, seketika langsung berasa pening dibagian kepalanya dan langsung terjatuh kelantai. Bella dan Dinda langsung menyeret Luna masuk kedalam dan menguncikan Luna didalam salah satu toilet.
Luna berusaha untuk melihat siapa yang tega-tega menyiramnya dan memukulnya, tapi ia tak bisa kepalanya benar-benar sakit, dan Luna hanya pasrah ketika ia dikuncikan dan ditinggalkan begitu saja.
"Lama banget sih lo berdua," kesel Karin yang melihat Bella dan Dinda yang baru keluar. "Buruan kekelas, entar ada yang curiga lagi sama kita," kata Karin, dan mereka bertiga langsung pergi kekelas.
***
Sesampainya dirumah Luna, Luna langsung turun dari motor Raga begitu dengan Raga.
Thanks udah nolongin gue," kata Luna. "Lo mau langsung balik ata-," Luna tak melanjutkan ucapannya karna melihat Raga yang langsung berjalan menuju kedalam rumahnya.
Luna pun menyuruh Raga masuk kedalam rumahnya, dan langsung menyuruhnya untuk duduk di sofa.
"Lo duduk aja dulu, gue mau ganti baju," ujar Luna.
Raga tak menjawab, melainkan ia langsung mendudukkan dirinya di sofa dengan kepala yang menindis kedua tangannya sambil memejamkan matanya. Tak butuh waktu lama, Luna sudah kembali dengan menggunakan pakaian santai, ia melihat Raga yang masih dalam posisi yang masih sama.
"Ekhm, lo gak pulang," ucap Luna sambil duduk di samping Raga.
Raga yang mendengar ucapan Luna, seketika langsung membuka matanya, dan menatap kearah Luna. Luna yang merasa dilihati agak merasa canggung.
"Lo ngusir gue," cetus Raga yang melihat Luna di sebelahnya.
"Bu-bukan. Bukan gitu maksud gue," ucap Luna. "Maksud gue, kita kan cuman berdua disini, takutnya tetangga gue nanti mikir macem-macem, dikira ngapa-ngapain lagi" jelas Luna.
"Emang kenapa, kalau kita lagi berdua," jawab Raga sambil mendekatkan dirinya pada Luna.
"Ya-ya nggak papa sih, tapi-" ucap Luna terpotong oleh Raga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Luna (SELESAI)
Teen FictionJANGAN LUPA DI FOLLOW!! (Yuk Bantu sampai 100k pembaca) Ini cerita tentang Luna yang hatinya berkali-kali dipatahkan, dan Raga dengan segala keegoisannya. "Kalau gue bilang, sekarang gue butuh lo gimana? Lo mau balik sama gue," tutur Luna pada Raga...