Jangan lupa share cerita ini ke teman-teman kalian 🙏
Happy Reading...
****
Mereka semua pergi menuju ke UKS untuk melihat keadaan Luna. Sesampainya di sana mereka sudah melihat Luna yang menyandarkan tubuhnya.
"Lun, lo gak papa kan?" ujar Rani sambil memegang tangan Luna.
Luna menganggukkan kepalanya. "Gak papa," jawab Luna.
"Kalau buka Bella pelakunya, jadi siapa yang ngunci'in Luna di toilet?" Gumam Eza.
"Kira-kira siapa ya pelakunya," lirih Citra.
Ketika mereka semua terdiam memikirkan siapa orang yang menguncikan Luna tiba-tiba saja seseorang datang.
"Ngapain kalian ngumpul disini?!" kata Ibu Lina. "Cepat ke aula sekarang, ada yang mau di sampaikan sama kepala sekolah!" lanjutnya.
"Jangan galak-galak atuh Bu, nanti cepat tua," sahut Haekal.
"Berani kamu ngatain saya! Cepat ke aula sekarang!" marah Ibu Lina.
Mereka semua langsung saja pergi dari UKS, dan langsung beranjak ke aula. Sesampainya di sana, Rani dan yang lainnya melihat siswa siswi yang telah fokus mendengar kepala sekolah sedang berbicara di depan mereka semua.
"Karna beberapa hari lagi kita akan mengadakan festival sekolah. Ibu harap kalian tidak ada yang bikin masalah, karna festival kali ini ibu mengundang SMA Pelita untuk datang di acara festival sekolah kita!" terang Ibu Lina. "Paham kalian?" sentak nya.
"Paham ibu!" Kompak mereka.
***
Disini Luna masih berada di dalam UKS, karna merasa bosan, Luna memutuskan untuk pergi ke rooftop sekolah.
Sebelum pergi ke rooftop sekolah, Luna memutuskan untuk pergi ke dalam kelasnya dulu. Sesampainya di kelas Luna langsung membuka tasnya, dan mengambil obat, dan langsung meminum.
Setelah meminum obat, Luna langsung saja melangkahkan kakinya menuju rooftop sekolah.
Sesampainya di sana Luna seperti melihat seseorang pria dia. Sepertinya Luna mengenalinya, dan dengan samar-samar Luna mendengar ucapannya.
"Akhh! kenapa gue takut kehilangan nyokap gue," lirihnya sambil mengacak frustasi rambutnya.
Luna berjalan mendekati orang tersebut.
"Semua orang pasti akan mengalami kehilangan Vero," ucap Luna pada Vero.
Vero yang mendengar ucapan seseorang, lantas langsung melihat kearah Luna. Vero tak menjawab, ia hanya diam sambil menatap Luna yang berada di sampingnya.
"Dulu gue juga takut kehilangan seseorang dalam hidup gue," gumam Luna. "Beberapa hari yang lalu gue nanya sama nyokap gue. Gue bilang, apa benar hal yang paling di takuti oleh setiap orang di dunia ini adalah kehilangan," ucap Luna, dan Vero masih saja mendengar ucapan Luna. "Terus di jawab deh sama nyokap gue. Lo mau tau gak nyokap gue bilang apa?" Kata Luna pada Vero.
Vero menganggukkan kepalanya. "Apa?" Singkat Vero.
"Nyokap gue bilang, mungkin beberapa orang akan merasa sangat kehilangan seseorang yang ia sayang dalam hidupnya. Tapi kalimat itu gak berlaku bagi nyokap gue," kata Luna. "Hal yang paling nyokap gue takuti di dunia ini buka kehilangan. Melainkan, ketika ia lupa cara bersyukur seperti apa," jelas Luna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Luna (SELESAI)
Fiksi RemajaJANGAN LUPA DI FOLLOW!! (Yuk Bantu sampai 100k pembaca) Ini cerita tentang Luna yang hatinya berkali-kali dipatahkan, dan Raga dengan segala keegoisannya. "Kalau gue bilang, sekarang gue butuh lo gimana? Lo mau balik sama gue," tutur Luna pada Raga...