31

528 99 131
                                    

"YOOO MINNA!"

"Whoaa bukankah itu direktur utama,"

"Sebuah kejadian langka bisa melihat direktur utama,"

(Name) dan Izumi melihat ke arah panggung dari sofa yang mereka duduki.

Suara yang mengejutkan itu tentu saja membuat mereka terfokus kesana.

"Harusnya aku tau,"

Sosok bersurai abu berantakan kini tampil di atas panggung tepat setelah ia membuka topinya. Netra kuning keemasannya menampilkan bara semangat, ditambah dengan senyum liar bagaikan siap menerkam acara.

Suara tembakan? Abaikan saja. Meski pistol yang digunakan itu sungguhan. Tapi tidak ada peluru disana.

"Direktur utama ya, bagaimana aku bisa lupa kalau kantorku hanya cabang kecil," Gumam (name).

Izumi juga sepertinya melupakan ketua anjing itu. Kalau sudah ada Subaru, Koga pun pasti ada. Mengingat Subaru selalu mengintili Koga sebagai kaki tangannya Koga.

Lalu tentang (name) yang diterima di perusahaan itu, apakah karena permintaan Koga? Atau mungkin sang ratu?

Izumi hanya bisa memikirkan kemungkinan itu.

Lalu sebuah musik gitar pun mulai dimainkan. Entah sejak kapan Koga memegang gitar, tahu-tahu sudah ada digenggamannya

"AKU AKAN MEMBUAT KEGEMPARAN DISINI!"

Musik yang terkesan seperti sebuah lagu rock. Sangat cocok dengan penampilan Koga yang terkesan seperti berandalan.

Bahkan dengan setelan formal itu pun masih tidak menutupi sepenuhnya.

Izumi menatap datar ke arah panggung yang kini sangat ramai dengan sorakan dari para tamu.

Sementara (name) menutup kedua telinga Izumi dengan tangannya. Mencoba melindungi pendengaran balita disampingnya itu.

"Subaru-sama dimana ya? Aku harus cepat pulang,"

"Yahoo (name) !"

Baru juga disebut, orangnya benar-benar muncul.

"Su-Subaru-sama, konbawa," Sapa (name) sedikit kaku.

"Konbawa, whoaa kau membawa Sena rupanya," Ucap Subaru.

"Sena,"

"Baa..."
Maksudnya menyapa.

"Oh iya disebelah sana banyak yang sedang menari, ayo (name) ikutan juga !"

Tanpa pikir panjang, Subaru menarik tangan (name) ke tempat para tamu lain berkumpul disana untuk menari.

Tinggalah Izumi seorang diri yang berdiri mematung di tempat.

Balita itu menatap kesal kearah Subaru yang seenak jidat membawa pergi (name). Pipinya yang buntal itu mengembung dengan rona merah kesal yang menghiasinya.

Ditambah (name) sama sekali tidak menoleh ke arahnya untuk memeriksa keadaannya atau menghentikan Subaru untuk menariknya. Hal itu membuat Izumi tambah kesal.

"Chou uzai, mengganggu saja !"

Izumi kembali ke sofa tempat ia dan (name) duduk tadi.

Ia mencoba untuk naik ke sofa, tapi cukup sulit. Bagian tempat duduknya lebih tinggi dari ukuran tubuhnya.

Sekarang harus bagaimana?

Izumi akhirnya memilih untuk duduk di lantai. Menunggu sampai Subaru mengembalikan (name).

Walau ia tidak tahu kapan selesainya.

"Chou uzai, sampai kapan aku menunggu?"

Setelah ini mungkin ia akan ngambek dengan (name).

__________

To be continued
Jum'at, 2 April 2021

Naomi / Himari

𝐊𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐍𝐞𝐤𝐨 || Sena IzumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang