°44. Pesta?°

1.1K 87 6
                                    

SELAMAT MEMBACA ORANG BAIK^^

•••💜•••

Hari terus berlanjut, dengan banyak kegiatan dan peristiwa yang terjadi. Selagi masih ada napas, masih ada kewajiban untuk menjalani hari-hari. Tak peduli ada atau tidaknya semangat. Setidaknya napas itu, menjadi alasan untuk tetap menjalani hari-hari.

Begitupun hari berjalan, ujian juga berjalan tanpa henti, kelulusan sudah semakin dekat. Setelah berhari-hari bertempur dengan ujian, kini kelaa 12 sudah menyelesaikan pertempuran itu. Waktunya untuk menanti hasil perjuangan mereka.

Ada waktu untuk istirahat sebelum pengumuman kelulusan dan siapa yang mendapatkan nilai tertinggi. Sebentar lagi, mereka akan berpisah. Itulah sebabnya setelah ujian terakhir mereka tetap tinggal di kelas.

"Mau pesta nggak? Gas aja yok!" Randy langsung memberi usul dengan semangatnya. Terbebas dari siksaannya selama beberapa hari ini, ia sangat puas ujiannya telah berakhir.

"Biaya ditanggung lo," ucap Kenzo memberikan pendapatnya. Banyak yang setuju dengan itu, menyerahkan semuanya biaya pada Randy.

"Mau nya gratisan," sahut Randy dengan nada kesal membuat yang lainnya tertawa. Tidak ada pilihan lain, selain menerima hal itu. Mengeluarkan dana banyak untuk pesta bersama teman-temannya.

Toh, bagi Randy ini bukan masalah, tidak akan terlalu banyak.

"Di mana?" tanya Rania ikut nimbrung pembahasan ini.

"Club aja udah, sambil dugem," usul Bayu dengan semangatnya. Randy langsung memukul kepala cowok itu, berkacak pinggang.

"Tempat haram buat cewek gue," ucap Randy yang mengingat Fia juga akan ikut. Terjadi lah sorakan di kelas karena perkataan Randy itu.

Randy menyengir sembari menatap Fia, menaik-turunkan alisnya menggoda Fia. Fia hanya geleng-geleng kepala, sudah biasa dengan sifat itu. Fia teringat sesuatu, ia menatap Randy.

"Anak kelas sebelah, boleh gabung kan ya?" tanya Fia sembari memberi usulan, ia mengingat Anya.

"Iya aja, pasti lebih seru," sahut yang lainnya.

"Bener! Sekalian ada crush gue di kelas sebelah," ucap Jeno dengan senyum-senyum sendiri, ia sekarang disoraki anak kelas karena itu. Randy ikut tertawa, lalu melihat Samuel.

Randy tersenyum miring, menyetujui usulan itu. Mengingat bagaimana Samuel dan Anya. Akan lebih baik mereka dalam satu acara bukan?

"Apa?" ketus Samuel yang menyadari Randy menatapnya dengan senyum miring. Randy menggelengkan kepalanya sembari menepuk-nepuk pundak Samuel. Lalu kembali menatap teman-temannya.

"Yoi, ayo ajak kelas lain." Randy membuat keputusan, mendapatkan sambutan baik dari teman-temannya. Mereka semua menyetujuinya.

"Kapan nih? Di mana?" Rere ikut menyahuti.

"Habis pengumuman kelulusan ajak nggak sih? Lebih leluasa gitu." Rachel memberikan usulan, banyak yang mengangguki nya. Merasa jika sudah fiks lulus, pesta itu akan lebih meriah.

"Di rumah gue aja, luas. Ntar bikin tenda si halaman, kita nginep." Randy memberikan informasi, seisi kelas langsung heboh. Senang dengan itu, apalagi ada camping seperti itu.

Fia memijat kepalanya, pusing dengan ulah Randy. Karena pada akhirnya ia juga yang harus membersihkan semuanya, acara itu akan seru, tapi sungguh melelahkan.

Samuel menghela napas, tidak terlalu antusias seperti teman-temannya. Tapi ia juga ikut senang, tentu juga ikut memeriahkan acara juga. Tapi sekarang, dipikirannya hanya Anya.

PANDEGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang