Jangan lupa vote and komen...
Happy Reading...
Luna sudah sampai diparkir sekolah, bayak pasang mata yang melihat Luna turun dari motor Raga, termasuk Rani dan Raina. Raina yang merasa dilihat oleh Luna langsung memutuskan pandangan nya, begitu juga dengan Luna ia merasa Raina benar-benar mendiamkannya.
Luna memilih untuk menuju kelas, sesampainya dikelas ia langsung menaroh tas dan langsung pergi kelapangan. Luna sudah berada di lapangan bersama dengan anggota OSIS yang lainnya.
"Semua murid SMA Garuda diharapkan berkumpul di lapangan sekarang!" Ujar Luna yang memanggil mereka mengunakan toa.
Semua siswa siswi sudah berkumpul di lapangan, begitu juga Raina, Rani dan lainnya.
"Baik anak-anak, ini SMA kita ada turnamen basket di SMA Pelita. Ibu harap tidak ada yang bikin rusuh di SMA Pelita, kalau sampai ibu dengar ada kegaduhan satu sekolah ibu hukum!" jelas ibu Ratna (kepala sekolah). "Kalian paham!" Tegas ibu Ratna.
"Paham ibu!" serempak mereka.
"Kalau gitu kalian bisa langsung ke SMA Pelita," perintah ibu Ratna.
Mereka semua memutuskan untuk pergi ke SMA pelita sama dengan Luna ia juga bersiap-siap untuk pergi menuju SMA Pelita.
"Luna, kita pergi bareng," ujar Rani.
"Gue dulu--" potong Luna.
"Kalian pergi duluan aja, gue kesannya bareng Raga," kata Luna yang langsung memotong ucapan Raina. "Gue duluan," lanjut Luna dan langsung menghampiri Raga.
"Kenapa lo?" Tanya Rani yang melihat wajah Raina yang lesuh.
"Nggak tega gue diamin Luna," jawab Raina. "Tapi gue juga kesel sama dia," sambungnya.
"Udah biarin aja dulu, Luna masih sibuk sekarang, nanti kalau turnamen ini sudah selesai pasti dia langsung temuin Lo, percaya sama gue," jelas Rani.
Sekitar tiga puluh menit mereka sudah sampai di SMA Pelita. Rio, Bella, Karin, dan Dinda sudah terlebih dahulu nyampai di SMA Pelita.
"Ehh Bella," ujar Dinda yang Menyenggol lengan bella. "Tuh," lanjut Dinda.
"Lihat aja nanti apa yang gue lakuin," guman pelan Bella sambil melihat ke arah Luna.
"Woy bro apa kabar lo," ujar Aldi yang datang bersama David dan Arka.
"Seperti yang lo lihat, gue baik," jawab Rio.
"Ehh itu bukannya Raga sama mantan lo kan?" tanya David. "Kenapa dia bisa ada disini," sambung David yang melihat Raga dan Luna berjalan di koridor sekolah mereka.
Rio dan yang lainnya lantas langsung melihat kearah Raga dan Luna yang sedang berjalan.
"Anak baru disekolah gue," kata Rio.
"Dia main juga," ucap David lagi.
"Iya," singkat Rio sambil melihat Raga dan Luna yang berjalan melewati mereka.
***
Disini mereka semua sudah perkumpul di lapangan basket SMA Pelita, disebelah kanan terdapat suporter SMA Garuda dan disebelah kiri terdapat suporter SMA Pelita. Kedua suporter sama-sama saling mendukung SMA mereka masing-masing.
"Kaya nya SMA gue bakal kalah lawan SMA lo," ujar Aldi yang berada di sambing Rio.
"Lo main licik aja," ucap entang Rio.
"Lo nggak marah kalau gue main licik," tutur Aldi.
"Nggak, kecuali ada gue," balas Rio. "Gue saranin lo incar nomor punggung 8," kata Rio yang menunjuk vero yang sedang berada dilapangan. "Kalau Raga lo nggak akan bisa, karna dia nggak akan terpancing dengan omongan lo," jelas Rio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Luna (SELESAI)
Novela JuvenilJANGAN LUPA DI FOLLOW!! (Yuk Bantu sampai 100k pembaca) Ini cerita tentang Luna yang hatinya berkali-kali dipatahkan, dan Raga dengan segala keegoisannya. "Kalau gue bilang, sekarang gue butuh lo gimana? Lo mau balik sama gue," tutur Luna pada Raga...