52

562 95 153
                                    

"Lebih kamu berlutut sekarang agar aku mengampuni nyawa anak harammu itu,"

Tidak bisa.

Seumur hidup (name) tidak akan mau melakukan hal itu. Bahkan jika memang harus melakukannya.

Pasti masih ada pilihan lain selain berlutut padanya.

"Aau.. Naa.. Aa.."

Suara tangisan itu bisa ia dengar dengan jelas.

Tidak mungkin juga ia harus mengorbankan nyawa yang tak bersalah itu.

BUG

(Name) melihatnya. 3 orang yang entah datang dari mana langsung menyerang orang-orang itu dan sepertinya menyuruh Subaru membawa Izumi pergi.

Apa yang terjadi?

"Cih, membawa pasukan cadangan rupanya,"

Akane memberi isyarat. Mengeluarkan lebih banyak orang-orangnya yang mungkin tak jauh banyak jumlahnya dari yang pertama.

Kenapa urusan seperti ini harus begitu merepotkan.

Kedua orang ini

Orang orang pada hari itu.

Mereka bersalah

Dan mereka justru balik menyalahkannya.

Tugas yang begitu beresiko seperti ini. Wajar saja akan ada banyak musuh yang membencinya.

Tidak,

Demi apa yang sudah di korbankan, ia harus menyelesaikannya.

Tampa peduli seberapa banyak luka yang sudah di dapatkannya. Ia kembali berhadapan dengan orang-orang itu.

Ketiga orang yang entah datang darimana itu ikut membantunya.

Beberapa ada yang mencoba menyerang Izumi. Namun di tahan oleh Koga.

"Sebaiknya menyera-"

Hawa dingin membuat kedua wanita itu merinding. Dua benda dingin nan tajam itu terarah ke nadi mereka di bagian leher.

Tergores sedikit saja akan mengancam nyawa mereka.

"Aku benci melakukan pekerjaan yang menguras tenaga seperti ini,"

"Tu-tunggu, jika kamu membunuh kami, kamu akan di penjara!"

Penjara?

Apakah ancaman itu akan menakutinya.

"Sebaiknya kalian berbaik-baik menyerahkan diri," Bisik (name) dengan nada dingin.

Kedua wanita itu gemetar ketakutan hingga air mata tak terbendung lagi.

Seangkuh-angkuhnya, wanita arogan pasti akan ketakutan dengan senjata kecil yang bahkan biasa digunakan di dapur.

Tak lama kemudian  suara sirine kepolisian pun terdengar. Menghentikan pergerakan semua orang yang ada disini.

(Name) melirik ke arah mobil-mobil polisi yang sedikit terlambat itu.

Seulas senyum licik muncul di wajah mereka.

Dengan cepat memutar balik tubuh mereka dan balik menyerang.

"MATI SAJA!"

CRESSH

Pisau yang ia pegang itu kini balik menyerang pinggangnya.

Itu hanyalah goresan, tapi luka goresan itu cukup dalam.

(Name) berusaha untuk menopang tubuhnya yang hampir ambruk.

Hingga para polisi langsung bergerak cepat menahan semua orang orang Akane dan Akari, termasuk kedua wanita itu.

"Nona, anda terluka parah,"

"Bawa saja orang-orangku lebih dulu," Ucap (name)

"Tapi-"

"Aku tidak apa-apa,"

Bagaimana mungkin baik-baik saja, luka disekujur tubuhnya sudah mengeluarkan begitu banyak darah.

"Aaa..naa....auu.."

Subaru membawa Izumi mendekati (name) yang mencoba berjalan ke arahnya.

Gadis itu menatap lembut ke arah Izumi yang mengelurkan kedua tangannya dengan deru air mata yang sudah mengalir deras.

"Naaa..aaa..."

"Sena jadi anak baik kan selama satu bulan ini,"

Dengan lembut, (name) mengusap surai abu-abu tersebut. Kedua sudut bibirnya ia paksa membentuk senyum lembut. Mencoba menghibur Izumi agar tidak khawatir.

"Sudah selesai?" Tanya Subaru

"Aku pikir sudah selesai untuk sekarang," Ucap (name).

"Naaa.. Aaa..."

"Sena jadi anak baik ya, jangan mena-"

Sayangnya, belum ia menyelesaikan ucapannya. Tubuh itu sudah tidak kuat lagi menopang dirinya sendiri.

BRUK

---

"(NAME) !"

__________

To be continued
Senin, 5 April 2021

Naomi / Himari

𝐊𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐍𝐞𝐤𝐨 || Sena IzumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang