Happy Reading ..."Gadis jahat," gumam pelan Anya, dan langsung pergi menghampiri Luna dan Bella disana.
Bella yang melihat Luna, langsung memanggil Luna, dan menawarkannya minuman.
"Lun ini minuman buat lo," kata Bella.
Luna hanya diam, dan sedikit ragu mengambil minuman itu dari tangan Bella.
"Gue gak kasih racun di minuman lo," lanjut Bella. "Nih ambil, pegel nih tangan gue," tambahnya.
Tanpa curiga sedikitpun pada Bella, Luna langsung saja menerima minuman itu, dan langsung meminumnya.
Prakkk
Belum sempat Luna meminum jus itu tiba-tiba saja Anya datang dengan menyenggol gelas itu, sehingga membuat gelas di tangan Luna terjatuh.
"Hati-hati dong lo, tumpah kan minuman Luna!" sentak Bella.
"Sorry gue nggak sengaja," ucap santai Anya lalu pergi.
Gue tahu lo sengaja Anya, ~ batin Bella.
Jam menunjukkan pukul setengah sepuluh malam kini waktunya mereka menutup festival ini dengan kembang api.
Sekarang mereka semua sudah ada di lapangan, dan masing-masing sudah memegang kembang api.
"Terimakasih untuk semuanya yang sudah datang, dan meriahkan festival sekolah ini," ujar Luna. "Dan, sampai jumpa Festival tahun depan," sambung Luna dan disambut meriah oleh mereka semua.
Kembang api di nyalakan pertanda acara sudah selesai, kini mereka semua memandang kembang api.
Kini acara benar-benar selesai, semuanya sudah pulang, sisa tertinggal Luna, Rani, Raina, Argan, Eza, Anya, dan Arka.
"Gue pulang," cetus Anya dan langsung pergi.
"Kalau gitu gue juga pulang ya Luna," Ujar Arka.
"Gue antar kedepan," kata Luna. "Ran gue antar Arka kedepan dulu ya," sambungnya.
Rani menganggukkan kepalanya saja setelah itu ia langsung mengeceknya ponselnya. Rani tercengang melihat kearah ponselnya, banyak sekali panggilan tak terjawab dari Haikal.
"Kenapa ya, Haikal nelpon gue sebanyak ini," gerut Rani.
Tanpa menunggu lama lagi Rani langsung saja menelpon balik Haikal.
"Hallo kal, kenapa lo nelpon gue? kata Rani ketika Haikal menjawab panggilannya.
Rani tercengang kaget mendengar ucapan dari Haikal barusan.
"Kok lo baru kasih tau gue sekarang sih kal!" kata Rani. "Ya udah kalau gitu gue matiin," lanjut Rani lalu memutuskan panggilannya.
Rani menghembuskan napasnya perlahan dan, langsung saja ia menghampiri Raina, Arga, dan Eza yang masih berada di sana.
"Raina!" teriak Rani sambil berlari kearah Raina. "Raina gawat!" kata Rani
"Gawat kenapa?!" tanya Raina yang melihat wajah panik Rani.
Rani langsung membisikkan sesuatu pada Rani.
"Apa!" teriak Raina setelah mendengar kata Rani.
"Kenapa sih Raina?!" tanya Eza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Luna (SELESAI)
Genç KurguJANGAN LUPA DI FOLLOW!! (Yuk Bantu sampai 100k pembaca) Ini cerita tentang Luna yang hatinya berkali-kali dipatahkan, dan Raga dengan segala keegoisannya. "Kalau gue bilang, sekarang gue butuh lo gimana? Lo mau balik sama gue," tutur Luna pada Raga...