SELAMAT MEMBACA ORANG BAIK^^
•••💜•••
Hari sudah semakin larut malam, pesta masih berlanjut, menahan ngantuk yang sudah terasa. Memeriahkan acara yang sebentar lagi akan selesai. Membuat sebuah kenangan manis untuk perpisahan mereka. Semuanya sudah berkumpul, duduk bersila.
Samuel dan Anya pun, Samuel membangunkan Anya karena acara ini. Setelah itu mereka akan pulang, membiarkan Anya tidur di dalam mobil saja. Samuel mengalihkan pandangannya dari Anya, menerima botol kecil dan beberapa kertas serta bolpoin dari Fia dan Randy.
Semuanya udah menerima semua itu, Randy berdiri di tengah-tengah. Bersiap memberikan penjelasan. "Lo tulis pesan-pesan kalian, singkat-singkat aja. Gulung kertas itu, masukin ke botol sampai penuh."
"Botol ukuran 10cm ini? Banyak banget," keluh Kenzo melihat botol tersebut, akan memakan banyak waktu seperti nya. Randy berdecak.
"Lo tulis pesan singkat aja, nanti kita kumpulin terus masing-masing ambil satu secara acak," lanjut Randy.
"Nggak perlu identitas nih?" tanya Rere yang diangguki Randy.
Semuanya menyetujuinya, mulai menulis pesan-pesan singkatnya. Menggulung kertasnya, dan menaruhnya ke dalam botol. Tidak dengan Samuel, dirinya tidak tertarik dengan ide ini. Ia malas membuat pesan-pesan seperti itu, menghela napas. Menulis sesuatu sesuka hatinya.
Semuanya fokus pada kertas masing-masing, menyembunyikan pesan masing-masing. Perlahan botol itu mulai penuh dengan banyak pesan. Randy mengumpulkan nya, menaruh di tengah-tengah mereka. Semuanya sudah mengumpulkan.
"Okey, gue ambil duluan ya? Yang ambil harus tutup mata," ucap Randy bersiap-siap mengambil acak botol tersebut, ia sudah menutup matanya. Semuanya bergilir, mengambil satu-satu botol di sana. Sampai semuanya sudah memegang botol.
"Di baca semua?" tanya Samsul.
"Gila, bakal lama lah. Sebagian aja," jawab Fia yang di pahami yang lainnya.
"Gue duluan!" teriak Rania tidak sabar, ia sangat penasaran dengan isi botol tersebut, ingin tahu juga siapa pemiliknya. Semuanya mengizinkan, membiarkan Rania membuka nya dahulu.
Rania mulai membukanya, mengambil satu kertas yang sudah tergulung. Membaca pesan tersebut. "Gue pengen ganteng," ucap Rania membaca pesan itu membuat yang lainnya tertawa.
"Siapa anjir yang nulis?" tanya Rania bertanya-tanya, kumpulan cowok-cowok tidak ada yang mengangku.
"Bukan gue sih, gue udah ganteng," ucap Randy dengan kepercayaan dirinya. Yang lainnya hanya menyoraki, sinis dengan ke pd an Randy. Walaupun itu memang benar, Randy tampan.
"Gue pengen pacaran juga," ucap Rania membaca pesan itu lagi. Lagi, semuanya tertawa mendengar pesan tertulis itu.
"Gue pengen cium cewek cantik," ucap Rania lalu membuat raut heran. Tawa tidak berhenti, meski mereka tidak tahu siapa sebenarnya orang dibalik penulis itu.
"Anjir, pasti ni cowok sad banget hidupnya," kata Haikal diiringi tawa.
"Weh, nggak boleh gitu lo, Kal," sahut Samsul tidak terima.
"Terdeteksi seperti ini punya Samsul," ujar Nindy memberikan pendapatnya. Semuanya kembali tertawa Samsul di tuduh seperti itu.
"Parah lo, cenayang lo ya?" tanya Samsul pada Nindy. Seakan pertanyaan itu meyakinkan bahwa Samsul si penulis pesan-pesan itu.
"Anjir beneran si Samsul." Randy tertawa ngakak, semuanya pun, tanpa terkecuali. Samsul juga, ia tidak terlalu memasukkan ke hati, tahu itu candaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANDEGA
Teen Fiction"Pandega! Gue suka nama itu!" pekik Anya dengan senang. Samuel tersenyum miring, mendekat ke Anya. "Nama doang?" goda Samuel. "Mau lebih lo?" Samuel kembali tersenyum miring, semakin mendekatkan wajahnya. "Boleh?" ••• Samuel Pandega. Si dingin de...