Chapter 12

312 42 2
                                    


Gina menajamkan pendengarannya tapi Rangga tidak kunjung menjawab. Namun diam berarti iya. Iya, Rangga kasihan pada Gina dan ia tidak suka mendengarnya.

Setiap orang pasti punya kesulitan mereka masing-masing, termasuk Gina. Tapi meski begitu, Gina tidak suka dikasihani dengan statusnya sebagai anak yatim. Toh sampai sekarang Gina bekerja dengan halal dan tidak pernah mengemis balas kasih orang lain. Lalu kenapa harus mengasihani Gina sedangkan Gina merasa hidupnya lebih dari baik-baik saja.

"Mas Rangga." Gina lantas melanjutkan langkahnya. Di ruang tamu ada Bobby dan Rangga yang tengah duduk di sofa.

Bobby yang pertama kali melihat Gina, "Gina! Lo belum pulang?" Tanyanya dengan wajah kaget sedangkan Rangga tidak menunjukkan ekspresi apapun.

"Saya ada perlu sama Mas Rangga." Ujar Gina lalu menatap Rangga yang langsung mendongakkan kepala.

"Saya mau minta KTP saya." Gina menengadahkan tangan di hadapan Rangga.

"Gue nggak bawa KTP lo, ketinggalan di rumah." Jawabnya datar seperti biasa. Bahkan tidak berani membalas tatapan Gina.

"Bentar. Gue bingung. Gimana ceritanya KTP lo bisa sama Rangga?" Bobby yang memang tidak mengerti hiruk pikuk yang dibicarakan Rangga dan Gina ikutan menimbrung.

"Seharusnya Mas Rangga bawa KTP saya karena sekarang saya nggak ada hutang apapun lagi. Semuanya lunas." Jelas Gina.

"Kalian lagi ngomongin apa sih?" Bobby menggaruk kepala.

"Iya." Sahut Rangga.

"Saya harap secepatnya Mas Rangga kembaliin KTP saya."

"Ada yang bisa jawab pertanyaan gue dulu?" Bobby mendesah.

"Hm."

"Permisi" Gina pamit lalu benar-benar pergi menyisakan Rangga yang mematung dan Bobby yang frustasi sambil mengacak rambutnya.

Gina kembali ke sini bukan untuk mendengar ada seseorang yang mengasihani hidupnya karena dia anak yatim dan tulang punggung keluarga, tapi untuk mengambil kembali KTP miliknya yang Rangga ambil sebagai jaminan.

Mau tahu bagaimana perasaan Gina saat mendengar Rangga mengasihaninya? Tentu saja tidak menyenangkan karena itu berarti Gina tidak lagi dipandang sebagai manusia melainkan suatu objek, tidak mampu atau lebih rendah sedangkan Gina hanya ingin terlihat kuat dan mampu setidaknya bagi orang-orang tertentu, termasuk Rangga.

Gina berlari menuruni tangga dengan cepat melewati Kiky dan beberapa karyawan Flip yang tengah bersiap menghias kafe dengan aneka macam dekorasi khas pesta ulang tahun.

"Lo mau pulang?"

Ternyata Rangga mengikutinya turun. Rangga langsung menghadang Gina yang baru keluar dari Kafe.

"Iya. Duluan yah!" Gina menghindar lalu melanjutkan langkah.

"Mau gue antar?" Lagi-lagi Rangga menghalanginya.

Gina menunjuk ke arah motor Yuli "Kebetulan saya bawa motor."

"Kamu naik motor?"

"Tenang, saya pastiin nggak bakalan lagi nabrak mobil siapapun." Kata Gina dengan penuh penekanan.

"..." Rangga diam.

"Duluan yah!" Gina pamit lalu memakai helmnya asal.

"Hm."

"Gina!"

"Ya?"

"Lo..." Rangga seperti ingin mengatakan sesuatu tapi tidak ia lanjutkan kalimatnya.

Sing Me A Love Song (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang