Jangan lupa vote and komen...
..
.
Selamat membaca
ketika Adit ,Bayu dan Bara telah asik menggoda Rani, tiba-tiba ibu Susi pun sudah ada dibelakang Adit Bayu dan Bara tanpa mereka ketahui.Luna dan Angga yang mengetahui keberadaan ibu susi pun ingin memberitahu pada teman bahwa ada ibu Susi di belakang mereka, tapi ibu Susi cepat mengisyaratkan agar Luna dan Angga tidak memberitahukannya.
"Beb nanti pulang sekolah kita pulang bareng yuk beb, atau gak kita bolos aja hari ini," ujar Adit pada Rani, ibu Susi yang mengetahui itu pun langsung ingin menjewer telinga Adit.
"Iya nih kita bolos aja gin, lagian kan ini hari pelajaran ibu Susi gue males banget," kata Bara dan membuat Bu Susi ingin menendang sekarang juga, tapi Bu Susi hanya diam sambil mendengarkan apa aja yang keluar dari mulut mereka, ibu Susi harap Bayu juga tidak ikut6ikutan dengan Adit dan Bara, tetapi ketika itu juga Bayu pun bersuara.
"Sama gue juga males dengarkan ibu Susi menjelaskan ngantuk gue," kata Bayu, Ibu Susi pun mengangguk-nganggukkan kepalanya.
"Lagian nih ya, Ibu Susi itu suka marah- marah dikelas, mending kita bolos aja gin satu kelas sekalian bia-" belum sempat Adit menyelesaikan suaranya pun di potong oleh ibu Susi.
"Biara apa Adit, " geram ibu Susi sambil menyewer telinga Adit, dan membuat Bayu dan Bara pun kaget.
Luna dan Angga hanya tertawa melihat mereka telah terpergok oleh bu Susi.
"Kamu juga Bara, Bayu ngapain kamu ikut ikutan Adit ngomongi saya, kamu mau ibu jewer atau ibu tendang kamu sampai laut sana," kata Bu susi sambil memarahi mereka dengan tangan yang masih memegang telinga Adit.
"Au au au Bu sakit nih telinga saya, ibu tarik-tarik kalau telinga saya copot bagaimana ibu mau tanggu jawab," jerit Adit sambil kesakitan bu susi yang mendengar suara Adit pun ikut bersuara.
"Biar aja telinga kamu tepas sekalian," kata ibu susi dan sudah tidak lagi menyewer telinga Adit.
"Jewer aja bu sampai lepas kalau perlu dua-dua sekalian Bu," ucap Rani.
"Sakit tau Bu telinga saya," ujar Adit sambil memegangi telinga nya dengan mulut yang di monyongkan.
"Lagian nih Bu, gak adil banget masa saya aja yang di jewer sedangkan Bara sama Bayu kagak di jewer," kata Adit yang tidak terima karna hanya dia yang kena jewer oleh ibu Susi.
"Ihh apa-apaan lo bawa bawa kita, ya gak Yu," sahut Bara sambil merangkul pundak Bayu.
"Iya nih, pakai acara bawa-bawa kita berdua lagi," kata Bayu. Luna, Rani dan Angga hanya memperhatikan mereka bertiga bertengkar lagi.
"Pulang lewat mana lo berdua," cetus Adit sambil menatap Bara dan Bayu dengan sinis.
Karna ibu Susi sudah capek mendengarkan mereka bertengkar, Ibu Susi pun menyuruh mereka bubar dan kembali kemeja masing-masing.
"Sudah-sudah capek ibu dengar kan kalian bertiga bertengkar terus, mending kalian semua kembali kemeja kalian masing masing," ujar ibu sisi mereka pun kembali kemeja masing-masing. Adit yang masih tidak terima kalau hanya di yang di jewer sedangkan Bara dan Bayu tidak.
Ketika mereka ingin kembali kemeja. mereka masing-masing, tiba-tiba Raina datang dengan hebo nya, dan berteriak membuat satu kelas pun menenggok pada nya.
"Ada apa ini rame-rame!" teriak Raina sambil berlari mendatangi segerombolan itu.
"Idi ipi ini rimi-rimi," ejek Bara dengan menirukan suara cewe, dan membuat satu kelas tertawa.
"Ihhh apaan sih lo Bar!" teriak Raina dengan menabok lengan Bara. Bara merintis kesakitan sambil mengosok lengan nya yang di pukul oleh Raina.
"Sudah-sudah mending kalian duduk, kamu juga Raina sebelum kamu ibu hukum, karna baru datang jam segini," merekam pun semua bubar termasuk Raina ia menuju meja nya dengan mulut yang dimonyongkan.
Raina masih kepo apa yang terjadi, jadi dia menanyakan hal tersebut kepada teman sebangkunya selaku sekertaris di kelasnya.
"Jul emang ada apaan sih tadi rame-rame?" tanya Raina yang masih kepo, Julia pun mengeleng-gelengkan kepalanya dan terlawa kecil dengan sikap Raina yang masih kepo dengan kejadian tadi.
"Biasalah Adit kalau ngomong suka ceplas ceplos," jawab julia dan hanya di beri o oleh Raina.
Pelajaran ibu Susi mu dimulai setelah menjelaskan materi di depan kelas beberapa menit kemudian bel istirahat pun berbunyi kringgg-kringgg ibu Susi pun menutup pelajaran.
"Sampai sini belajaran ibu hari ini dan silahkan istirahat," ucap bu Susi.
Ketika yang lain nya pergi ke kantin beda hal nya dengan Luna dan sahabat sahabatnya siapa lagi kalau bukan Rani, Raina, Adit , Bayu, Bara dan Angga. mereka memilih untuk dikelas saja ketika mereka lagi asik mengobrol dan melempar candaan, tiba-tiba Rio datang langsung menuju meja mereka dan menarik tangan Luna, mereka semua kaget dengan datang nya tiba-tiba Rio sambil menarik tangan Luna.
"Apa-apaan sih lo Rio!" seru Rani yang langsung manarik kembali tangan Luna , Luna hanya diam dia bingung apa yang terjadi kenapa tiba tiba Rio langsung menarik tangan nya.
"Ikut gue," sahut Rio.
"Kalau lo mau ngomong di sini aja gak perlu lo bawa pergi Luna nya," sahut Adit pada Rio. Semenjak putus nya Luna dan Rio mereka tidak pernah bertegur sapa sama Rio, termasuk Angga yang paling dekat dengan Rio. Awalnya mereka tidak percaya kalau Rio akan seberengsek ini pada seorang cewek terutama pada Luna, tapi pada akhirnya Rio meghianati Luna. Mereka tidak percaya apa yang dilakukan Rio pada Luna tapi itulah kenyataan nya.
"Udah, gue nggak papa kok," ujar Luna
"Lo mau ngomong dimana," kata Luna pada Rio.
"Tempat biasa," jawab Rio lalu pergi begitu saja, Luna tau apa maksud Rio ketemuan di tempat biasa yaitu rooftop sekolah dimana mereka sering kali pergi ke sana, ketimbang kalau lagi tidak ada guru terutama Rio dia sering kali ke rooftop kalau ada masalah apapun itu.
"Kasih tau kita kalau terjadi sesuatu," kata Rani pada Luna, lalu Luna hanya mengganguk dan pergi menuju rooftop sekolah.
Ketika Luna sudah sampai di rooftop Luna melihat Rio sudah ada disana dengan kedua tangan yang berbeda di dalam kantong celananya, Luna berjalan menuju Rio, sekian lama Luna dan Rio tidak pernah lagi bertemu dan ini pertama kali nya bertemu.
"Langsung aja," sahut Luna yang berada di samping Rio.
"Kenapa lo tampar Bella?" tanya Rio langsung pada Luna.
Luna yang mendengarkan ucapan Rio pun langsung tersenyum kecut.
"Jadi lo cuman mau ngomong itu doang," Rio masih terdiam mendengar ucapan Luna, Luna pun melanjutkan ucapan nya dengan sedikit tertawa.
"Gak penting," Luna langsung meninggalkan Rio, begitu dua langkah luna melangkah kakinya, Rio kembali bersuara dan membuat Luna berhenti.
"Kenapa lo tampar Bella," tanya Rio sekali lagi dan berjalan menuju Luna yang masih berdiri. Luna masih diam di tempat nya, ketika Luna membalikkan badan nya Rio sudah ada di tempat Luna dan mereka berhadapan dan saling menatap beberapa detik.
"Gue gak nyangka lo serendah itu," lanjut Rio Luna mengerutkan keningnya bingung dengan ucapan Rio.
"Maksud lo," singkat Luna dan masih menatap mata Rio
"Gak usah pura - pura bego deh lo, lo nampar Bella karna lo nyuruh Bella jahuin gue kan, makanya lo tampar Bella," Jelas Rio membuat Luna tak percaya apa yang di kata Bella pada Rio.
"Lo tanya aja langsung sama orang nya, kenapa gue nampar dia," jawab seadanya Luna.
"Gue benar-benar gak nyangka lo kaya gini, lo berubah Luna," Kata Rio sambil meninggal kan Luna sendirian dia atap sekolah.
Awalnya Rio tidak percaya dengan apa yang di bilang Bella pada nya. Rio percaya kalau Luna tidak akan pernah melakukan hal serendah itu, tetapi mendengar penjelasan Bella dan melihat pipi Bella memerah membuatnya yakin kalau Luna benar benar menampar Bella entah apa yang merasuki pikiran Rio ia benar benar menemui Luna.
Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Luna (SELESAI)
Teen FictionJANGAN LUPA DI FOLLOW!! (Yuk Bantu sampai 100k pembaca) Ini cerita tentang Luna yang hatinya berkali-kali dipatahkan, dan Raga dengan segala keegoisannya. "Kalau gue bilang, sekarang gue butuh lo gimana? Lo mau balik sama gue," tutur Luna pada Raga...