49

498 89 141
                                    

Beberapa hari kemudian

"APA ?!"

Akane dan Akari dikejutkan dengan berita pagi ini.

Banyak perusahaan cabang mereka yang ditutup paksa dan beberapa aset mereka yang disita.

Paling tidak semua itu bernilai miliyaran. Sekarang di ambil begitu saja.

"BAGAIMANA BISA TERJADI? APA SAJA YANG KALIAN LAKUKAN?!" Seru Akane.

"Kami mendapat kabar dari pimpinan kantor cabang bahwa pagi ini semua disita, sekarang semua pegawai menuntuntu bayaran mereka,"

"TIDAK BERGUNA!"

PRANG

Akari melempar vas bunga yang ada di dekatnya ke arah pegawai yang memberi laporan tersebut.

Kenapa kesialan datang hari ini. Bahkan ini sudah terlalu jauh.

"KELUAR !"

Orang itu langsung lari terbirit-birit meninggalkan ruangan tersebut. Tinggalah Akane dan Akari yang berada di ruangan tersebut.

"Sekarang bagaimana? Orang rendahan itu tidak ditemukan dan sekarang terjadi seperti ini," Tanya Akari.

"Tidak ditemukan.."

"!!!"

Mengingat kata "tidak ditemukan" Dan apa yang terjadi sekarang. Mereka mengingat sesuatu.

"SIAL! DIA SUDAH MELAKUKANNYA!"

"Lakukan rencana terakhir,"

---

"YANG MULIA!"

"Ada apa? Kenapa kamu terburu-buru seperti itu?"

Makoto mengatur nafasnya yang terengah-engah karena habis berlari. Kemudian ia melanjutkan ucapannya.

" Target... Target sudah ditemukan jejaknya,"

"Benarkah?!"

"Areanya cukup terpencil dan jika dilihat sepertinya ia tidak sendirian disana,"

"Apakah berbahaya?"

"Aku tidak yakin,"

"Koga bagaimana ?"

"Koga-san juga menemukan titik jejak keberadaan target, lalu..."

"Lalu?"

"Lalu mereka langsung menuju kesana,"

Dasar Koga, pria itu terkadang suka sekali terburu-buru begitu. Entah apa yang dipikirkan oleh pria itu.

"Izumi?"

"I-Izumi-san...dia..."

"?"

"Dia ikut bersama Koga-san dan Subaru-san,"

Sang ratu langsung bangkit dari tempat duduknya.

Apa-apaan ini ? Kenapa Izumi ikut kesana.

Khawatirnya tempat (name) disana bukanlah tempat yang aman. Dengan tubuhnya yang sekarang itu akan sulit untuknya.

"Arashi! Ritsu! Tsukasa!"

Ketiga orang itu dengan buru-buru langsung mendekati sang ratu. Walau sekarang posisinya Ritsu sedang diseret oleh Tsukasa.

"RITSU BANGUN!"

Satu lagi yang kadang membuat sang ratu stress selain Leo. Ritsu yang susah dibangunkan saat keadaan genting.

"Ohayou~"

Ayolah, apa tidak bisa serius sedikit.

"Wh-what's wrong Yang Mulia?" Tanya Tsukasa.

"Ikuti Makoto, entah apa yang terjadi disana jangan sampai Izumi terluka, kalau perlu target juga dilindungi," Ucap sang ratu

"Baik!"

Keempat orang itu beranjak pergi dari ruangan tersebut. Ritsu seperti biasa masih harus diseret karena pria itu tidak ada niatan untuk berdiri dan jalan kaki sendiri.

Kasihan Tsukasa.

Sang ratu memijit pelipisnya pelan. Makin hari makin memusingkan.

Biar begitu, seharusnya ini langkah terakhir. Mengingat bagaimana Izumi sekarang.

"Harusnya tidak ada masalah," Gumam sang ratu.

Ia menatap ke luar jendela. Selama Izumi tidak ada, beberapa masalah disini sudah diselesaikan.

Bahkan untuk kasus Izumi pun juga sudah diselesaika.

Hanya tinggal yang satu ini.

"Semuanya harus berakhir baik, jika tidak, maka aku bukan ratu,"

__________

To be continued
Senin, 5 April 2021

Naomi / Himari


𝐊𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐍𝐞𝐤𝐨 || Sena IzumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang