70. Surprise

862 61 15
                                    

Sebelum membaca di mohon untuk komen dan vote, dan jangan lupa share cerita ini ke teman-teman kamu!

Happy Reading...

Tepat jam empat sore kini Luna sedang berada di dalam kamar sambil menunggu kedatangan Angga sepupu. Hari ini Linda dan Bunga akan pulang. Luna, Angga serta Anya ingin menjemput Mamah mereka dibandara.

Luna memutuskan untuk keluar kamarnya, lantaran mendengar suara mobil Angga yang datang.

"Langsung aja ya," ujar Luna sambil berjalan kearah Angga yang sedang duduk di sofa.

"Jadwal penerbangannya di undur besok," ucap Angga.

"Oh gitu," lirih Luna. "Tapi jadi kerumah Anya kan?" tanya Luna.

"Lo mau kesana?" Tanyanya balik.

"Kalau boleh," gumam Luna.

"Boleh tapi tunggu paman Ari pergi,"

Luna mengerutkan keningnya. "Paman Ari ada dirumah Anya," Ucapnya, dan Angga hanya menganggukkan kepalanya saja. "Sejak kapan," kata Luna.

"Udah lama," ucapnya, dan berdiri dari duduknya. "Kalau gitu gue cabut dulu, lo mau nitip apa?" tanya Angga.

"Gak deh, lo hati-hati di jalan," kata Luna.

"Gue cabut,"

Angga pergi dari rumah Luna, setelah Angga pergi Luna mana tuh tasnya di meja dan mendudukkan dirinya di sofa. Luna termurung seketika ia kembali mengingat ucapan Raga tadi siang. Luna berpikir apakah tindakannya tidak terlalu berlebihan, pasalnya Luna hanya berpikir bahwa dia harus mempertahankan hak nya, dan ia tidak mau lagi kehilangan orang yang ia sayangi.

Dari pada terlalu memikirkannya Luna memutuskan untuk menghubungi Rani sahabatnya.

"Hallo Rani," ujar Luna ketika Rani mengangkat telponnya.

"Iya Lun, kenapa?" Jawab Rani.

"Emm... gue mau cerita sama lo,"

"Cerita aja kali Luna, kaya sama siapa aja lo,"

Perlahan Luna menarik napasnya dan mengembuskannya perlahan lalu menceritakan semuanya tentang kejadian tadi siang antara dirinya dan juga Raga kepada Rani.

"Lo gak marah kan Rani, apa tindakan gue berlebih," ujar Luna.

"Luna tindakan lo gak salah, Karna lo mempertahankan apa yang jadi milik lo dan gue gak marah. Kan gue yang ngasih saran sama lo mana mungkin gue marah salah lo," jelas Rani pada Luna. "Tapi lo jangan terlalu maksain diri lo, kalau lo udah capek berhenti ya. Gue gak mau lihat Sabahat gue nangis terus," lanjutnya.

"Makasih ya Rani gue janji kalau gue udah cape gue gak bakal maksain diri gue,"

"Btw Raina tau tentang ini,"

"Gue gak ngasih tau Raina, gue yakin pasti dia gak bakal setuju dengan tindakan gue,"

"Oh gitu yaudah gak papa,"

"Kalau gitu gue tutup ya Ran, thanks udah dengerin cerita gue,"

"Pakai makasih segala lagi lo. Ok gue tutup, see you,"

Luna memutuskan panggilannya dan langsung pergi ke kamarnya.

Jam delapan malam Luna merasa sangat mengantuk, Luna pergi ke kamarnya dan membersihkan wajahnya, kemudian ia mempersiapkan mata pelajaran untuk besok setelah itu ia langsung memutuskan untuk tidur. Hanya hitungan detik Luna terlelap dalam tidurnya.

***

Di satu sisi sekarang Angga sedang bersama dengan Alex, mereka berdua sedang duduk di atas motor mereka masing-masing sambil membicarakan sesuatu.

Dear Luna (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang