"Pandega! Gue suka nama itu!" pekik Anya dengan senang. Samuel tersenyum miring, mendekat ke Anya.
"Nama doang?" goda Samuel.
"Mau lebih lo?" Samuel kembali tersenyum miring, semakin mendekatkan wajahnya.
"Boleh?"
•••
Samuel Pandega. Si dingin de...
Malam hari Anya tidak ingin menghabiskan nya dengan sia-sia. Apalagi ia sudah mau ujian Nasional, sebentar lagi ia akan lulus. Ia perlu belajar keras. Bukan hanya mengandalkan diajari Samuel saja.
Belajar pun Anya tidak terlalu berlebih-lebihan. Ia tahu waktunya istirahat. Seperti sekarang, setelah belajar ia memutuskan untuk rebahan. Sembari bermain ponselnya.
Anya membuka roomchat nya, menemukan notif dari Samuel. Sekarang ia lebih sering berkomunikasi dengan Samuel, maklum sudah menjadi pacar.
Pandega: | Belajar nya dibuat enjoy | Jangan kebawa overthinking
Anya tersenyum membacanya, Samuel adalah salah satu suport sistemnya. Ia mulai bisa mengontrol waktu dan rasa malasnya untuk belajar. Perlahan, Anya mengetikkan balasan.
Anya: Baru kelar |
Tak lama Samuel membaca pesan itu. Terlihat cowok itu sedang online.
Pandega: | Good
Anya:
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tetiba mau borong novel |
Pandega: | Besok beli
Anya: Kalau sekarang? |
Pandega: | Sekarang istirahat
Diam-diam Anya tersenyum, entahlah ia bisa bucin. Hanya seperti itu saja membuat perutnya seperti ada kupu-kupu terbang.
Anya: Sekarang laperr |
Anya terkekeh kecil, untuk pertama kalinya ia main kode-kodean dengan cowok. Ah, ternyata menyenangkan.
Pandega: | Gue gofood in | Mau apa?
Anya memejamkan matanya, senyumnya masih mengembang lebar. Sungguh, hal sederhana seperti itu membuat ia bahagia. Samuel yang memanjakan, menurutinya, dan perhatian padanya.
Ah, terlihat menyenangkan.
Anya: Martabak aja deh |
Pandega: | Okay
Anya lagi-lagi tersenyum-senyum, tapi senyumnya mulai pudar. Saat notif pesan dari sebuah nomor masuk. Mana lagi jika bukan dari si peneror?