52 - Pindah kelas

648 50 0
                                    

"Aku percaya, manusia diciptakan untuk terluka,"

~Putri Luna~

Happy Reading ...

Luna sudah berada di rumah nya beberapa jam yang lalu, Luna sedang bersantai di televisi sambil menonton TV sedangkan Linda sedang pergi keluar.

Sudah hampir beberapa menit Luna berada di depan televisi, karna merasa bosan, Luna memutuskan untuk pergi keluar.

Ketika Luna menutup pintu rumah tiba-tiba saja ada seseorang yang datang mengunakan motor sport warna merah.

Luna hanya diam sampai akhirnya pemilik motor turun dari motornya dan membuka helmnya.

"Aga," gumam pelan Luna.

"Mau kemana?" tanya Raga yang sudah turun dari motornya dan menghampiri Luna.

Bukannya menjawab, Luna malah balik bertanya.

"Ngapain kesini," cetus Luna.

"Ketemu pacar," jawab Raga. "Emang kenapa? Gak boleh?" kata Raga.

"Tumben aja," singkat Luna.

"Jalan,"

"Kemana?"

"Ikut aja," kata Raga sambil menarik tangan Luna.

"Ganti baju dulu," ucap Luna.

"Gak usah lo udah cantik,"

Raga langsung saja memberikan helm kepada Luna, Motor Raga berhenti di lampu merah. Dan tanpa kebetulan mobil Feli berhenti tepat di samping motor Raga.

Jihad mengerutkan keningnya ketika melihat seseorang yang ia sangat kenali.

"Li itu bukanya Raga ya, kok dia goncegin cewek," ujar Jihan yang melihat Raga dari dalam mobilnya.

Lantas Feli langsung melihat kearah samping dan benar ia melihat Raga sedang bergoncengan dengan seorang gadis.

Lo semakin ngelunjak ya di diamin - batin Feli.

Lampu hijau menyalanyala Raga langsung saja menjalankan kembali motornya.

"Kita mau kemana sih!" kesel Luna yang dari tadi mereka hanya berkeliling saja.

"Kenapa?!" Kata Raga dengan mengadakan kepalanya kesamping agar ia dapat mendengar suara Luna.

"Kita mau kemana?" ulang Luna.

"Lo mau kemana?"

"Terserah lo, kan lo yang ngajak," ucap Luna.

"Kepelamina mau," goda Raga.

"Iishh!"

Raga menghentikan motornya di sebuah pantai yang terletak agak jauh dari kota, Luna yang menyadari itu langsung turun dari motor Raga.

"Bentar gue beli minum dulu," ujar Raga.

Luna menganggukkan kepalanya, tak lama setelah itu Raga kembali dengan membawa minuman di tangan nya.

"Nih," Raga memberikan minuman itu pada Luna.

"Kok satu, lo nggak," kata Luna.

"Lo aja,"

Luna langsung saja mengambil minuman itu dari tangan Raga. Luna dan Raga hanya diam sambil melihat orang-orang yang sedang berjalan santai di pinggir pantai.

"Mau kesana," kata Raga.

"Boleh," jawab Luna.

Raga langsung saja berjalan menuju pantai di ikuti oleh Luna yang berada di sampingnya. Tak ada obrolan yang mereka bicarakan, mereka hanya diam sambil menikmati angin yang berhembus wajah mereka.

Dear Luna (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang