Hello Guys...!!!
Thank you sudah mengikuti SMALS sampai sekarang. I really hope you'll enjoy this story.Thanks a lot atas vote kalian semua. Kalau misal kalian mau share cerita ini, boleh banget kok.
Happy reading!
...
"Ngapain Mas Rangga ke sini?"
What kind of question is that? Tanya Rangga dalam hati. Namun ia akan semakin jahat kalau mengomeli Gina sekarang, akhirnya ia hanya menatap Gina dengan lamat. Ia tidak bisa menebak apa yang ada dalam pikiran Gina dengan pandangan kosong seperti itu.
Rangga maju beberapa langkah mencoba mendekati Gina namun Gina malah membuat jarak dengan mengambil langkah ke belakang. Ia bahkan menolehkan wajah ke arah lain tidak mau melihat wajah Rangga.
"Gue..." Rangga menggaruk tengkuknya. Kalimatnya hanya sebatas itu.
Gina mengulangi, "Saya tanya ngapain Mas Rangga datang ke rumah saya?" Kali ini lebih tegas dari sebelumnya.
Rangga menghela napas dan berhasil meraih tangan mungil Gina namun dihempas dengan cepat. Tangan mungil itu terasa dingin dalam genggamannya.
"Mas Rangga kenapa sih?" Tanya Gina. Setelah semua yang terjadi apa Rangga masih belum puas mempermainkannya. Apa ia segampang itu di mata Rangga?
"Are you allright?" Tanya Rangga
"..." Gina membuang muka meskipun itu adalah pertanyaan paling lembut yang pernah Rangga lontarkan padanya.
She's not okay. Pakaiannya lembab dan Gina kedinginan, ia yang tadinya cuma pura-pura sakit kepala, sekarang malah sakit kepala beneran karena kehadiran Rangga di depan rumahnya. It surprises Gina anyway.
"Sori." Ucap Rangga akhirnya, "Seharusnya tadi aku antar kamu pulang dan mastiin kamu nyampe rumah dengan selamat. I'm really sorry, it is my bad, Gina." Sambung Rangga.
Ini mereka cosplay apa yah? Sekarang sudah mirip seperti the real couple yang sedang marahan. Gina memijat kecil kepalanya. Tapi bukannya lebih enakan kok malah tambah sakit.
"Mas Rangga memangnya tahu apa salah mas Rangga?"
Baiklah. Sudah terlanjur basah mending sekalian nyebur saja. Gina akan langsung blak-blakan. Malunya urusan nanti, urusan belakang. Ia tidak akan bisa melewati malam jika belum menuntaskan apa sebenarnya yang Rangga inginkan dari dirinya.
"Maaf karena nyuekin kamu. Maaf karena aku egois. Maaf karena aku nggak peka. Maaf karena membiarkan kamu pulang sendirian, kehujanan dan sakit begini. Aku minta maaf. I'm really sorry, Gina."
That's not the point anyway. Rangga tidak butuh maaf untuk semua hal sederhana itu. Apa iya Rangga sebodoh itu sampai tidak tahu apa sebenarnya alasan Gina bersikap seperti ini?
"Cuma itu?" Tanyanya jengah. Gina dengan berani menengadahkan wajahnya. Tingginya hanya sebatas bahu Rangga jadi ia butuh effort lebih untuk menyeimbangkan.
"Mas Rangga nggak minta maaf karena menghilang setelah ngacak-ngacak perasaan saya? Mas Rangga nggak minta maaf karena udah bikin saya goyah? Mas Rangga nggak minta maaf karena bikin saya nangis? Mas Rangga nggak minta maaf karena mempermainkan saya? Mas Rangga nggak minta maaf karena..."
Rangga meraih tangan Gina dan menggenggam, "That's all my fault. Karena itu aku datang ke sini buat minta maaf sama kamu."
Gina lagi-lagi mencoba menarik tanganya tapi kali ini Rangga malah menarik tubuh Gina dalam pelukannya. Gina tidak punya tenaga yang cukup untuk melepaskan diri. Atau memang karena Gina enggan melepaskan diri? Tubuhnya kedinginan dan dekapan Rangga membuatnya merasa hangat namun ia tidak boleh terlalu nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sing Me A Love Song (On Going)
Romance[16+] Second Project after Love Developer Blurb: Gina punya impian menjadi penyanyi terkenal setara dengan Isyana Sarasvati. Namun ia sadar bahwa menjadi penyayi bermodal pas-pasan: suara pas-pasan dan wajah pas-pasan, maka hasilnya tentu saja pas...