Chapter 43

270 36 1
                                    

"Gue kayak seabad nggak lihat Mas Bobby." Kata Gina. Saat Bobby sudah ada di hadapannya setelah ia turun dari mini stage bersama anak-anak Corner yang lain.

Bobby hanya melambaikan tangan sambil menyengir, "Padahal gue cuma ngilang seminggu. Gimana bisa jadi satu abad? Serindu itukah kalian dengan gue?" Katanya dengan ekspresi terharu dan Gina pura-pura ingin muntah.

"Seminggu ini ke mana aja, Bang?" Ariel ikut bertanya. Kini mereka sudah mengambil tempat duduk yang biasa.

"Gue habis ngurus dokumen cerai." Katanya bercanda. Ia lalu menyalakan rokok dan mulai menghisap rokoknya.

Padahal yang ia lakukan selama seminggu penuh adalah menerima dengan ikhlas amukan Bokap dan Nyokapnya yang tiada berujung. Ia sampai harus melakukan hal yang Bokapnya minta meski Bobby tidak suka demi agar Bokapnya bisa melupakan masalah yang dia buat.

Belum lagi Celine yang belum menyerah membalas dendam kepadanya. Perempuan itu berusaha keras membuat Bobby disalahkan habis-habisan bahkan Celine juga menyebut kalau alasan retaknya hubungan dua tahun mereka adalah karena orang ketiga. Bulshit, kan?

"Capek juga ternyata." Tambah Bobby. Yang ia maksud melelahkan adalah mendengar ceramah Bokap dan Nyokapnya. Ryan dan Ukki ikut tertawa mendengarnya.

Tidak lama Yuli pun datang dari toilet dan tidak kebagian tempat duduk. Terpaksa Tama memberikan kursi yang ia duduki sementara ia mengambil kursi di meja lain yang tidak terpakai.

"Thanks, Tama." Kata Yuli dan tentu saja seperti tidak didengar oleh Tama.

"Yul, Mas Bobby nggak jadi nikah. Dia habis putus sama tunangannya." Ujar Gina dan menambahkan kalau ia juga melihat momen putus mereka sampai-sampai Gina dikira petunor alias perebut tunangan orang dan hampir dilabrak.

Yuli sontak menatap prihatin Bobby, "Kalau begitu kayaknya lo harus balikin kartu nama yang pernah gue kasih karena gue harus cari klien yang potensial biar bisnis nggak bangkrut." Kata Yuli.

"Ngapain nyari klien segala? Ello aja yang nikah." Balas Bobby. Ternyata berita batalnya pertunangannya sudah tidak bisa disembunyikan lagi.

"Nikah sama siapa? Mas Bobby?" Yuli melambaikan tangan tanda menolak, "Ogah. Gue mau cari calon yang pasti-pasti aja, bukan yang ujung-ujungnya pehapein doang."

"Emang siapa yang pehape? Gue cuma menyelamatkan diri dari pernikahan yang bisa-bisa jadi toxic buat gue." Bela Bobby.

Uki ikut menimpali, "Perempuan memang begitu, Bang. Dikit-dikit salahin cowok dan mengklaim diri sebagai korban padahal mereka nggak tahu sebenarnya yang bermasalah itu keegoisan mereka. Iya, nggak?" Uki meminta persetujuan yang lain.

Tahu-tahu saja Bobby menganggukkan kepala tanda setuju dengan statement Uki.

"Lo putus juga sama Widya, Ki?" Tanya Ryan akhirnya karena merasa kalimat Uki barusan sangat bukan Uki yang biasa jika ia melontarkan kalimat-kalimat puitis.

Uki mengedipkan bahu, "Widya marah sama gue, katanya gue lebih perhatian sama gitar daripada sama dia. Asal tahu aja, Widya hampir ngebanting gitar gue kemarin. Belum gue marah, eh dia malah marah duluan." Jelas Uki dan mendapat tepukan di bahu oleh Ariel.

Widya adalah nama pacarnya, yang tidak menyukai hobi bermusik Uki padahal sebelum mereka berpacaran, Widya tidak masalah dengan itu. Namun lama-lama Widya merasa bahwa dirinya bukan prioritas Uki lagi. Puncaknya adalah kemarin Widya hampir saja membanting gitar mahal yang Uki beli dari uang hasil minjam dari Mbaknya. Belum lunas lagi.

"Makanya bro, lo pada mending enggak usah pacar-pacaran, yang ada bikin ribet aja. Pemikiran cewek itu susah ditebak tapi maksa mau ditebak, giliran kita salah tebak eh malah ngatain kita nggak peka. Padahal bukan kita yang nggak peka tapi mereka yang nuntut kita jadi dukun. Ibaratnya nih yah, kalau peneliti membedah otak perempuan, mereka nggak akan pernah tahu struktur otaknya saking kompleksnya pikiran perempuan. Jadi, mending kalian semua melajang selamanya." Kata Bobby. Sebenarnya ia mau mengeluarkan sebotol anggur tapi rasanya kurang pas karena ia sedang bersama dengan anak-anak awal dua puluhan.

Sing Me A Love Song (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang