04

805 136 147
                                    

"Aa.. Aa.."

"Jangan banyak bergerak, nanti jatuh,"

Jam makan siang tiba. Setelah belanja pakaian dan beberapa perlengkapan bayi. (Name) memutuskan untuk istirahat di salah satu restoran cepat saji. Untungnya di restoran ini ada tempat duduk yang menggunakan kursi sofa. Jadi ia bisa merebahkan tubuh Izumi disana.

Ngomong-ngomong (name) masih bingung harus memanggil bayi itu apa, tidak mungkin bayi itu tidak punya nama. Tapi kalau masih bayi banget begini, gimana cara bertanya nama. Kecuali kalau dia sudah balita. Paling tidak bisa nyebut namanya sendiri walau cadel.

Sekarang Izumi berusaha bergerak dari posisinya. Membuat (name) harus menunda acara makannya demi mengurus bayi satu ini.

"Aa.. Aa.."

(Name) bingung, ia baru saja membeli peralatan bayi. Sekarang bingung bagaimana harus membuat susu untuknya.

"Pelayan!"

"Ada yang bisa dibantu?"

"Aku ingin air panas," Ucap (name)

"Baik, mohon tunggu sebentar,"

"Uu.. "

JEDUG

"Eeehh!!"

(Name) kaget karena Izumi sudah jatuh dari sofa dan terbentur dengan lantai. Buru-buru ia langsung mengangkat tubuh Izumi dan mendudukinya di pangkuannya.

"Hueeee!"

"Astaga napa tubuh ini malah nangis sih, chou uzai, ku jadi kek bocah beneran,"

"Tadi sudah kubilang untuk tidak banyak bergerak bukan, lihat, sakit kan," Ucap (name) sambil mengusap dahi Izumi yang memerah  setelah terbentur lantai.

"Fuuh.. Fuuh.."

(Name) meniup dahi yang memerah itu. Tapi bukannya memudar merahnya, yang ada wajah Izumi semakin memerah.

"Menjaulah dariku gadis bodoh!"

"Yoshi yoshi, sudah tidak sakit lagi kok," Ucap (name).

"Nona, ini air panasnya,"

"Terima kasih,"

Sambil merangkul Izumi dipangkuannya, (name) membuat susu untuk Izumi. Tentu dengan susu dan botol susu yang baru saja dibelinya. Kalau menunggu sampai pulang ke rumah kan kasihan.

"Berbaringlah dengan patuh, dan ini susumu," Ucap (name). Ia membaringkan tubuh mungil itu kembali ke sofa dan memberikan susu itu pada Izumi.

Setelah itu ia bisa makan dengan tenang dengan salah satunya menepuk pelan tubuh Izumi agar sekalian tertidur.

---

Sisa perjalanan belanja ini Izumi tertidur dengan pulas. Sekarang mereka sudah sampai di rumah.

(Name) meletakkan bayi mungil itu ke  tempat tidur, memakaikannya selimut dan meletakan guling di samping kiri kanannya sebagai pembatas.

"Oyasumi," Ucap (name) sambil mengusap kepala Izumi pelan sebelum ia pergi ke dapur untuk membereskan semua belanjaan hari ini.

"Untung baru dapat uang komisi dan sisa tabungan," Gumam (name) saat melihat total pengeluarannya hari ini.

---

Sementara itu di istana.

Keempat orang yang berada di aula sedari tadi menahan tawa mereka melihat Izumi yang menjadi bayi dan benar-benar diperlakukan seperti bayi oleh seorang gadis.

Sementara seorang pria bersurai senja sudah tertawa terbahak-bahak melihatnya.

"WAHAHAHAHA !"

"Ara~ Izumi-chan ternyata menggemaskan saat menjadi bayi,"

"Menarik,"

"Senpai, gomen, i can't menahan tawa,"

Dari sebuah cermin, mereka bisa melihat apa yang terjadi pada Izumi disana. Mulai dari ketika Izumi bangun di tempat tidur seorang gadis, reaksinya saat akan dimandikan, sampai bagaimana dengan wajah polosnya kini tengah tertidur pulas.

"Aku yang ngasih hukuman, aku yang ketawa,"

Lihat, bahkan sang ratu pun tidak bisa menahan tawanya ketika melihat ini.

"Yang Mulia, berapa lama Izumi akan disana?" Tanya Arashi

"Sampai ia menyelesaikan hukumannya," Ucap sang ratu.

"Orang sepertinya apakah bisa menyelesaikannya dengan cepat?" Tanya Ritsu

"Kurasa tidak,"

__________

To be continued
Senin, 29 Maret 2021

Naomi / Himari

𝐊𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐍𝐞𝐤𝐨 || Sena IzumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang