Happy Reading...
Keesokan paginya Luna berangkat ke sekolah lebih pagi, lantaran ia cepat-cepat ingin Mengambil rapotnya dan segera kembali kerumahnya. Sekolahan masih sangat sepi hanya dirinya yang baru datang, Luna memutuskan untuk duduk di depan kelasnya.
Tak lama setelah itu ibu Susi datang menghampiri Luna.
"Luna," panggil ibu Susi.
"Iya Bu kenapa?" tanya Luna.
"Wali kelas kamu Pak Han kan?"
"Iya Bu,"
"Kamu mau ambil rapot kan?" Luna menganggukkan kepalanya. "Sekarang kamu ikut ibu ke kelas, Pak Han gak bisa datang jadi ibu yang gantikan," ucap ibu Susi.
"Saya bantu Bu," Kata Luna sambil mengambil alih rapot itu. "Emang Pak Han kemana Bu?" Tanya Luna.
"Istri nya mau lahiran," jawab ibu Susi.
Sesampainya di kelas Luna langsung menaruh tumpukan rapot itu diatas meja.
"Kamu langsung mau Ngambil atau nunggu yang lainnya," kata ibu Susi.
"Sekarang aja Bu soalnya saya lagi buru-buru," ucap Luna.
"Yaudah ini rapot kamu," Kata ibu Susi. "Selamat ya Luna kamu peringkat pertama," ucap ibu Susi.
"Terimakasih ya Bu, kalau gitu saya permisi assalamualaikum," ucap Luna lalu pergi.
"Walaikumsalam salam," jawab ibu Susi.
Luna keluar dari kelas, ia berjalan di koridor sekolah dengan sedikit senyum di bibirnya. Satu persatu murid mulai berdatangan, dan sekolah sudah mulai ramai. Ketika Luna ingin keluar tiba-tiba saja di depan gerbang Luna bertemu dengan Bella disana, bersama dengan Dinda dan Karin.
"Hai Luna," sapa ramah Bella.
"Hai," kata Luna sambil tersenyum pada Bella.
"Lo udah ngambil rapot?" Tanya Bella.
"Udah kok Bel," ucapan Luna.
"Gue tebak pasti lo peringkat pertama kan," tebak Bella.
Luna menganggukkan kepalanya. "Iya Bel," lirih Luna.
"Dinda, Bella kenapa?" bisik Karin pada Dinda.
Dinda mengangkat bahunya acuh. "Gue juga nggak tau," ucap Dinda.
Luna sedikit bingung dengan tingkah Bella, sepertinya ada yang salah dengan Bella hari ini pikir Luna. Bukan Luna saja yang bingung dengan sikap Bella, tapi juga Karin dan Dinda juga mereka berdua heran melihat tingkah Bella hari ini, mengapa tiba-tiba Bella menjadi so akrab dengan Luna, ada apa sebenarnya dengan Bella.
"Lo mau kemana?" tanya Bella lagi.
"Gue mau pulang Bel," gumam Luna.
"Yaa sayang banget, padahal pulang sekolah gue mau ngajak lo ke cafe sekalian ngobrol-ngobrol," ucap Bella.
"Lain kali aja ya Bel, soalnya gue lagi buru-buru,"
"Yaudah gak papa,"
"Kalau gitu gue duluan,"
"Lo hati-hati ya," kata Bella.
Luna tak menjawab ia hanya memberikan senyum pada Bella, setelah itu ia langsung pergi. Setelah Luna pergi dengan cepat Dinda dan Karin menghampiri Bella.
"Bella," panggil Dinda.
"Kenapa?" Kata Bella.
"Lo kenapa, kok aneh gitu?" Tanya Dinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Luna (SELESAI)
Teen FictionJANGAN LUPA DI FOLLOW!! (Yuk Bantu sampai 100k pembaca) Ini cerita tentang Luna yang hatinya berkali-kali dipatahkan, dan Raga dengan segala keegoisannya. "Kalau gue bilang, sekarang gue butuh lo gimana? Lo mau balik sama gue," tutur Luna pada Raga...