°48. Saling Ngambek.°

1.3K 96 4
                                    

SELAMAT MEMBACA ORANG BAIK^^

•••💜•••

"Hmm, selalu mempesona." Anya tersenyum lebar, perutnya seperti ada kupu-kupu terbang, ia sangat merona sekarang. Apalagi tatapan Samuel, sangat dalam dan penuh kasih sayang dan, rasa khawatir.

Samuel memejamkan matanya sekali lalu membukanya lagi. Mulai mendekati Anya, sadar, mereka belum pernah berciuman sebelumnya.

"An, boleh?" Anya diam sejenak, memperhatikan Samuel yang perlahan mulai mendekatkan wajahnya. Anya ingin menolak, tapi melihat raut kelelahan Samuel ia tidak tega. Anya membiarkan, memberikan kesempatan pada Samuel untuk melakukan itu.

Memejamkan matanya, perlahan mengalungkan tangannya di leher Samuel. Diam, menikmati apa yang Samuel lakukan.

•••💜•••

Setelah melewati hari-hari melelahkan, perlahan semuanya mulai membaik. Ujian sudah berakhir, Anya berhasil melewatinya. Hasil cukup baik, sangat memuaskan sekali. Ia bangga dengan hasil itu, bangga pada dirinya sendiri. Kini ia sudah bebas, menikmati masa liburnya sebelum datang masa kuliahnya.

Anya tertawa pelan, menatap serta mendengar cerita wanita paruh baya di depannya ini. Sejak tadi mereka terus berbincang dengan canda tawa. Sepertinya semakin lama Anya dan bunda Samuel semakin dekat. Tidak ada kecanggungan lagi di antara mereka.

"Oh, tante pakai itu?" tanya Anya melihat-lihat produk skincare yang dimiliki Bu Rosa. Merek skincare mereka berbeda, tidak bisa saling tukar-menukar.

"Kamu sendiri? Produk apa?" tanya Bu Rosa setelah memperlihatkan produk skincare nya, yaitu avoskin.

"Dulu nya cuma pakai emina, murah. Sekarang ganti, pakai elsheskin," jawab Anya yang hanya diangguki oleh Bu Rosa.

"Nambah biaya pengeluaran aja," sahut Samuel yang ada di belakang Anya, sibuk dengan ponselnya, tapi sedari tadi juga memperhatikan 2 perempuan itu. Keduanya sibuk membahas masalah wanita sampai lupa ada Samuel.

"Lo juga nggak selalu beliin gue skincare kok, nggak usah ribet," omel Anya menanggapi Samuel. Samuel mematikan ponselnya dan memutar bola matanya malas, menatap Anya.

"Yang suka ngerengek minta skincare siapa?" sahut Samuel balik, meski tidak selalu, tapi Anya sering melakukannya. Anya hanya tertawa pelan, mengakui hal itu. Anya mengusap-usap rambut Samuel dengan gemas.

"Iya, makasih udah di modalin," puji Anya agar Samuel tidak ngambek, benar saja raut cowok itu langsung berubah senang. Bu Rosa hanya geleng-geleng kepala saja, melihat interaksi kedua orang itu. Senang, hubungan keduanya baik-baik saja.

"Keluar yuk?" ajak Samuel pada Anya. Berpikir sejenak, lalu menoleh ke Bu Rosa. Bu Rosa tertawa melihat tatapan Anya yang seperti meminta izin. Mengelus rambut Anya, sembari menganggukkan kepalanya. Anya menoleh ke Samuel dengan raut di tekuk.

"Gue mau sama bunda dulu, males keluar ah," ucap Anya tidak mau diajak keluar Samuel. Memeluk Bu Rosa, dengan gemas. Raut wajahnya kembali masam, Samuel mengalihkan pandangannya dari Anya.

Menghela napas, berdiri sembari merapikan bajunya, berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Anya hanya memandangnya saja, hingga terdengar pintu kamar yang tertutup dengan kencang. Anya sedikit terkejut.

"Ngambek? Samuel ngambek?" tanya Bu Rosa seperti heran dan tidak percaya. Anya melepas pelukan Bu Rosa, menatap Bu Rosa.

"Emang Samuel nggak pernah ngambek, Tante?" tanya Anya penasaran melihat raut heran dari Bu Rosa.

"Jarang, nyaris nggak pernah." Anya hanya tertawa mendengarnya, jadi Samuel hanya manja seperti ini pada nya saja. Anya tersenyum senang, lalu berdiri hendak menyusul Samuel ke kamarnya.

PANDEGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang