11

656 112 128
                                    

"Nona, kami sudah menyelidikinya,"

"Bagaimana?"

"Ini aneh, tidak ada satupun catatan kelahiran dari bayi tersebut di rumah sakit manapun, bahkan identitasnya juga tidak ada di catatan sipil,"

"Tidak mungkin!"

Wanita itu menatap heran ke arah luar jendela ruangannya. Tidak mungkin seorang bayi tidak memiliki catatan riwayat apapun. Jika memang anak itu adalah anak haram, paling tidak ada catatan kelahiran atau riwayat pemeriksaan di rumah sakit.

Bagaimana bisa bayi itu tidak memiliki jejak apapun?

"Selidiki lagi! pasti ada yang tidak beres dengan ini,"

Orang yang mendapat perintah itu mengangguk, kemudian meninggalkan ruangan miliki wanita tersebut

"Orang rendahan seperti dia, tidak mungkin bisa menghapus jejak,"

---

"Arigatou gozaimasu,"

(Name) memutuskan sambungan telpon tersebut dan meletakannya di meja. Ia menatap ke arah Izumi yang sedang tidur siang.

Siang ini ia baru saja menjual mobil miliknya. Tidak ada pilihan lain. Ia belum bisa melakukan pekerjaan apapun untuk sementara waktu. Sementara ada bayi yang harus ia urus. Walaupun mereka tidak ada ikatan darah. Rasanya tidak rela jika harus membuang bayi itu ke panti asuhan.

Untungnya mobil itu bisa terjual dengan cepat. Lagipula ia hampir tidak pernah menggunakannya. Mobil itu ia dapatkan dari undian di pusat perbelanjaan.

(Name) sendiri tidak bisa menyetir mobil, ditambah ia lebih suka jalan kaki dibanding menaiki kendaraan pribadi. Daripada hanya berdiam di rumahnya. Lebih baik dijual. Uangnya bisa menjadi simpanannya untuk sementara.

(Name) merebahkan tubuhnya di samping Izumi dengan posisi telungkup. Menatap wajah bayi bersurai abu-abu yang tengah tidur pulas.

Efek terlalu dekat dengannya saat ia demam beberapa hari yang lalu. Akhirnya Izumi tertular demamnya.

Sejak pagi Izumi sudah rewel karena merasa tidak nyaman. Cukup sulit untuk menenangkannya setelah banyak cara ia lakukan.

"Lebih baik dahinya di kompres dulu aja,"

(Name) beranjak dari tempat tidur untuk mengambil handuk kecil dan baskom untuk ia isi air hangat.

Setelah itu ia kembali ke kamar dan mulai mengompres dahi Izumi.

"Seharusnya saatku sakit  waktu itu Sena tidak dekat-dekat denganku, tapi nanti tidak ada yang mengurus,"

(Name) mengelus surai abu-abu tersebut. Ia merasa seperti ada sesuatu yang mengganjal di hatinya ketika menyentuh Izumi.

Bukan baru ini, tapi sejak awal bertemu. Seperti ada perasaan yang aneh.

"Aku tidak tahu bagimana kamu datang, tapi aku senang kamu disini,"

"Nyawn,"

Tepat saat itu Izumi terbangun dari tidurnya. (Name) kaget, apa ia membangunkannya?

"Aku dengar semuanya gadis bodoh !"

"Uh ?"

"Tidak apa-apa, tidurlah lagi,"

(Name) menepuk pelan tubuh Izumi. Berharap ia tidur lagi. Tapi Izumi justru merentangkan kedua tangannya pada (name).

Insting bayinya muncul lagi.

(Name) menggendong Izumi dan mengajaknya keliling rumah. Kepala bayi itu bersandar pada bahu (name). Ia tidak menangis, wajahnya justru menunjukan ekspresi serius.

"Rasanya ada yang aneh dengan kejadian di sidang waktu itu,"

"..."

"Ck, Chou uzai, kenapa ku jadi sok peduli sih,"

Izumi merasa aneh sendiri dengan dirinya. Bisa-bisanya ia menjadi peduli pada gadis bodoh yang sedang menggendongnya itu.

Baiklah, tunggu sampai ia bisa berjalan, ia akan lari dari sini.

Tapi

Anak kecil mulai berjalan itu sekitar mendekati umur 1 tahun. Sementara usianya saat ini mungkin masih 5-6 bulan.

"Ck, kenapa Yang Mulia membuatku dalam wujud bayi umur 6 bulan sih," Batin Izumi kesal.

Kalau harus menunggu hingga usianya satu tahun itu akan memakan waktu berbulan-bulan. Sementara ia ingin secepatnya pergi dari sini untuk menjalankan tugas hukumannya.

"Apa tidak ada cara?"

__________

To be continued
Rabu, 31 Maret 2021

Naomi / Himari

𝐊𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐍𝐞𝐤𝐨 || Sena IzumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang