43

495 90 133
                                    

"Sena!"

Baru saja Subaru ingin menoel pipi Izumi, (name) sudah tiba.

Gadis itu meminta para maid untuk bergerak cepat jika memang mau melayaninya. Ia kadang kesal sendiri karena gerak mereka cukup lambat.

"Aa.. Naa..."

Izumi mengulurkan kedua tangannya ke arah (name).

Sementara Subaru berusaha keras menahan tawanya ketika melihat Izumi yang seperti itu.

Ayolah kemana Izumi yang selalu berbicara pedas ketika Subaru datang ke istana untuk main dengan Makoto?

Benar-benar jauh berbeda.

"Chou uzai, kalau bukan karena wujudku, udah kuhajar kamu anjing koin !"

(Name) jadi begini. Bawaannya selalu was was sepanjang waktu. Lebih tepatnya sejak kejar-kejaran hari itu. Ia tidak ingin Izumi diluar pengawasan pandangannya.

Selama Izumi baik-baik saja dan berada di depan matanya. Ia akan merasa tenang.

(Name) mengusap surai abu-abu itu. Subaru menatap mereka dengan pandangan berbinar-binar.

Sebuah pemandangan langka melihat Izumi manja pada seseorang.

"Coba saja makko melihat ini," Batin Subaru.

Diam-diam Subaru mengambil foto saat Izumi mengeluarkan ekspresi yang manis. Ia bisa menunjukannya pada Makoto dan yang lainnya nanti.

"Hehe,"

---

"Masih belum ada jejaknya?"

"Nona, kami menemukan sebuah rumah kayu di dalam hutan, rumah itu sepertinya masih baru digunakan, dan kami menemukan ini,"

Akane melihat sebuah mainan karet yang diberikan oleh bawahannya itu. Mainan karet yang biasa dimainkan oleh bayi atau balita.

Sepertinya dia bersembunyi di sana saat malam itu.

"Apa ada jejak lainnya?"

"Kami belum menemukan jejak lainnya, yang jelas dia sudah tidak bersembunyi disana lagi,"

Akane diam menatap mainan tersebut. Sudah ia duga orang itu tidak sebodoh itu.

Bahkan setelah bertahun-tahun kemampuannya masih ada.

Jika dibiarkan memang akan sangat berbahaya.

"Awasi kemungkinan tempat-tempat dia akan muncul! Ingat jangan lengah!"

"Baik nona,"

Bawahan itu keluar dari ruangan Akane.

Wanita itu memainkan ujung rambutnya yang berwaran hitam. Memutar kursinya agar menghadap ke jendela besar di belakangnya.

"Kita lihat bagaimana kamu melarikan diri, Salahkan dirimu yang terlalu ikut campur,"

Akane ingat orang itu memiliki bayi. Entah anak haram darimana yang orang itu dapatkan.

Wanita itu tahu, jika seseorang sudah memiliki anak. Anak itu akan menjadi kelemahan terbesarnya.

Ia berpikir jika bisa mendapatkan anak itu lebih dulu mungkin akan bagus.

Menangkapnya, menjadikannya ancaman, memancing orang itu muncul di hadapannya.

Jika sudah muncul tinggal menyiksanya perlahan-lahan. Menyiksa anak itu untuk menyiksa batinnya juga akan bagus.

Akane sangat menantikannya.

Oramg itu juga sudah tidak memiliki persembunyian lagi. Walaupun akan sulit karena ia pasti berpindah-pindah tempat. Tapi tidak mungkin selamanya akan melakukan itu.

Sebagus apapun kemampuannya, dia tetaplah orang rendahan yang harus diinjak-injak.

"Jika saja kalian tidak menyentuh kami, mungkin aku juga tidak perlu repot seperti ini,"

"Sepertinya takdir memintaku menyiksamu perlahan-lahan,"

__________

To be continued
Minggu, 4 April 2021

Naomi / Himari

𝐊𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐍𝐞𝐤𝐨 || Sena IzumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang