°14. Salting°

1.3K 100 6
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW IG DAN WP GUE: @nandaphp_

•••🍁•••

Lagi, sudah 2 hari ini Anya selalu sarapan di kantin. Suasana rumahnya masih seperti kemarin. Membuat nafsu makan Anya langsung merosot. Mata Anya mengedar, mencoba mencari teman untuk makan.

"Oi!" Sandra menepuk pundak Anya, gadis itu duduk di samping Anya dengan ceria. Seperti dulu, keduanya kembali terlihat akrab.

"Butuh teman kah?" Anya tertawa kecil lalu mengangguk. Ia membuka kotak makannya, ia sodorkan pada Sandra.

"Lo mau?"

"Gue udah makan." Anya manggut-manggut, ia melahap makanannya dengan senang.

"Nya." Anya menoleh sembari mengunyah makanannya. "Doa in gue ya, gue mau lomba renang. Gue butuh suport lo."

Anya tersenyum lebar, ia menepuk kedua pundak Sandra. Menatap dalam gadis itu. Sandra cenderung gadis yang tidak mudah percaya diri. Dan Anya, sebagai sahabat ia harus menguatkan Sandra.

"You can do it! Jangan takut gagal. Lo bakalan berhasil. Okay?" Sandra tersenyum lebar, mengangguk yakin.

"Gue bakalan nonton pertandingan lo. Gue temenin lo pasti." Sandra merenggangkan tangannya, memeluk Anya. Sandra merasa sangat senang hubungan nya dengan Anya sudah membaik.

"Thanks banget, Nya." Sandra melepaskan pelukannya, menghela napas lega. Keyakinan dalam dirinya semakin bertambah.

"Okay, gue latihan dulu ya? Lo lanjut makan. Semangat juga buat lo." Sandra menepuk pundak Anya, lalu berlari kecil menuju kolam renang. Anya geleng-geleng kepala, ia hendak melanjutkan makannya. Tapi tiba-tiba Rere dan teman-temannya datang.

"Ciee udah baikkan," goda Rere.

"Ciee juga yang kemarin kencan di kafe sampai ketiduran," sindir Fia. Anya mengerutkan keningnya, merasa aneh dengan itu.

"Kok lo tau?" Rere dan yang lainnya tertawa kecil. Jelas saja, suami Fia sejak di kelas tadi sudah menggoda Samuel. Mungkin anak kelas 12 IPA 3 sudah tahu hal itu.

Anya hanya mampu bersabar, mengingat itu ia jadi ingat janjinya dengan Samuel. Anya membuka ponselnya, hendak memberi pesan pada Samuel. Tapi ternyata ada pesan masuk yang belum ia baca.

Aku selalu berpesan: berbahagia lah dulu, sebelum aku muncul bersamaan dengan kehancuran mu.

Anya mengepalkan tangannya, rasanya ia sudah sangat terusik dengan pesan-pesan itu. Ia selalu diintai, bahkan seolah diancam.

Siapa lo?

Aku dekat. Terlihat, tapi tak terpikirkan
oleh mu. Aku di sekitar mu, bisa kamu
jangkau.

Anya kembali berpikir. Siapa sosok itu? Dekat dengannya, terlihat tapi tak terpikirkan. Artinya, sosok itu adalah orang yang tidak akan Anya sangka pelakunya.

Anya melihatnya, tapi tidak menduga orang itu.

Seperti, jahat tapi terlihat baik.

"Nya, kenapa?" tanya Rania yang memperhatikan perubahan raut wajah Anya. Anya tertegun, ia menggeleng pelan. Memilih merahasiakan dari teman-temannya.

Sosok itu, akan Anya temukan sendiri. Atau, menunggu dia menampakkan dirinya.

•••🍁•••

PANDEGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang