21

585 101 136
                                    

Sebuah pedang terayun mengarah pada seseorang anak kecil. Sang pemegang pedang itu menatap datar ke arah anak kecil yang baru saja ia tusuk tepat di dadanya hingga menembus ke belakang.

Dengan menggunakan pedang itu. Ia mengangkat mayat tersebut dan langsung melemparnya menjauh.

Tatapan dingin nan menusuk itu berjalan melewati beberapa mayat lainnya yang baru saja ia habisi. Tak peduli dengan langkah kakinya yang sembarangan menginjak tubuh tak bersalah itu.

"Hmp!"

---

"Hueee!"

(Name) terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara tangisan Izumi. Gadis itu membuka matanya dan buru-buru langsung mengubah posisinya menjadi duduk untuk melihat keadaan Izumi.

"Sena, ada apa?"

(Name) langsung mengangkat tubuh Izumi. Awalnya ia berpikir itu karena popoknya sudah penuh, tapi saat ia periksa, tidak penuh sama sekali.

Kalau lapar? Tidak mungkin. Sebelum tidur tadi Izumi minum susu. Sekarang pasti masih kenyang.

Lalu kenapa tiba-tiba menangis.

(Name) menggendong tubuh Izumi dan mengajaknya keliling rumah. Tangannya menepuk pelan punggung Izumi berharap bayi mungil itu berhenti menangis.

Gadis itu tidak mengerti kenapa Izumi tiba-tiba menangis. Ia memegang dahi Izumi, dan semua masih normal.

Apa mungkin..

"Sena mimpi buruk?"

"Aau.. Huwaaaa!"

Sepertinya dugaannya benar. Bayi itu bermimpi buruk.

Pasti ia terkejut dan akhirnya menangis seperti ini.

"Yosh yosh, udah nggak apa-apa kok,"

(Name) terus menepuk pelan tubuh itu sambil sedikit di ayun. Berusaha untuk membuat Izumi kembali tertidur.

"Huu.."

Izumi mengusap matanya dengan tangan mungilnya. Sepertinya ia sudah lelah menangis.

(Name) masih melakukan hal yang sama. Sampai akhirnya bayi itu kembali tertidur karena lelah menangis.

(Name) membawa Izumi kembali ke kamar. Meletakan bayi itu ke tempat tidurnya tadi dan memakaikannya selimut.

Ia mengusap pelan mata Izumi dengan tisu yang sudah dibasahi sedikit air untuk mengelap sisa air mata tadi.

"Tidak biasanya Sena mimpi buruk," Gumam (name).

Tangannya kembali menepuk pelan tubuh Izumi. Ia berpikir bahwa bayi itu masih belum sepenuhnya tenang. Jadi ia harus menunggu beberapa saat lagi sampai ia benar-benar tenang.

---

"Chou uzai, semalam aku kenapa sih?"

Izumi menatap pantulan dirinya di cermin. Nampak matanya yang terlihat sembab. Ia akhirnya menyadari bahwa semalam ia benar-benar bertingkah seperti bayi.

Insting bayi yang menyebalkan.

Walaupun bukan pertama kalinya Izumi bermimpi buruk mengingat usia aslinya sudah mencapai usia dewasa. Tapi karena semalam insting bayinya mendominasi, ia pun menangis hanya karena mimpi buruk.

Ingin rasanya menenggelamkan diri sendiri. Ini terlalu memalukan.

"Ck, menyebalkan,"

---

"POKOKNYA IA HARUS DIHANCURKAN!"

Gadis bersurai merah itu menggebrak meja protes di hadapan wanita bersurai hitam di hadapannya.

"Jangan terburu-buru,"

"DIA MENGABAIKANKU SEBELUMNYA! MEMANGNYA DIA PIKIR SIAPA DIA?!" Ucap gadis bersurai merah itu kesal.

"Berhentilah membuat onar! perlahan-lahan dia akan hancur, kalau terburu-buru semua yang kita usahan akan sia-sia,"

Gadis bersurai merah itu berdecak kesal. Ia ingin orang itu segera dihabisi agar tidak merusak rencana mereka kedepannya. Tapi wanita bersurai hitam itu malah memilih untuk berhati-hati.

Untuk apa berhati-hati? Orang itu juga tidak memiliki apapun untuk melawan. Tidak mungkin ia sulit dihancurkan.

"Kalau tidak secepatnya, dia bisa menjadi ancaman!"

"Kalau kau mau semuanya sia-sia terserah, tapi dengan ini baru semua berjalan dengan baik," Ucap wanita bersurai hitam dengan seulas senyum dingin di wajahnya.

__________

To be continued
Kamis, 1 April 2021

Naomi / Himari

𝐊𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐍𝐞𝐤𝐨 || Sena IzumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang