"Baru kali ini gue lihat Cakra marah. Sumpah gue sempet ngeri tadi."
"Gue yang lebih dulu kenal aja nggak pernah lihat dia marah." Aku Yuli lalu melanjutkan, "Mending lo nggak usah berhubungan lagi sama dia. Lama-lama gue juga enek sama dia, sok kecakepan banget." Tutur Yuli saat mengantar Gina pulang dari rumah makan Tante Cakra.
Ngomong-ngomong, tidak seperti dugaan Gina yang berpikir bahwa Yuli akan selamanya menunggunya di dalam mobil sementara ia makan bersama Cakra, rupanya Yuli malah masuk KFC dan menikmati makanannya sendirian.
"Bener juga. Setelah hari ini, gue nggak tahu harus gimana hadapin dia. Gue tiba-tiba jadi segan sama dia." Respon Gina.
Gina memberi tahu semua yang terjadi kepada Yuli termasuk saat Cakra yang tidak bisa menyembunyikan ketidaksukaannya saat Gina memintanya mempertimbangkan Yuli.
"Seharusnya sejak awal gue nggak minta lo terima ajakan dia. Lagian nih yah, sebenarnya gue juga nggak niat tuh sama dia lagi dan jadi bucin dia. Dan ello juga ngapain pakai ngomong seakan-akan gue masih berharap dan ngemis-ngemis cinta dia? Kayak dia paling terindah aja. Pasti sekarang dia kegeeran banget"
"Sori. Tadi itu gue nggak bisa ngontrol mulut. Gue nggak nyangka dia akan tersinggung dengan ucapan gue." Gina mengeles dan dibalas dengan dengusan oleh Yuli.
"Seharusnya gue nggak heran sih." Balas Yuli sambil melirik Gina sejenak.
"Btw thanks yah! Udah sopirin gue dua hari ini."
"Iya, ibu negara. Tapi sorry yah! Hari ini gue resmi resign jadi sopir lo soalnya yang punya mobil udah balik nanti malam."
Yuli memutar balik mobilnya setelah Gina turun dan langsung menghampiri Dania yang tengah berada di toko bersama dengan Tante Dewi, mamanya Dion.
"Banyak pesanan lagi, Ma?" Tanya Gina lalu mendudukkan diri di kursi kasir.
"Nggak sebanyak kemarin. Ini ibu cuma lagi siapin pesanannya Tante Dewi."
"Tante ada acara di rumah?" Tanya Gina kepada Tante Dewi yang ikut memasukkan kue nastar ke dalam toples terakhir.
Tante Risa menggeleng lalu menjawab, "Kagak, ini cuma buat kue persiapan di rumah. Siapa tahu ada tamu yang datang jadi bisa langsung di suguhin. Jadi Tante kagak repot-repot lagi bikin kue atau keluar beli lagi." Tuturnya dengan campuran dialek betawi dan Jakarta.
"Oh gitu." Gina mengangguk paham.
"Iya. Walaupun lebih banyakan di makan sama Dion daripada tamu Tente atau Om."
Gina dan Dania lantas tertawa menanggapi penuturan Tante Dewi.
Sekarang Dion dan Nana ada di dalam rumah bersama dengan beberapa teman yang datang untuk mengerjakan tugas kelompok. Pantas saja daritadi Gina seperti mendengar suara-suara berisik dari dalam rumahnya.
"Ini sebenarnya Tante lagi pusing, nak Gina." Ungkap Tante Dewi dengan suara senduhnya.
"Pusing gimana, Tan? Dion bikin masalah lagi di sekolah?"
Sebenarnya, Dion bukan perundung atau pembuat onar di sekolah. Hanya saja, Dion sering kali masuk BK karena jarang mengerjakan PR atau kalau tidak, lupa mengenakan dasi. Itu sih hanya Gina dengar dari mulut Nana entah benar atau Nana hanya melebih-lebihkan.
"Awalnya tante mikirnya begitu pas kemarin-kemarin Dion tiba-tiba nanyain tante punya uang apa kagak. Ternyata teh Dion minta uang buat beli mobil. Kalau saja Tante punya riwayat sakit stroke, tante mungkin sudah masuk rumah sakit saking kagetnya. Tante kira teh si Dion hamilin anak orang terus minta uang buat mahar kawin lari." Cerita Tante Dewi dengan serius tapi kok kedengeran lucu bagi Gina?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sing Me A Love Song (On Going)
Romance[16+] Second Project after Love Developer Blurb: Gina punya impian menjadi penyanyi terkenal setara dengan Isyana Sarasvati. Namun ia sadar bahwa menjadi penyayi bermodal pas-pasan: suara pas-pasan dan wajah pas-pasan, maka hasilnya tentu saja pas...