Kobaran api membara pada malam sunyi itu. Menyelimuti sebuah rumah kecil di daerah pinggiran kota.
Tidak banyak yang tinggal disini. Sehingga tidak banyak pula yang datang membantu.
Sosok tubuh mungil itu menatap ke arah rumah yang terbakar dengan pandangan takut. Matanya berbinar menahan air mata yang siap tumpah kapanpun itu.
"CEPAT PADAMKAN APINYA!"
Sorak ajakan untuk memadamkan api itu menghiasi kerusuhan malam itu. Semua berbondong-bondong berusaha memadamkan api sampai tim pemadam kebakaran datang.
Seorang pria dewasa menghampiri tubuh mungil yang sudah terduduk lemas di tanah. Memeluknya erat karena merasa gagal dengan perannya.
Tim pemadam kebakaran tiba. Mereka langsung menggunakan alat pemadan kebakaran. Berusaha untuk bertindak cepat.
"Apa masih ada orang di dalam?"
"Cepat periksa!"
Kedua orang itu hanya diam menatap tim pemadan kebakaran melakukan tugasnya.
Mereka sudah jelas mengetahui jawabannya.
Tidak mungkin selamat
---
DOR
Remaja itu berusaha menangkap tubuh pria dewasa yang baru saja ditembak tepat di bagian jantungnya. Menghilangkan nyawa dalam sekejap mata.
Maniknya menatap sang penembak dengan mata berbinar namun menyimpan amarah dalam hatinya.
"Aku sudah berbaik hati membuatnya mati lebih cepat,"
"DIAM!"
Remaja itu mengambil pisau yang ada di dekatnya dan langsung menyerang sang penembak tanpa berpikir panjang.
Kini hanya dirinya seorang diri di tempat ini. Semua tinggalah jasad yang bersimpah darah yang tak sedikit.
Hingga suara sirine terdengar nyaring di telinga remaja itu. Ia tidak dapat mengelak dari ini. Biarkan polisi itu bertindak.
---
"Terima kasih!"
"Tidak masalah,"
Remaja yang kian semakin dewasa itu menatap punggung yang baru saja menemuinya. Menatap sendu bagaimana nasib gadis yang melamar bekerja.
Untuk sementara meneruskan beberapa mini market yang di kelola. Meski tak sekokoh dulu.
Ia hanya berpikir, jangan sampai ada yang menjadi dirinya.
Setidaknya selama ia bisa melakukannya
---
"JANGAN LEMAH! BERDIRI !"
Tubuh mungil yang baru berusia 5 tahun itu berusaha untuk kembali berdiri. Kakinya masih terasa lemas setelah menyaksikan sebuah adegan yang sangat membuatnya mual.
Tangannya memaksa memegang pedang yang sedikit lebih besar dari ukuran tubuhnya.
"MEREKA ADALAH MUSUH! JANGAN BERBAIK HATI!"
Banyak teriakan memaksanya untuk bergerak. Memaksanya untuk menenggelamkan nurani ketika ia harus mengakhiri nyawa sosok yang sekiranya seusia dengannya.
Matanya menahan deru air mata yang sulit untuk dibendung pada usianya. Ia langsung menerjangnya dengan cepat. Memisahkan dua anggota tubuh yang menjadi inti kehidupan.
---
Wanita itu menatap ke arah jendela. Mendapati banyak laporan dari bawahannya.
Rata-rata semua laporan itu memiliki inti yang sama. Hal itu membuatnya pusing.
Ia memijit pelan pelipisnya yang terasa berdenyut. Kenapa bisa terjadi seperti ini.
Wanita itu mengenali sang pelaku. Ia harus memikirkan bagaimana membereskan masalah ini. Disatu sisi ia tidak mungkin memutuskan darah keluarga orang itu
Sampai ia terpikir sebuah cara yang memungkinkan.
Wanita itu memintanya menyelidiki seseorang hingga detailnya. Lebih cepat lebih baik
"Semoga semua sesuai perkiraanku,"
__________
To be continued
Kamis, 1 April 2021Naomi / Himari
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐍𝐞𝐤𝐨 || Sena Izumi
Fanfiction┏━━━━°⌜ Sena Izumi x Reader ⌟°━━━━┓ -ˋˏ [ Prince Neko Spin Off ] ˎˊ- Izumi mendapat hukuman atas kesalahan yang tidak ia ketahui. Oleh perintang sang ratu, ia dibuang ketempat asal sang ratu. Cara untuk kembali? Tentu saja Izumi harus mencari tahu...