°29. Apa yang terjadi?°

1K 69 3
                                    

SELAMAT MEMBACA^^

•••🍁•••

Seperti janjinya kemarin, Samuel mengantar Anya ke toko buku untuk membeli novel. Sore ini Samuel menepati janjinya. Membelanjakan gadisnya banyak novel.

Terlihat Anya begitu senang, keluar dari toko buku dengan banyak novel yang ia beli. Senyum gadis itu terbit lebar. Membuat Samuel juga ikut senang.

"Puas?" tanya Samuel sembari menenteng totebag yang berisi novel-novel pilihan Anya. Anya tersenyum puas, tangannya merangkul lengan Samuel.

Samuel ikut senang, setidaknya melakukan hal sederhana dan menghabiskan waktu berdua dengan Anya, itu sudah cukup.

"Bentar lagi ujian. Lo udah belajar?" tanya Anya mengganti topik. Samuel menggeleng pelan.

"Belum," jawabnya. Anya berdecih mendengar jawaban itu.

"Bilangnya belum belajar, ujung-ujungnya peringkat satu," cibir Anya membuat Samuel tertawa kecil.

"Nggak. Kan yang peringkat satu cewek cantik ini," goda Samuel yang ingin menyemangati Anya secara tersirat. Keduanya saling tatap lalu tertawa bersama, seolah itu lucu untuk keduanya.

Keduanya lalu berjalan menuju parkiran. Menuju motor Samuel. Belum sampai di parkiran, keduanya dihadang oleh beberapa cowok. Samuel langsung pasang badan untuk Anya.

"Urusan apa lagi?" tanya Samuel, mengeluarkan sisi dinginnya. Anya meremas ujung baju Samuel, khawatir dengan situasi seperti ini. Apalagi melihat cowok yang tidak ia kenal terlihat begitu emosi.

Rajendra, ketua dari geng Arthur, maju satu langkah. Dan melemparkan satu bogeman di pipi Samuel. Membuat Samuel tersungkur, Anya yang terkejut langsung membantu Samuel berdiri.

"Lo mau apa sih? Kasar banget." Anya mendorong  dada Rajendra yang ingin mendekati Samuel lagi. Samuel segera berdiri, rahangnya semakin mengeras.

Samuel menyembunyikan Anya di belakang tubuhnya, apalagi Rajendra menatap Anya dengan begitu tajam. Samuel menatap Rajendra tak kalah tajamnya.

"Urusan mana lagi? Hah?" tanya Samuel sekali lagi. Bukanny menjawab, Rajendra malah bersiap ingin memeluk Samuel lagi. Tapi Samuel langsung menepisnya, dengan tatapan mata tajamnya.

Rajendra berdecih, lalu melirik kearah Anya yang berada di belakang Samuel. Tersenyum miring, lalu menunjuk Samuel.

"Cowok lo, seorang pembunuh." tandas Rajendra penuh emosi. Anya tentu terkejut, menatap Samuel dengan penuh tanda tanya. Samuel balik menatap Anya, meyakinkan jika ia tidak melakukan itu.

"Rumor apa lagi ini?" tanya Samuel kembali menatap Rajendra. Rajendra terkekeh sinis, lalu menarik kerah baju Samuel.

"Lo ingat cowok yang kemarin lo gebukin? Ingat dia?!" tanya Rajendra dengan nada tinggi. Samuel langsung mendorong tubuh Rajendra, merapikan bajunya kembali. Maju satu langkah lagi.

"Iya, gue ingat. Cowok yang udah lecehin cewek gue. Kenapa? Anggota lo?" sinis Samuel, mengingat kejadian kemarin yang membuat ia luka-luka. Lain dengan Anya yang semakin bingung dan khawatir dengan situasi saat ini.

"Reza namanya. Dia mati, karena lo!" Rajendra kembali menonjok Samuel. Anya masih terdiam, mencerna keadaan saat ini. Ia sungguh tidak percaya dengan ini.

"Lo perlu tahu, cowok lo itu pembunuh." Rajendra kembali berucap pada Anya, penuh penekanan. Anya menarik napas sejenak, lalu maju ke hadapan Rajendra meski Samuel sempat menghalangi.

"Samuel nggak sesampah itu!" Anya membantah tuduhan itu, ia sungguh percaya dengan Samuel. Tangannya menggenggam erat tangan Samuel.

"Jelas-jelas sekarang temen gue mati. Semuanya karena cowok lo mukul temen gue membabi buta!" Fathur ikut angkat bicara. Semakin menyulut emosi.

PANDEGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang