BACA SAMPAI BAWAH DAN TELITI YAA!!
BIG THANKS 🖤.*KALAU MAU BONUS PART, RAMEIN YA!
•••💜•••
Samuel masih berada di atas motornya, tersenyum-senyum memandang Anya, mengusap-usap rambut Anya dengan lembutnya. Saling tatap, mendengarkan cerita kecil Anya. Berbicara berdua meski itu hanya hal sederhana. Menceritakan apa yang mereka lalui hari ini.
Anya masih asik bercerita, begitupun Samuel yang asik mendengar, diiringi tawa kecil dari mereka. Seketika suara langkah kaki terdengar, menoleh bersamaan ke arah gerbang. Melihat Gisell yang baru saja keluar, saling bertatapan tanpa suara.
Gisell hanya manggut-manggut saja menatap Anya dan juga Samuel, tak lama ia segera pergi dari sana. Berjalan entah ke mana. Meninggalkan Samuel dan Anya, tanpa menggangu ataupun mengucapkan apapun.
"Semuanya balik kayak dulu, mulai membaik," ucap Anya mengalihkan pandangannya dari Gisell ke Samuel. Samuel masih menatapnya dengan hangat, sama seperti biasanya. Senyum Samuel, menunjukkan rasa senang bahwa semuanya mulai baik-baik saja.
"Ayo pergi," ajak Samuel menggenggam tangan Anya dan mengusap-usap, melangkahkan kakinya, duduk yang tepat di atas motornya.
"Ke mana?" Samuel hanya menoleh, memberikan helm pada Anya. Lalu memakai helm di kepalanya, tanpa menjawab pertanyaan Anya, Samuel langsung menyalakan motornya.
Anya berdesis, tidak mendapatkan jawabannya, ia langsung naik ke atas motor Samuel. Tidak peduli ia hanya memakai sweater dan celana pendek, yang penting ia pergi bersama Samuel. Rasanya malas dan membuang waktu jika harus berganti baju.
Samuel melirik Anya dari kaca spion, melihat celana pendek yang dipakai Anya. Gadis itu sama sekali tidak memikirkan penampilan nya. Menggelengkan kepalanya.
"Nggak mau ganti baju? Gue tungguin," ucap Samuel mematikan mesin motornya. Anya melepaskan pelukannya dari pinggang Samuel, mencebikkan bibirnya kesal.
"Kenapa? Jelek gue gini?" tanya Anya kesal, apa salahnya jalan berdua hanya dengan sweater, celana pendek dan tanpa make up. Apa sepenting itu penampilan? Apa Samuel malu? Menyebalkan untuk Anya yang tidak suka ribet.
"Selalu cantik, tapi setidaknya jangan diumbar," lanjut Samuel turun dari motor, melepaskan helm nya. Anya masih duduk di atas motor dengan wajah kesalnya, Samuel terkekeh pelan, lalu mengangkat tubuh Anya dan menurunkan nya dari atas motor.
"Tubuh gue se enteng itu ya, main angkat aja," omel Anya ditanggapi tawa kecil dari Samuel.
"Sana, pergi ganti baju," suruh Samuel tidak suka melihat Anya dengan celana pendeknya. Selain tidak mau diumbar-umbar, di luar juga pasti dingin. Anya pun menurut, segera masuk untuk berganti baju.
Berbalik badan, mengintip dari pagar, melihat Samuel yang tengah bersandar di motornya. Anya memberikan tatapan peringatan.
"Jangan ngilang loh!" ucap Anya memberitakan peringatan dengan tatapan tajam, tapi menggemaskan di mata Samuel.
"Gue selalu nunggu lo di tempat yang sama," jawab Samuel dengan senyum lebarnya. Anya luluh, menarik raut tajamnya, berbalik badan dan diam-diam tersenyum, segera berlari berganti baju agar segera pergi bersama Samuel. Menghabiskan waktu bersama.
•••💜•••
Menikmati keindahannya kota Jakarta di malam hari, membuat momen-momen menyenangkan bersama, menghabiskan malam yang dingin, melakukan banyak hal bersama di malam ini. Entah ke mana saja mereka pergi, setidaknya mereka bersama dan bersenang-senang.
![](https://img.wattpad.com/cover/242774661-288-k18271.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PANDEGA
Teen Fiction"Pandega! Gue suka nama itu!" pekik Anya dengan senang. Samuel tersenyum miring, mendekat ke Anya. "Nama doang?" goda Samuel. "Mau lebih lo?" Samuel kembali tersenyum miring, semakin mendekatkan wajahnya. "Boleh?" ••• Samuel Pandega. Si dingin de...