Gina tidak sabar mendengar kabar dari Yuli bahwa makan malamnya dengan Cakra tanpa Khan berakhir dengan romantis.
Pertama-tama Cakra menjemput Yuli, memesan table di resto mewah, membicarakan hal-hal pribadi sambil tersenyum malu-malu, lalu Cakra akan menyatakan cinta dengan romantis dan diakhiri dengan pergantian status Yuli menjadi 'pacar orang'.
Wow. Jalan cerita yang begitu manis.
"Mbak kenapa senyam-senyum liatin hape mati?"
Baiklah. Gina hampir melupakan keberadaan adiknya yang tengah sibuk dengan laptop. Katanya sih mengerjakan ppt tugas tapi yang benar adalah mendownload ppt orang lain di internet lalu menukar nama penyajinya menjadi namanya.
"Hah? Ini gue lagi tunggu kabar Yuli. Sekarang ini dia makam malam romantis sama gebetannya dan aku yakin dia bakalan ditembak."
"Terus kenapa Mbak yang senang banget? Kan yan dapat pacar Mbak Yuli, Mbak Gina tetap jomblo." Komentar Nana.
"Nggak usah diingetin juga aku nggak bakalan lupa kalau aku jomblo, dek. Sebagai sahabat, aku senanglah kalau akhirnya Yuli menemukan tambatan hatinya. Nggak ada alasan untuk nggak seneng."
"Mbak beneran senang?" Nana kembali menanyakan hal sama, kali ini ekspresinya lebih serius.
"Yaiyalah. Kenapa Mbak harus nangis memangnya?"
Nana memperbaiki posisi duduknya, "Mbak masih ingat nggak sama Tiara, teman dekatku pas SMP kemarin?"
"Ingat. Yang pernah kasih kamu kado ultah beruang gede, kan?"
"Iya. Dulu aku sama Tiara dekeeet banget. Kita sahabatan sejak kelas 1 tapi pas kelas 3, kami kayak bukan sahabat lagi karena Tiara punya pacar dan dia berubah total. Dia lebih banyak jalan sama pacarnya daripada nongkrong atau ngobrol sama aku. Bahkan sekarangpun aku sama Tiara nggak pernah kontakan lagi." Jelas Nana.
"Masa sih, dek?"
"Iya, Mbak. Tapi untung aja kami masuk SMA yang beda jadi aku nggak harus ketemu sama Tiara lagi. Aku udah malas temenan sama orang yang lebih mentingin laki-laki daripada sahabat sendiri. Yang cuma ingat sahabat pas lagi ditinggalin sama pacarnya."
Ngeri juga sih kalau punya teman mirip Tiara ini, pikir Gina.
Nana memang pernah membawa Tiara ke rumah beberapa kali dan Gina tidak ingat kapan kali terakhir melihat Tiara karena pada saat masuk SMA, Nana lebih sering jalan atau ngapa-ngapain dengan Dion. Pokoknya Nana dan Dion itu satu paket. Pergi pulang sekolah selalu bareng, kerja tugas juga bareng-bareng.
Gina juga cukup tahu kalau persahabatan Nana dan Dion kadang membuat orang yang melihatnya jadi salah paham.
"Hanya karena perteman kalian putus karena cowok bukan berarti itu juga akan terjadi sama gue." Jawab Gina sok bijak.
"Tapi nggak menutup kemungkinan juga, kan, Mbak?" Nana kukuh.
"Aku sama Yuli memang baru kenal pas kita SMA. Cuma dia satu-satunya teman kelas yang nggak menatap Mbak dengan tatapan kasihan. Meski begitu Yuli banyak bantu Mbak dan keluarga kita. Yuli yang membuat mbak bisa jadi kayak Gini. Mbak bukan apa-apa tanpa bantuan Yuli. Pertemanan kami nggak akan berakhir hanya karena cowok. Tapi kalau memang akhirnya Yuli punya pacar, mbak nggak masalah kalau Yuli lebih banyak habisin waktu sama pacarnya selama itu nggak jadi toxic buat dia. Karena menurut mbak, pacar dan sahabat punya porsinya masing-masing." Jawab Gina sok bijak tapi memang seperti itu yang ada dalam kepalanya.
Gina bukan tipe teman yang mau diprioritaskan juga enggan untuk ikut campur dalam hubungan spesial temannya sedekat apapun mereka.
"Ya ampun, kakakku sudah dewasa rupanya." Nana malah mengacak rambut Gina sampai berantakan. Untungnya Gina segera menjauhkan diri dari Nana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sing Me A Love Song (On Going)
Romance[16+] Second Project after Love Developer Blurb: Gina punya impian menjadi penyanyi terkenal setara dengan Isyana Sarasvati. Namun ia sadar bahwa menjadi penyayi bermodal pas-pasan: suara pas-pasan dan wajah pas-pasan, maka hasilnya tentu saja pas...