46

507 92 147
                                    

Tanpa peduli bagaimana Izumi berteriak dan menangis beberapa kali. Subaru masih saja menggunakan kecepatan yang tidak main-main saat menyetir.

Belum ada niatan untuk benar-benar mencari (name). Padahal keadaan sedang serius.

Lagipula, sebuah kesempatan langka bisa menjahili Izumi seperti ini.

Biasanya juga salah bicara dikit langsung kena ucapan julid dari kucing abu-abu itu.

Tapi sekarang

Biarkan ia melepas ketegangan dulu.

"Hueeeee!"

"Aaa.. Naa...uuuu..aaa.."

Suaranya Izumi cukup besar karena sudah sangat ketakutan. Tapi Subaru masih belum ada niatan untuk berhenti.

Ini kalau ketahuan (name) gimana?

Setelah 2 jam dikerjain Subaru. Akhirnya Subaru menghentikan aksinya.

Mereka berhenti sejenak di pinggir jalan untuk menenangkan diri.

"Hueeee !"

Izumi nangis sejadi-jadinya. Sekarang Subaru malah merasa bersalah sudah membuat balita ini nangis.

"Aauu.. Naa.. Aaa...huaaaa!"

Subaru bingung bagaimana mau menenangkan Izumi. Dia belum pernah mengurus bayi.

Kalau mau menenangkan Daikichi sih mudah.

Ya, lagipula dia adalah manusia anjing, sementara Izumi manusia kucing.

Mungkin cara menenangkannya bisa beda.

"Hueee!"

Izumi menarik lengan baju Subaru, bermaksud agar Subaru mendekat.

Subaru pun mendekatkan diri pada Izumi, lalu..

"ITTAA!"

Tanpa aba-aba, Izumi langsung menjambak rambut jingga Subaru dengan kuat.

Badannya kecil, tapi jambakan balita itu menyakitkan.

Tidak jauh beda dengan jambakan perempuan yang saling bergelud ria seperti yang ada di drama drama.

"SE-SENA SAKIT!"

Bukannya di lepas, Izumi malah lebih kuat lagi menarik surai Subaru.

Subaru ingin melepas paksa tangan Izumi, tapi nanti tambah nangis.

"Hueeee!"

Pokoknya nggak ada ampun untuk Subaru yang seenak jidat menyetir mobil dengan kecepatan tinggi.

Ini belum seberapa.

Tunggu ia sudah kembali seperti semula, ia akan kembali melanjutkannya.

"Se-Sena.. U-udah ya, gomen,"

Subaru mencoba membujuk Izumi supaya melepaskan jambakannya. Tapi Izumi sama sekali tidak ingin melepaskannya.

Tambah Subaru membujuk, tambah kuat pula tenaga yang Izumi keluarkan untuk menjambak Subaru.

---

Akhirnya setelah beberapa menit kemudian, Izumi melepaskan tangannya dari rambut Subaru.

Subaru mengelus bagian kepalanya yang terkena jambakan Izumi. Sementara Izumi duduk diam dengan kedua sudut bibirnya yang turun kebawah.

"Iya iya habis ini beneran cari (name)," Ucap Subaru.

Jangan sampai Izumi mulai nangis lagi karena berpikir bahwa Subaru memberi harapan palsu padanya.

Dengan kecepatan normal, Subaru menelusuri kota untuk mencari (name). Ia tidak yakin ingin mencari (name) kemana. Karena ia juga tidak tahu tempat apa yang kemungkinan menjadu tujuan (name).

"Halo?"

"..."

"Gomen, dia pergi sendiri saat aku tidak ada,"

"..."

"Ini sedang kucari,"

"..."

"Izumi? Dia bersamaku,"

"..."

"Tenang, dia aman,"

"..."

"Eh.. A-ahahaha... Soal itu-"

"..."

"TIDAAAK JANGAN KOIN KIRA-KIRAKU!"

"..."

"BAIK-BAIK AKU AKAN SERIUS!"

"..."

TUT

Panggilan tersebut berhenti. Subaru meletakan kembali HP nya di samping rem tangan.

Sekarang ekspresi Subaru sudah sama persis dengan Izumi.

Membayangkan koin kira-kira nya akan terancam di buang benar-benar membuatnya frustasi.

"Huee koinku~"

"Mampus!"

__________

To be continued
Minggu, 4 April 2021

Naomi / Himari

𝐊𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐍𝐞𝐤𝐨 || Sena IzumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang