34

526 94 137
                                    

BRAK

"TIDAK MUNGKIN!"

"No-nona, ini semua laporan hari ini,"

"No-nona, tentang ini,"

Para pimpinan departement itu berdiri di depan meja wanita bersurai hitam itu. Mereka semua gemetar ketakutan melihat ekspresi menakutnya darinya.

Semua terjadi begitu mendadak. Padahal tadi pagi semua baik-baik saja.

Kenapa bisa begini ?

"KELUAR KALIAN SEMUA!"

Para pimpinan departement itu langsung berhamburan keluar dari ruangan tersebut.

Wanita itu mencengkram tangannya dengan kuat hingga baku baku putih terlihat dengan sangat jelas di tangannya.

Tidak bisa menunggu lagi. Jika seperti ini semuanya akan hancur begitu saja.

Padahal tinggal sedikit lagi.

"Periksa semua tempat! Jangan sampai orang rendahan itu lolos!"

"Baik!"

"Aku bisa membantumu,"

Pintu ruangan itu kembali terbuka. Menampilkan sosok misterius dengan seulas senyum di wajahnya.

"Siapa kamu?"

"Anggap saja aku rekanmu,"

"Kamu pikir semudah itu menjadi rekanku,"

Sosok itu mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Kemudian ia menyerahkannya pada wanita bersurai hitam tersebut.

"I-ini.."

"Bagaimana?"

Wanita itu tidak menyangka akan mendapatkan sesuatu yang sulit ia dapatkan. Sepertinya orang yang di hadapannya ini bukanlah orang biasa.

Mungkin ia bisa bekerja sama dengannya

"Mari membicarakannya,"

---

Izumi tertidur lagi karena lelah menangis cukup lama.

(Name) masih menepuk pelan lengan Izumi meski balita itu sudah tertidur. Ia membersihkan sisa air mata Izumi dengan tisu.

Semalam ia sengaja menyibukan diri dengan laptop agak bisa sekalian menunggu Izumi tidur.

Lalu paginya ia tidak tega membangunkan Izumi, akhirnya memilih untuk meninggalkannya sebentar.

Walau tidak terjadi hal buruk. Ia tidak menyangka balita itu akan bangun secepat itu.

Sekarang sudah siang, ia harus memberi asupan pada perutnya terlebih dulu. Apalagi ia tidak pagi tidak makan apapun untuk sarapan.

(Name) yakin Izumi sebenarnya juga lapar. Tapi untuk sekarang biarkan ia tidur dulu, setelah bangun nanti ia akan memberikan susu untuknya.

Gadis itu beranjak dari tempat tidur, keluar kamar menuju dapur.

Tidak banyak bahan mentah yang ia simpan. Lebih banyak bahan makanan beku karena lebih mudah disimpan. Mengingat ia sebisa mungkin harus mengurangi waktu keluar rumah.

(Name) sedang tidak ingin masak yang ribet. Akhirnya pilihannya jatuh ke ramen instan yang ada di lemari. Tinggal menyeduh air saja sudah selesai.

Setelah selesai, ia membawa ramen instan itu ke meja makan dan makan disana.

Pintu kamar sengaja ia buka supaya (name) bisa melihat keadaan Izumi di kamar. Kebetulan antara meja makan dan pintu kamar itu berseberangan.

(Name) membuka HP nya sekedar untuk memutar lagu. Tidak berisik, ia menggunakan earphone agar tidak mengganggu tidur tenang Izumi.

"Sekarang apa ?"

Entah kenapa tiba-tiba ia merasa gabut sekarang.

__________

To be continued
Sabtu, 3 April 2021

Naomi / Himari

𝐊𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐍𝐞𝐤𝐨 || Sena IzumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang