88. THE AND (Still With You)

3.6K 111 33
                                    

Jangan lupa untuk share cerita ini ke teman-teman kalian 🙏

Maaf ya guys kalau endingnya tidak sesuai dengan gambaran kalian dan maaf kalau ceritanya agak sedikit berbeda, thank you buat kalian semua yang udah baca cerita Dear Luna sampai end dan maaf juga kalau ceritanya agak sedikit membosankan buat kalian dan terlalu berbelit-belit. Thank you buat semuanya 🙏😇💜

Happy Reading...

****

Keesokan harinya jam delapan pagi, Luna sudah siap bertemu dengan Raga lagi, untuk terakhir kalinya. Ia menyuruh Raga untuk menemuinya di sebuah taman tempat biasanya mereka bertemu. Padahal Luna ingin mengajak Raga bertemu di pantai tapi waktu tidak memungkinkan.

Dan sekarang Luna sedang menunggu kedatangan Raga. Setelah beberapa saat kemudian Raga datang menghampiri Luna.

"Lama?" Ucap Raga.

Luna menggeleng sambil tersenyum pada Raga.

"Jam berapa lo berangkat?" Tanya Luna.

Raga melihat jamnya yang melingkar ditangannya. "Sekitar tiga puluh menit," Ucap Raga.

Entah mengapa Luna ingin sekali menagis, dirinya juga tak tau mengapa ingin sekali menagis. Raga menatap mata Luna yang sedikit berkaca-kaca.

"Kenapa?" Tanya Raga sambil mengusap lembut rambut Luna.

"Bisa gak lo kabulin permintaan gue," ucap Luna yang menatap Raga. "Gue gak minta apa-apa sama lo. Gue cuman mau lo jangan pergi," kata Luna sambil menahan air matanya.

Raga mengambil kedua tangan Luna dan menggenggamnya erat. "Gue juga maunya gitu, sampai detik ini pun gue masih berdoa agar pertandingan gue dibatalin," jelas Raga.

Raga masih menggenggam kedua tangan Luna.

"Maafin gue ya... Untuk kali ini gue ingkar janji lagi," Gumam Raga.

Luna menundukkan dengan air mata yang mengalir.

Ia mengangguk kecil. "Gue cuman takut Ga, gue takut kalau lo ak-" ucapan Luna terputus karena Raga langsung menarik Luna kepelukannya.

"Gue janji gue akan balik demi lo," lirihnya  yang masih memeluk Luna. "Terimakasih karna dari lo, gue belajar tentang kesetiaan, ketulusan dan juga cinta. Dan gue paling terimakasih sama Tuhan karena mempertemukan lo dengan gue. Perempuan cantik, baik, dan tulus mencintai seseorang Raga yang sangat egois dan keras kepala," tutur Raga membuat Luna meneteskan air matanya.

"Jangan biarin gue nunggu lama ya Ga," lirih Luna.

"Gue janji gak akan biarin lo nunggu lama," kata Raga.

Raga melepaskan pelukannya. Ia melihat kearah jam tangannya, sekarang menunjukkan pukul sembilan pagi, tinggal beberapa menit lagi ia akan pergi ke Singapore.

"Gue antar pulang," ujar Raga.

"Gue mau lihat lo berangkat," ucap Luna.

"Gak boleh. Kalau lo nganter gue, gue gak akan tega lihat wajah lo dan gue semakin berat ninggalin lo" tutur Raga dan membuat Luna mengangguk kecil.

Hanya beberapa menit saja, Raga sudah sampai mengantar Luna di depan rumah, Raga langsung menyuruh Luna untuk masuk kedalam rumahnya.

"Gue masuk," Gumam Luna.

Baru beberapa langkah tiba-tiba Luna menghentikan langkahnya dan langsung memeluk tubuh Raga kembali dengan air mata yang mengalir. Dirinya sudah tak tahan menahan air matanya dari tadi.

Sangat jelas suara isakkan Luna ditelinga Raga.

"Jangan nangis, lo buat gue semakin berat ninggalin lo," ucap Raga melepaskan pelukannya.

Dear Luna (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang