Gina masih tidak habis pikir bagaimana bisa biaya perbaikan mobil Rangga bisa mencapai 11 juta. Seriously, itu cuma bumpernya saja yang diganti dan beberapa bagian yang diperhalus, maka wajar saja Gina sanksi kalau total biayanya bisa sampai belasan juta.Fix, Rangga pasti membodohinya.
Tepat seminggu setelah momen nahas itu, Gina kembali mendapat kejutan di minggu paginya. Bukan kejutan ulang tahun tapi entah kenapa cukup membuatnya kehilangan rasa kantuk seketika.
Andai saja kejutannya adalah Rangga menyesal karena meminta ganti rugi padanya karena Gina bukan satu-satunya yang salah tapi Rangga juga salah karena berhenti mendadak di hadapannya dan alhasil tabrakan itu tak terhindarkan lalu Rangga meminta maaf padanya dan melupakan semua yang terjadi.
Wow, skenario yang hebat.
Jika saja iya, Gina pasti akan sujud syukur dan menyembeli ayam 3 ekor sebagai perayaan.
Namun nyatanya tidak ada drama penyesalan maupun minta maaf oleh Rangga.
Yang ada adalah, Rangga menghubunginya pagi-pagi dan memintanya datang di bengkel langganannya karena bumper mobilnya sudah diganti dengan yang baru dan bagian-bagian yang lecet juga sudah diperhalus dan dicat ulang.
Dan bagian paling penting adalah saat Rangga bilang kalau biaya ganti rugi yang harus Gina bayar adalah 11 juta sekian.
Tentu saja Gina yang merasa dibodohi habis-habisan tidak tinggal diam. Ini namanya pemerasan.
"Ini cuma bumpernya aja yang diganti, kenapa bisa jadi 11 juta? Yang bener aja dong, Mas!" Gina protes kepada Rangga dan seorang karyawan bengkel yang menangani mobil Rangga.
Setelah menerima pesan Rangga tadi pagi, Gina buru-buru mandi. Gina adalah orang yang menghabiskan banyak waktu di kamar mandi. Dan sepanjang sejarah perjalanan hidupnya, tadi pagi ia hanya butuh 5 menit 12 detik saja di dalam kamar mandi.
Itu artinya, ia berhemat waktu kira-kira 9 menit 48 detik dari biasanya. Gina bahkan tidak yakin apakah nanti Gina harus berterima kasih kepada Rangga atau menyalahkannya karena membuatnya harus mempersingkat waktu mandinya.
"Ya, emang segitu. Dapat bumper ganti aja susah banget. Harus nunggu impor dari luar negeri. Secara ini mobil mahal dan langka. Komponennya nggak dijual bebas." Jawab salah satu karyawan bengkel bernama Frans. "Gue sih cuma melakukan sesuai dengan kemauan yang punya mobil, Mbak." Tambahnya lagi sambil mengedipkan bahu.
"Maksudnya apa tuh nanya begitu?" Akhirnya Rangga bersuara juga karena disinggung.
Gina kira Rangga masih masih betah menjadi patung.
"Maksudnya gue bohong demi uang 11 juta?" Rangga nyolot tidak terima. "Mobil gue ini mobil import dan langka. Nunggu bumpernya datang aja harus sampai nunggu beberapa hari. Dan lo seenaknya main nuduh-nuduh gue aja. Lagian apa untungnya gue bohong sih?" Rangga membela diri mendengar tuduhan Gina.
Kalau saja Gina tahu perjuangannya mendapatkan mobil itu, batin Rangga.
"Kalian selesaiin aja dulu berdua. Gue masih ada kerjaan lain, Bro." Kata Frans lalu menyodorkan kwitansi pada Gina.
Rangga hanya mengangguk lalu berterima kasih karena Frans sudah mengerjakan mobilnya dengan cepat.
Rangga dan Frans awalnya memang tidak sedekat sekarang, tapi Rangga yang memang rutin memeriksakan mobilnya di bengkel ini lambat laun lumayan dekat dengan Frans. Karena sejak awal memang Frans-lah yang selalu menghandle mobilnya.
Gina berkali-kali menggosok matanya. Barangkali matanya terhalang sesuatu makanya indera penglihatannya tidak bekerja maksimal.
Tapi berapa kalipun dia mencoba, angka yang tertulis tetap saja tidak berubah. Berarti matanya masih normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sing Me A Love Song (On Going)
Romance[16+] Second Project after Love Developer Blurb: Gina punya impian menjadi penyanyi terkenal setara dengan Isyana Sarasvati. Namun ia sadar bahwa menjadi penyayi bermodal pas-pasan: suara pas-pasan dan wajah pas-pasan, maka hasilnya tentu saja pas...