Jangan lupa untuk share cerita ini ke teman-teman kalian 🙏
"Hujan tak pernah tahu ia membasahi apa, tanpa tahu air mataku jatuh untuk siapa."
~Putri Luna~
Happy Reading...
***
Luna sudah berada di dalam kelasnya, jam pelajaran terakhir berlanjut, kini Pak Bagas yang masuk mengajar.
Luna memeriksa tasnya lalu mengambil botol obatnya, setelah itu ia meminta izin untuk ke toilet.
"Pak saya izin ke toilet," izin Luna
"Silahkan," kata Pak Bagas.
Luna berjalan keluar kelas, Raga yang tepat duduk di sebelah Luna hanya melihat saja.
Sebelum masuk ke toilet Luna terlebih dulu keruang koprasi untuk membeli air mineral, setelah memberi air mineral Luna langsung saja masuk kedalam toilet. Luna izin bukan untuk membuang air kecil, tapi ingat meminum obatnya lantaran ia merasa sakit di kepalanya.
Dengan cepat Luna meminum obatnya, sebelum ada orang yang melihatnya. Kini Luna menatap dirinya di depan cermin, merapikan bajunya lalu pergi.
Tanpa Luna sadar ada seseorang di toilet juga, dan melihat apa yang Luna lakukan. Setelah Luna pergi orang tersebut keluar, berjalan menuju depan cermin dan mengambil botol obat Luna yang tertinggal. Orang itu adalah Raina, Raina memegang botol itu dan membawanya pergi.
Raina berjalan menuju kelasnya, sebelum masuk kedalam kelasnya, ia membuang semua isi obat Luna kedalam tong sampah.
"Bar Raina ngapain tuh," ujar Bayu yang melihat Raina.
"Ngapain tuh anak ngorek-ngorek sampah," kata Bara.
Setelah membuat obat tersebut Raina langsung masuk kedalam kelasnya. Disini Bara dan Bayu masih kepo apa yang dibuang oleh Raina di tong sampah.
"Ngapain lo Yu," kata Bara yang melihat Bayu memeriksa tong sampah.
"Kepo gue Raina buang apaan," ujar Bayu kembali memeriksa tong sampah tersebut. Bayu mendapatkan sebuah botol obat di tong sampah, apa mungkin Raina membuang ini. "Ini yang Raina buang," ucap Bayu pada Bara.
Bara mengangkat bahunya keatas. "Bisa jadi," kata Bara. "Apa jangan-jangan...," Gantung Bara.
"Narkoba!" Ucap Bara dan Bayu bersamaan.
"Uusttt!"
"Wahh kagak beres tuh anak, kita harus foto sebagai barang bukti," seru Bara dan langsung memotretnya.
"Cari apa kalian di tong sampah," sahut Busi tiba-tiba membuat Bara dan Bayu kaget.
"Eee anjing!" Kaget Bara.
"Bara!" Tegur Busi.
Dengan spontan Bara langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Maksud saya... Astaghfirullah kaget saya Bu," kata Bara.
"Cepat masuk!"
***
Jam pulang sekolah berbunyi beberapa jam yang lalu, kini Luna sudah berada di rumahnya dengan pakaian santai. Tak ada yang dapat Luna lakukan selain berbaring di kamarnya, dari pada hanya berbaring saja, Luna memutuskan untuk berjalan menuju meja belajarnya dan menyatat catatan.
Sudah sekitar hampir tiga jam lamanya Luna duduk di meja belajarnya, dengan tangan yang tak henti menyatat catatannya. Tanpa ia sadar Jam menunjukkan pukul jam enam pas, Luna yang mendengar suara azan magrib langsung menghentikan aktivitas tulisnya dan pergi mengambil air wudhu untuk melaksanakan solat magrib.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Luna (SELESAI)
Teen FictionJANGAN LUPA DI FOLLOW!! (Yuk Bantu sampai 100k pembaca) Ini cerita tentang Luna yang hatinya berkali-kali dipatahkan, dan Raga dengan segala keegoisannya. "Kalau gue bilang, sekarang gue butuh lo gimana? Lo mau balik sama gue," tutur Luna pada Raga...