54

576 96 129
                                    

Sudah 3 hari, tapi (name) masih belum ada tanda-tanda akan membuka matanya.

Beberapa kali sang ratu datang menjenguk

Dan beberapa kali, diam-diam Izumi yang datang.

Walau akhirnya ketahuan terus oleh Arashi.

Sekarang Izumi yang berada di kamar (name). Pria itu duduk di pinggir ranjang tempat (name) berbaring.

"Mau sampai kapan tidur terus? Mau seperti kuma-kun yang tidur sepanjang hari, hah?"

Izumi mengatakan itu tanpa menoleh sedikitpun ke arah (name). Netra birunya menatap ke ara jendela yang berada di samping tempat tidur (name).

"Sena?"

"Ck Chou uzai, jangan mema-"

Izumi baru menyadari sesuatu hingga menghentikan kalimatnya. Itu bukan suara Arashi yang biasanya jahil memanggilnya dengan nama "Sena"

Izumi menoleh. Sekarang ia bisa melihat netra itu terbuka. Menatap heran ke arahnya.

"Ka-kau sudah bangun?" Tanya Izumi.

Tapi gadis itu bukannya menjawab, malah bergumam sendiri.

"Hm.. Kamu terlihat seperti Sena? Apa aku sudah mati dan sudah di surga sekarang?"

TAK

"Itta-"

Izumi menjitak kepala gadis itu karena merasa geram. Seenak jidat main melantur kalau dirinya sudah mati.

"Ini memang aku, Sena,"

"E-eh?"

(Name) mencoba untuk bangkit dari posisi tidurnya. Namun baru gerak sedikit ia sudah merasakan nyeri di pinggangnya.

"Chou Uzai, kamu baru saja bangun, jangan banyak bergerak, dasar gadis bodoh," Ucap Izumi yang langsung menahan bahu (name) agar tidak bergerak.

(Name) menatap ke sekitar. Ia tidak tahu dimana ia sekarang. Terakhir kali yang ia ingat adalah ia sedang berbicara dengan Izumi yang masih balita.

Lalu karena terlalu banyak darah ia kehilangan kesadarannya.

Sekarang bangun-bangun sudah ada di tempat yang mewah

Terus ada muncul sosok pria yang mirip dengan Izumi yang ia asuh. Dan pria itu bilang dia adalah orang yang sama.

Tidak mungkin dia tidur selama bertahun-tahun sampai saat bangun, Izumi sudah besar.

"Kamu cuma tidur 3 hari,"

Ucap Izumi seakan-akan tahu apa yang sedang dipertanyakan gadis itu dalam benaknya.

Baiklah sepertinya (name) masih memiliki pertanyaan yang lain.

Begitu juga dengan Izumi yang rasanya ingin segera bertanya banyak hal pada gadis ini.

"Beristirahatlah dulu, nanti ada pelayan yang mengantarkan obat untukmu," Ucap Izumi yang langsung melangkah keluar dari kamar tersebut.

(Name) memperhatikan ke sekitarnya. Dekorasi kamar ini persis seperti istana-istana kerajaan.

Jika dilihat dari pakaian yang dikenakan Izumi tadi, sepertinya pria itu adalah bagian dari kerajaan.

Atau mungkin semacam prajuritnya.

Entahlah, (name) hanya menebak tentang itu.

Tak lama kemudian seseorang masuk ke dalam kamar (name). Jika dilihat dari pakaiannya, orang itu mungkin adalah pelayan yang Izumi maksud tadi.

"Nona, ini ramuan obat untuk anda, silahkan diminun untuk meredakan nyeri nya," Ucap pelayan tersebut.

Kalau melihat dari warna ramuan tersebut. (Name) tidak yakin itu benar-benar sebuah obat.

Apakah ia yakin ini bukan racun?

"Tenang saja nona, ini benar adalah ramuan obat," Ucap pelayan tersebut.

Pelayan tersebut membantu (name) untuk mengubah posisinya perlahan-lahan agar nyerinya tidak begitu terasa sangat sakit. Kemudian memberikan ramuan tersebut untuk (name) minum.

Gadis itu meminumnya perlahan.

Warnanya memang aneh

Tapi entah kenapa

Rasanya seperti jus jambu

Setelah selesai minum ramuan tersebut. (Name) merasa luka di pinggangnya tidak nyeri lagi. Apa memang ada obat seperti itu?

"Sekarang nona beristirahatlah dulu, nanti malam nona akan menemui Yang Mulia Ratu di aula,"

Mata (name) terbelak kaget.

Ratu?

__________

To be continued
Senin, 5 April 2021

Naomi / Himari

𝐊𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐍𝐞𝐤𝐨 || Sena IzumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang